free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Mei 2025 Surabaya Deflasi 0,22 Persen, Ini Sederet Komoditas yang Jadi Pemicu

Penulis : Muhammad Choirul Anwar - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Perkembangan tingkat inflasi Kota Surabaya Mei 2025. (Foto: BPS Kota Surabaya)

JATIMTIMES - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya mencatat, pada bulan Mei 2025, terjadi deflasi bulanan (m-to-m) sebesar 0,22 persen di Surabaya. Sedangkan secara tahunan (y-on-y) Kota Surabaya mengalami inflasi sebesar 1,20 persen, dan inflasi tahun kalender (y-to-d) sebesar 0,91 persen.

"Deflasi (m-to-m) Mei 2025 merupakan deflasi ketiga di tahun 2025, dimana deflasi sebelumnya di bulan Januari dan Februari," ungkap Kepala BPS Kota Surabaya Arrief Chandra Setiawan, Selasa (3/6/2025).

Baca Juga : Siswa Kelas 9 MTsN 2 Kota Malang: Perjalanan Kelulusan dengan Sentuhan Sosial

Lebih lanjut, dia menyebut bahwa pada Mei 2025, kelompok makanan, minuman, dan tembakau kembali menjadi penyumbang/andil utama deflasi, yakni sebesar 0,29 persen. 

Dari sisi komoditas, cabai rawit menyumbang deflasi dengan andil sebesar 0,19 persen. Selanjutnya, bawang merah memiliki andil 0,05 persen terhadap deflasi umum. Kemudian, emas perhiasan, cabai merah dan daging ayam ras menyumbang deflasi dengan andil masing-masing 0,03 persen. 

"Penurunan harga pada komoditas pangan (cabai rawit, bawang merah, cabai merah, dan daging ayam ras) terutama disebabkan oleh melimpahnya stok yang ada di pasar sehingga menekan harga jual," jelas Arrief.

Adapun deflasi pada emas perhiasan dipengaruhi oleh koreksi teknikal akibat penurunan tarif impor antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, data inflasi AS yang rendah, spekulasi penurunan suku bunga oleh The Fed, dan meningkatnya minat risiko investor turut menekan harga emas.

Di sisi lain, kelompok transportasi menjadi penyumbang utama andil inflasi pada Mei 2025. Komoditas utama pada kelompok ini yang memberikan andil inflasi adalah angkutan udara sebesar 0,09 persen dan mobil 0,01 persen.

"Angkutan udara mendorong terjadinya inflasi. Kenaikan tarif terjadi disebabkan kenaikan biaya perawatan pesawat dan kembalinya tarif angkutan udara ke harga normal setelah berakhirnya masa diskon," paparnya.

Baca Juga : Truk Rem Blong Sebabkan Laka Maut di Exit Tol Purwodadi, Korban Dilarikan ke Tiga RS

Selain dua komoditas pada kelompok transportasi, sejumlah komoditas juga menyumbang inflasi di antaranya beras, tarif pulsa ponsel, tomat, dan telur ayam ras.

Kenaikan harga beras, tomat dan telur ayam ras dipicu oleh berkurangnya pasokan, dan kenaikan biaya produksi (pakan ternak), sedangkan permintaan meningkat menjelang hari besar keagamaan (Idul Adha). Kenaikan harga ini mencerminkan fluktuasi musiman yang umum terjadi pada komoditas pangan.

"Untuk tarif pulsa ponsel mengalami inflasi akibat efek bounce back, yaitu kembalinya tarif ke harga normal setelah berakhirnya masa diskon (tarif pulsa ponsel)," pungkas Arrief.