JATIM.TIMES– Ketegangan mewarnai Desa Tanjungsepreh, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan pada Rabu (4/6/2025), ketika puluhan warga turun ke jalan dan melakukan blokade terhadap akses utama di wilayah tersebut. Aksi ini merupakan puncak dari kekecewaan masyarakat terhadap kondisi jalan desa yang kian memburuk dan tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah.
Aksi blokade ini diinisiasi oleh berbagai unsur masyarakat, mulai dari perwakilan RT/RW, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), hingga tokoh masyarakat. Mereka mendesak perhatian langsung dari Bupati Magetan serta Dinas PUPR terhadap kerusakan parah di jalan utama Tanjungsepreh yang disebut-sebut menjadi korban ketidakadilan pembangunan infrastruktur.
Baca Juga : Termasuk di Jatim, Simak Ruas Tol yang Terapkan Diskon Tarif 20 Persen Selama 10 Hari
Jalan yang diblokade warga bukan sekadar akses lokal, melainkan jalur strategis menuju kawasan religi Pondok Pesantren Temboro serta destinasi wisata sekitar. Jalan tersbeut juga kerap dilalui kendaraan bertonase besar seperti truk ODOL (Over Dimension Over Loading), yang mempercepat kerusakan jalan.
Warga memasang barikade dan membatasi lalu lintas truk besar. Hanya kendaraan pengangkut hasil produksi lokal seperti tebu dan genteng yang diizinkan melintas. Setiap harinya tidak kurang 200 truk melewati jalan tersebut untuk muat tanah uruk ke pabrik plastik Nglames.
“Kalau desa-desa tetangga seperti Temboro dan Gulun bisa menikmati jalan mulus, kenapa di Tanjungsepreh hanya ditambal-tambal? Truk besar lewat terus, jalan makin hancur.,” ungkap Parno, Kepala Desa Tanjungsepreh.
Sementara itu Kepala Dinas PUPR Kabupaten Magetan, Muhtar, menyampaikan bahwa pihaknya sebenarnya telah mengupayakan perbaikan jalan. Namun, tingginya volume kendaraan berat membuat kondisi jalan cepat rusak kembali. “PUPR sudah berkoordinasi dengan UPTD dan para penambang. Penambang menyediakan material, kami siapkan aspal. Tapi karena traffic tinggi, ya cepat rusak,” jelas Muhtar.
Baca Juga : Rencana Operasional Kapal Cepat Banyuwangi-Denpasar Simpang Siur
Aksi warga Tanjungsepreh menjadi pengingat keras bagi pemerintah Kabupaten Magetan bahwa ketimpangan pembangunan bisa menyulut gejolak di akar rumput.
Menindak lanjuti. Keluhan warga tesebut, Hartono, Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan mengatakan pihak Dinas Perhubungan dan kepolisian akan secepatnya menggelar musyawarah dengan jajaran terkait lain serta para pemilik truk yang beroperasi di jalur tersebut agar segera memperoleh solusi terbaik untuk semua pihak.