free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Posko SPMB Disdikbud Kota Malang Banjir Keluhan, Terbanyak Salah Penentuan Titik Domisili

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Posko SPMB di Disdikbud Kota Malang tahun 2025 (Anggara Sudiongko/MalangTimes)

JATIMTIMES – Sejak dibuka pada 10 Juni 2025, Posko Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang telah banyak menerima aduan dan keluhan dari para wali murid. Dari sekian banyak masalah yang muncul, salah penentuan titik jarak domisili menjadi persoalan paling dominan yang kerap dilaporkan. 

Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana SE MM, menjelaskan bahwa posko ini sengaja dibuka untuk membantu masyarakat yang kesulitan dalam proses pendaftaran SPMB secara daring, baik di posko pusat maupun di masing-masing sekolah. 

Baca Juga : Ratusan Ojol Jalani Pemeriksaan Kesehatan, Tiga Penyakit Ini Banyak Dikeluahkan

Ia membenarkan bahwa banyak wali murid yang memanfaatkan posko ini karena menemui kendala. "Banyak sekali permasalahan yang dialami wali murid. Tapi yang paling sering kami temukan adalah kesalahan penentuan titik jarak domisili, terutama bagi mereka yang mendaftar melalui jalur zonasi," terang Suwarjana, Jumat, (13/6/2025).

Suwarjana mengungkapkan peletakan titik yang kurang tepat oleh para orang tua sering terjadi. Beberapa wali murid sengaja meletakkan sistem dengan menentukan titik lokasi domisili yang lebih dekat dengan sekolah tujuan, meskipun alamat asli mereka berada di lokasi yang lebih jauh.

"Terkadang, masyarakat ini menitik jaraknya, misalnya rumah saya di RW 10 RT 3, tetapi malah dititikkan di RW 5 karena merasa lebih dekat. Ini yang kami temukan," ungkap Suwarjana.

Beruntung, Disdikbud Kota Malang telah menyiapkan tim verifikator yang sigap. Suwarjana menegaskan, "Alhamdulillah, tim kami ada verifikasi. Otomatis dengan verifikasi ini, pasti akan terdeteksi dan akan berstatus suspend. Meski demikian, ada juga yang masih tetap mencoba menitik di lokasi yang sama meskipun sudah di-suspend."

Meskipun begitu, pihaknya mengakui bahwa verifikator juga manusia biasa. Kemungkinan masih saja ada celah yang luput dari verifikasi. Namun, Suwarjana memastikan bahwa hal ini banyak ditemukan setelah proses seleksi ditutup.  Untuk itu, pihak Disdikbud tidak segan untuk melakukan diskualifikasi.

Baca Juga : Pemkot Batu Tambah Tiga Titik SPPG, Rencana Realisasi Tahun Ini

"Contohnya hari ini, kami juga mendiskualifikasi peserta karena ketahuannya setelah sistem kami tutup. Tidak mungkin kami mengubah sistem yang sudah ada karena akan merusak integritas. Jadi, kami diskualifikasi langsung dan kami akan tunjukkan buktinya kepada yang bersangkutan, 'Ini lho domisilimu, jaraknya segini, kok dititik di sini,'" tegas Suwarjana.

Selain masalah domisili, Suwarjana mengakui bahwa masih banyak orang tua yang belum sepenuhnya memahami sistem pendaftaran daring, mulai dari pembuatan akun hingga proses pendaftaran. Untuk itu, operator di Posko PPDB siap sedia membantu masyarakat yang mengalami kesulitan teknis.

"Untuk kendala teknis seperti server atau jaringan, Alhamdulillah semua aman. Kami sudah melakukan uji coba sebelumnya, jadi semua berjalan lancar," pungkas Suwarjana.