free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Wabup Malang Lathifah Panen Padi Hasil Penelitian PSR LPPM UM di Desa Sumberngepoh Lawang

Penulis : Tubagus Achmad - Editor : Yunan Helmy

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Wakil Bupati Malang Lathifah Shohib (dua dari kanan) bersama Ketua Pusat Sains dan Rekayasa LPPM UM Eli Hendrik Sanjaya (paling kanan) beserta tamu undangan saat melakukan panen padi hasil penelitian dari tim Pusat Sains dan Rekayasa LPPM UM di lahan pertanian padi Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Rabu (11/6/2025). (Foto: Dok. Istimewa)

JATIMTIMES - Wakil Bupati Malang Lathifah Shohib melakukan panen padi di lahan pertanian Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, yang merupakan hasil penelitian dari Tim Pusat Sains dan Rekayasa (PSR) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang (UM).

Penelitian yang dilakukan oleh tim PSR LPPM UM ini bertajuk "Pengembangan metode pertanian padi berkelanjutan menggunakan pupuk cair organik berbasis limbah lokal untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah Indonesia dan pencapaian SDG's". 

Baca Juga : Program Bersih Indonesia, DLH Kabupaten Malang Maksimalkan Bantuan dari AEPW

Panen padi tersebut dihadiri Ketua PSR LPPM UM Eli Hendrik Sanjaya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang Erny Fatma Setyoharini, Kepala Desa Sumberngepoh Sutarsik, perwakilan dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, perwakilan dari Kecamatan Lawang, serta para petani, praktisi pertanian dan mahasiswa UM. 

Lathifah pun mengapresiasi upaya tim PSR LPPM UM yang telah memilih lahan pertanian Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, untuk lokasi penelitian. Selain itu pihaknya  menyampaikan panen di lahan pertanian padi di Desa Sumberngepoh ini merupakan bukti dari kolaborasi semua pihak. 

"Kolaborasi ini menjadi contoh baik bagi sinergi lintas sektor mulai dari dunia akademik, komunitas, dan pemerintah daerah dalam mendorong transformasi pertanian Indonesia. Implementasi ini merupakan langkah konkret menuju pertanian yang ramah lingkungan, efisien dan berkelanjutan," ungkap Lathifah, Rabu (11/6/2025). 

Perempuan yang merupakan cucu dari salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri ini  mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang sangat menyambut baik atas proyek penelitian yang dilakukan oleh tim PSR LPPM UM terkait penggunaan pupuk cair organik yang berasal dari limbah lokal. 

"Adanya inovasi penggunaan pupuk cair organik berbasis limbah lokal ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi atas tantangan degradasi tanah dan ketergantungan terhadap pupuk kimia, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengelolaan limbah secara produktif dan bernilai ekonomi," jelas dia. 

Menurut Lathifah, ketika penggunaan pupuk organik cair berbasis limbah lokal ini dapat dikombinasikan dengan pupuk kimia dan dapat meningkatkan produktivitas padi serta menghasilkan beras sehat, maka hal ini akan memangkas penggunaan pupuk bersubsidi yang kerap kali jadi bahan pembicaraan para petani di Kabupaten Malang. 

"Tadi dari DTPHP Kabupaten Malang menyampaikan, kalau kita potong sampai 70 persen, berarti penggunaan pupuk bersubsidi semakin berkurang dan juga mengurangi anggaran. Intinya seperti itu," kata Lathifah. 

Lebih lanjut, pasca-melakukan panen, Lathifah bersama jajaran tamu undangan juga sempat merasakan beras sehat hasil dari padi yang ditanam oleh para petani Sumberngepoh. Terdapat dua jenis beras sehat yang disajikan, yakni beras wangi (baduy) dan beras sri sendani. 

Lathifah pun menyempatkan untuk memakan nasi yang dicampur dengan sayuran urap-urap, ikan asin, mendol, tahu tempe bumbu kuning, serta sambal dan kerupuk. Makannya pun di gubuk pinggir sawah yang menambah kenikmatan suasana makan bersama para petani Desa Sumnerngepoh. 

"Rasanya sama dengan beras-beras yang lain. Ini tergantung bibit yang ditanam. Kalau bibit yang ditanam bagus  ya kualitas dan hasilnya bagus," kata Lathifah. 

Baca Juga : Sidak Pasar di Surabaya, Mentan Pastikan Harga dan Pasokan Beras Terkendali

Sementara itu, Ketua PSR LPPM UM Eli Hendrik Sanjaya mengatakan, bahwa dalam proses penelitian dalam rangka pengembangan metode pertanian padi berkelanjutan menggunakan pupuk cair organik berbasis limbah lokal ini menggunakan lahan pertanian padi di Desa Sumberngepoh seluas 7.000 meter persegi. 

"Dari luas 7.000 meter persegi itu, kita bagi dalam beberapa petak untuk melakukan penelitian. Jadi ada petak yang menggunakan pupuk kimia 100 persen, ada yang menggunakan pupuk kimia 70 persen dan 30 persen pupuk organik cair, serta pupuk organik cair 100 persen. Ternyata produktivitas padi dalam menghasilkan beras jumlahnya hampir sama semuanya," jelas Eli. 

Selain itu, untuk waktu pelaksanaan penelitian akan berlangsung selama satu tahun yang dimulai sekitar Februari 2025 lalu. Hal itu dilakukan untuk melihat tingkat produktivitas tanaman padi selama menggunakan pupuk kimia 100 persen ataupun dikombinasikan dengan pupuk organik cair maupun pupuk cair di tengah musim kemarau dan musim hujan. 

"Kita melakukan penelitian ini selama satu tahun. Jadi kita akan melihat tingkat produktivitas padi di musim kemarau dan musim hujan," kata alumnus Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang ini. 

Akademisi yang menuntaskan program megisternya di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menyampaikan, untuk pupuk organik cair yang diimplementasikan di lahan pertanian padi di Desa Sumberngepoh ini menggunakan limbah lokal seperti limbah sayur. 

"Jadi untuk bahan baku pupuk organik cair ini kita menggunakan limbah sayur di Pasar Karangploso, itu limbah sayurnya kita masukkan ke dalam alat press, lalu keluar air yang kemudian kita campur dengan beberapa bahan dan jadilah pupuk organik cair untuk proyek penelitian ini," jelas Eli. 

Pihaknya menyebutkan, alasan pemilihan lahan pertanian Desa Sumberngepoh untuk lokasi penelitian ini dikarenakan pihak Pemerintah Desa Sumberngepoh maupun para petani mendukung penuh proyek penelitian yang dilakukan tim PSR LPPM UM. 

"Alasan pemilihan lahan pertanian di Desa Sumberngepoh ini dikarenakan baik pemerintah desanya maupun para petani mendukung penuh. Selain itu para petani di sini menuruti SOP yang telah kami buat dan tetapkan," pungkas Eli.