free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

FPIK UB Siap Rebranding dan Go Internasional, Gebrakan Dekan untuk Tarik Minat Gen Z

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Dekan FPIK Universitas Brawijaya, Prof. Dr.Sc. Asep Awaludin Prihanto, S.Pi., M.P. (foto: istimewa)

JATIMTIMES – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) siap melakukan berbagai terobosan di bawah kepemimpinan dekan baru, Prof. Dr.Sc. Asep Awaludin Prihanto, S.Pi., M.P.. 

Usai resmi dilantik untuk masa jabatan 2025–2030 pada Selasa (10/6/2025) di Gedung Samanta Krida, Prof. Asep langsung menegaskan visi besarnya untuk membawa FPIK UB ke level yang lebih tinggi, mulai dari rebranding hingga internasionalisasi.

Baca Juga : Perang Iran-Israel Berdampak ke Berbagai Sektor di Jatim, DPRD Sebut Ada Peluang Positif

Prof. Asep menyoroti tantangan besar dalam menarik minat generasi muda, khususnya Gen Z, terhadap dunia perikanan dan kelautan. Menurutnya, salah satu alasan rendahnya peminatan calon mahasiswa terhadap program studi berbasis perikanan adalah karena citra yang dinilai kurang “keren” di mata Gen Z.

“Kami akan melakukan rebranding total, mulai dari penamaan fakultas, departemen, hingga program studi. Kami ingin tampil dengan gaya yang sesuai dengan karakter Gen Z. Bagus saja tidak cukup, kalau promosinya tidak mengena di hati mereka, tetap tidak akan dilirik,” ujar Prof. Asep, Senin, (16/6/2025).

Langkah ini dilakukan sebagai upaya menjawab tren bahwa generasi saat ini cenderung memilih jurusan dengan citra modern, dinamis, dan relevan dengan gaya hidup masa kini. Selain rebranding, FPIK UB juga tengah menyelesaikan evaluasi menyeluruh terhadap kurikulumnya. Upaya ini, yang sudah berjalan sejak tahun lalu, ditargetkan rampung tahun ini. 

“Kita menyiapkan lulusan untuk menjawab tantangan perikanan dan kelautan 10 hingga 15 tahun ke depan. Jadi kita harus mulai dari sekarang. Tahun ini, putaran evaluasi kurikulum sudah harus selesai tiga per empatnya,” jelas pria asli Jombang ini.

Prof. Asep menekankan pentingnya kurikulum yang memuat muatan kewirausahaan, agar lulusan tidak hanya terpaku pada karier sebagai ASN atau peneliti, yang peluangnya semakin sempit, tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja.

Gebrakan lain yang diusung Prof. Asep adalah memperkuat jejaring internasional FPIK UB, khususnya di lingkup ASEAN. “Kalau di Indonesia kita sudah cukup mapan, bersaing dengan IPB, Undip, atau Unair. Untuk naik kelas, kita harus lebih merekatkan diri dengan mitra luar negeri. Fokus kami saat ini ASEAN karena secara biaya dan jangkauan lebih realistis,” ungkap dekan yang merupakan lulusan Ritsumeikan University, Japan ini.

FPIK UB kini menjadi core member ASEAN Fisheries Education Network, posisi strategis yang akan membuka peluang kolaborasi lebih luas dan memperkuat daya saing internasional.

Baca Juga : Fashion Skena: Simbol Kebebasan dan Ekspresi Diri Anak Muda

Meski citra perikanan belum sepenuhnya menarik di mata calon mahasiswa, Prof. Asep menegaskan potensi karier di bidang ini sangat terbuka lebar, terutama di era perubahan iklim dan tantangan ketahanan pangan global.

“Kita sering guyon, kalau climate change makin parah, air makin banyak, justru perikanan yang makin relevan. Peluang wirausaha di bidang ini sangat besar, hanya perlu kita kemas supaya berbeda dari yang tidak bergelar S1,” ujarnya sambil tersenyum.

Data tracer study FPIK UB menunjukkan sekitar 60 persen lulusan telah bekerja di bawah satu tahun setelah lulus, kebanyakan di sektor swasta, industri, perbankan, atau teknisi.

Prof. Asep menyadari, meyakinkan Gen Z untuk melirik dunia perikanan bukan perkara mudah. Namun, ia optimistis dengan strategi baru FPIK UB, daya tarik fakultas ini akan meningkat, sejalan dengan upaya redefinisi profil lulusan yang lebih relevan dengan kebutuhan industri masa depan.

“Yang baik kalau tidak sesuai dengan kebutuhan pasar ya tetap tidak akan diambil. Tugas kami membuat perikanan dan kelautan jadi sesuatu yang keren, punya masa depan, dan relevan,” pungkasnya.