JATIMTIMES - Idul Adha kerap identik dengan konsumsi daging kurban yang melimpah, mulai dari sate, gulai, hingga tongseng. Di balik kelezatannya, perlu diingat pentingnya menjaga pola makan agar tak terjebak dalam risiko kolesterol hingga hipertensi tinggi.
Berikut ini JatimTIMES rangkum tips agar perayaan Idul Adha tetap sehat dari dosen hingga tenaga kesehatan.
Baca Juga : Bupati Sanusi Serahkan Sapi Kurban dari Presiden Prabowo di Donomulyo
Tips Sehat Ala Dosen sekaligus Dokter
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Dr. Wahyudi Widada, M.Ked menjelaskan Idul Adha memang waktu yang tepat untuk berbagi dan mempererat solidaritas, tapi harus diiringi dengan pola konsumsi yang sehat.
"Perayaan Idul Adha seharusnya jadi momen berbagi. Tapi sering kali malah memicu sifat rakus. Banyak orang justru lebih fokus menikmati daging dalam jumlah besar, bukan membagikannya secara merata," ujar Wahyudi dikutip laman resmi Unmuh Jember, Jumat (6/6/2024).
Ia menyoroti kebiasaan sebagian masyarakat yang bangga karena hewan kurbannya banyak, namun masih saja ada warga sekitar yang tak kebagian daging.
“Masjid-masjid sering membanggakan jumlah hewan kurban yang disembelih, tapi masih saja ada tetangga yang tidak kebagian atau justru mendapat dua kali,” jelasnya.
Wahyudi juga membandingkan pola konsumsi daging masyarakat Arab dan Indonesia. Menurutnya, orang Arab rata-rata mengonsumsi 1 kilogram daging kambing per minggu. Tapi yang mereka makan adalah daging tanpa lemak, sehingga tetap sehat.
Sementara di Indonesia, daging sering diolah menjadi hidangan berlemak tinggi seperti gulai, rawon, dan sate. “Di Indonesia, makanan daging biasanya diolah dengan banyak lemak. Belum lagi kebiasaan memanaskan makanan berulang kali, yang justru bisa meningkatkan risiko kesehatan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pemanasan makanan berulang, terutama yang mengandung santan, bisa menyebabkan perubahan kandungan menjadi radikal bebas.
“Santan yang awalnya baik untuk menurunkan kolesterol bisa berubah menjadi radikal bebas jika dipanaskan berulang-ulang,” tambahnya.
Terkait jenis daging, Wahyudi mengingatkan bahwa daging sapi memiliki kadar lemak lebih tinggi dibanding kambing. Artinya, risiko kolesterol juga lebih besar jika dikonsumsi berlebihan.
Meski begitu, bukan berarti umat Islam harus menghindari daging kurban. "Daging kurban adalah bagian dari keberkahan yang harus disyukuri. Tapi tetap harus bijak dalam mengonsumsinya," katanya.
Menurut Wahyudi, setiap orang memiliki kebutuhan dan batas konsumsi yang berbeda-beda. Untuk penderita hipertensi, misalnya, konsumsi daging harus sangat dibatasi.
“Orang dengan tekanan darah tinggi sebaiknya tidak makan lebih dari 5 tusuk sate. Tapi untuk ibu hamil dan menyusui, mereka justru membutuhkan asupan protein dan lemak lebih tinggi,” terangnya.
Ia menegaskan bahwa kunci menjaga kesehatan saat Idul Adha adalah pengendalian diri, bukan pantangan total.
Agar tetap sehat selama merayakan Idul Adha, Wahyudi menyarankan masyarakat tetap aktif bergerak dan menjaga pikiran tetap tenang. Ia juga menyarankan konsumsi suplemen alami seperti habbatussauda atau jintan hitam, yang menurutnya terbukti membantu menurunkan kadar kolesterol.
Ia juga mengingatkan soal pentingnya teknik memasak. Minyak goreng curah yang sudah digunakan berulang kali, sebaiknya tidak dipakai lagi karena berpotensi menimbulkan penyakit.
"Minyak goreng curah yang sudah digunakan lebih dari tiga kali sebaiknya dibuang. Itu bisa menjadi salah satu pemicu kanker," jelasnya.
Lebih dari sekadar makan daging, Wahyudi menekankan bahwa Idul Adha adalah ibadah yang sarat nilai sosial dan kemanusiaan.
"Jangan berlebihan. Ini perintah Allah agar semua orang bergembira, termasuk saudara kita yang berbeda agama. Mari jalankan ibadah ini dengan penuh hikmah dan kesehatan," tutup Wahyudi.
Tips Aman Hipertensi dan Kolesterol ala RSU Wajak Husada
Konsumsi daging secara berlebihan bisa memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari kolesterol tinggi hingga hipertensi. Oleh karenanya, menjaga pola makan sehat selama perayaan Idul Adha menjadi langkah penting agar tubuh tetap fit meski asupan daging meningkat.
Berikut sejumlah tips sehat yang bisa diterapkan agar perayaan Idul Adha tetap nikmat dan aman bagi kesehatan, sebagaimana dilansir dari laman resmi RSU Wajak Husada:
1. Pilih Makanan yang Lebih Sehat
Mulailah dengan memperhatikan apa yang dikonsumsi. Hindari makanan yang tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan garam. Sebagai gantinya, perbanyak makanan berserat seperti buah-buahan, sayuran, serta protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, dan kacang-kacangan.
Olahan seperti gulai, sate, atau tongseng boleh saja dikonsumsi, tapi tetap batasi jumlahnya. Jangan lupakan sayur sebagai penyeimbang.
2. Batasi Daging Merah
Daging kurban memang lezat, tapi tetap perlu dikontrol. Terutama daging merah berlemak, seperti bagian iga atau sandung lamur sapi.
Pilih potongan daging yang rendah lemak, dan buang bagian lemak yang terlihat sebelum dimasak. Mengolah dengan cara direbus atau dipanggang lebih disarankan ketimbang digoreng.
3. Tetap Bergerak Aktif
Jangan biarkan tubuh jadi pasif selama libur Idul Adha. Aktivitas fisik tetap penting untuk menjaga kesehatan jantung dan menstabilkan tekanan darah serta kolesterol.
Usahakan olahraga ringan minimal 30 menit sehari, seperti jalan kaki, bersepeda, atau senam. Ini sangat membantu menjaga metabolisme tetap aktif.
4. Jaga Berat Badan Ideal
Konsumsi berlebihan saat hari raya kerap menyebabkan kenaikan berat badan secara tiba-tiba. Untuk itu, penting menjaga porsi makan tetap terkontrol dan diimbangi aktivitas fisik.
Jika berat badan sudah berlebih, penurunan secara perlahan melalui pola makan seimbang dan olahraga akan lebih efektif ketimbang diet ekstrem.
5. Kurangi Asupan Garam
Baca Juga : Jangan Sampai Terlewat, ini Batas Waktu Penyembelihan Hewan Kurban Idul Adha
Selain lemak, garam juga punya andil dalam meningkatkan tekanan darah. RSU Wajak Husada menyarankan agar masyarakat mengurangi konsumsi makanan tinggi natrium seperti makanan olahan, camilan asin, atau bumbu instan.
Masak sendiri di rumah memberi kendali lebih terhadap jumlah garam yang digunakan. Ini penting untuk mencegah hipertensi.
Lebih lanjut, RSU Wajak Husada juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap tanda-tanda kolesterol tinggi. Gejalanya bisa berupa sering mengantuk, pegal-pegal di bagian tengkuk dan pundak, hingga nyeri dada.
Jika merasakan gejala-gejala tersebut, jangan tunda. Segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat, agar bisa mendapat penanganan yang cepat dan tepat.
Tips Olah Daging Kurban Aman Dikonsumsi Penderita Kolesterol ala RSI Unisma
Perayaan Idul Adha identik dengan hidangan berbahan dasar daging kurban seperti sapi dan kambing. Tapi bagi penderita kolesterol, momen ini bisa jadi tantangan tersendiri karena konsumsi daging merah berlebih berisiko memicu lonjakan kolesterol.
RSI Unisma pun membagikan sejumlah tips agar olahan daging kurban tetap sehat dan aman dikonsumsi, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat kolesterol tinggi.
Sebagaimana dilansir dari laman resmi RSI Unisma, kunci aman olahan daging untuk penderita kolesterol ada pada pemilihan bagian daging, teknik memasak, hingga pengaturan porsi. Simak rinciannya sebagai berikut:
1. Pemilihan Bagian Daging
Tidak semua bagian daging punya kadar lemak yang sama. Untuk sapi, disarankan memilih bagian has dalam (tenderloin), has luar (sirloin), atau bagian paha.
Sementara untuk kambing, bagian punggung dan paha lebih aman karena relatif lebih sedikit lemaknya. Hindari bagian seperti perut atau daging dengan lapisan lemak yang tampak jelas.
2. Buang Lemak Sebelum Dimasak
Sebelum mulai memasak, pastikan untuk memotong dan membuang bagian lemak yang menempel. Lemak inilah yang jadi sumber utama kolesterol jahat dan lemak jenuh dalam tubuh.
3. Masak dengan Cara yang Lebih Sehat
Cara mengolah daging juga menentukan kadar lemak akhir dalam hidangan. Merebus dan mengukus menjadi dua teknik yang paling direkomendasikan. Selain bisa mengurangi lemak, teknik ini juga mempertahankan nutrisi.
Memanggang juga bisa jadi pilihan, selama lemak yang meleleh dibuang dan tidak digunakan kembali.
4. Hindari Menggoreng
Menggoreng daging dengan minyak banyak justru menambah kandungan lemak dan kalori. Jika memang harus menggoreng, sebaiknya gunakan sedikit minyak sehat seperti minyak zaitun atau minyak kanola.
5. Gunakan Rempah untuk Tambah Rasa dan Manfaat
Selain memperkaya rasa, beberapa rempah juga punya manfaat bagi penderita kolesterol. RSI Unisma menyarankan penggunaan bawang putih, jahe, kunyit, dan ketumbar dalam masakan karena dikenal membantu menurunkan kolesterol.
6. Contoh Menu Sehat
Berikut resep sederhana daging kurban yang aman untuk penderita kolesterol:
Bahan:
• 500 gram daging sapi tanpa lemak
• 2 siung bawang putih (cincang)
• 1 ruas jahe (memarkan)
• 1 batang serai (memarkan)
• 2 lembar daun salam
• 1 liter air
• Garam dan merica secukupnya
Cara Memasak:
• Potong daging dan buang lemaknya.
• Rebus air hingga mendidih.
• Masukkan semua bahan, kecilkan api, lalu rebus hingga daging empuk.
• Sajikan dengan sayuran rebus sebagai pelengkap.
7. Tambahkan Sayuran
Sayuran seperti brokoli, wortel, bayam, dan kacang panjang bisa menjadi pelengkap yang ideal. Kandungan seratnya membantu menurunkan kadar kolesterol sekaligus menyeimbangkan nutrisi dalam piring makan.
8. Perhatikan Porsi
Walau daging sudah diolah secara sehat, konsumsi tetap perlu dibatasi. RSI Unisma menyarankan porsi sekitar 85 gram per kali makan, kira-kira seukuran telapak tangan.
9. Kombinasikan dengan Sumber Protein Lain
Untuk menjaga variasi dan keseimbangan gizi, RSI Unisma menyarankan agar konsumsi daging dikombinasikan dengan protein lain seperti ikan, tahu, tempe, atau kacang-kacangan.
10. Konsultasikan dengan Ahli Gizi
Bagi penderita kolesterol tinggi atau mereka yang memiliki kondisi medis khusus, konsultasi dengan ahli gizi atau dokter sangat disarankan sebelum menyusun menu daging kurban.
Dokter gizi juga bisa memberikan rekomendasi menu yang lebih spesifik sesuai kondisi kesehatan masing-masing penderita kolesterol atau hipertensi.
Demikian berbagai tips menjaga pola makan agar tak terjebak dalam risiko kolesterol dan hipertensi tinggi saat momen Idul Adha. Menjaga kesehatan selama perayaa bukan berarti tidak boleh menikmati hidangan khasnya. Namun kuncinya ada pada pengendalian diri dan keseimbangan antara asupan makanan, aktivitas fisik, serta pemeriksaan kesehatan rutin. Semoga informasi ini bermanfaat.