free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

SMA Dempo Gelar Art Festival dan Pameran Kewirausahaan, Penutup Tahun Ajaran 2024/2025

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Foto bersama siswa SMA Dempo usai menampilkan pertunjukan sendratasik berjudul Lutung Kasarung. (Foto: istimewa)

JATIMTIMES - SMA Katolik St Albertus Malang, yang lebih dikenal dengan nama Dempo, kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung kreativitas dan jiwa kewirausahaan siswa. Pada Sabtu (31/5/2025), sekolah di Jl. Talang No.1, Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, itu menggelar agenda tahunan berupa Art Festival XIII dan Pameran Kewirausahaan, sebagai kegiatan penutup tahun ajaran 2024/2025.

Acara digelar dalam dua sesi. Sesi pertama berlangsung pukul 15.00 hingga 16.30 WIB, menampilkan pameran seni rupa, desain produk, dan karya kewirausahaan siswa. 

Pameran seni rupa siswa SMA Dempo. (Foto: istimewa)

Pameran seni rupa siswa SMA Dempo. (Foto: istimewa)

Baca Juga : Pertama di Malang Raya! Poli Psikologi Hadir di Klinik Pratama Berkat Kolaborasi PMI dan ISJ

Di ruang-ruang yang disulap menjadi galeri, pengunjung dapat menikmati lukisan, desain kemasan kreatif, serta produk fesyen seperti kaos dan tote bag dengan sentuhan khas identitas Dempo. 

Tidak hanya itu. Tersedia juga stan makanan yang menawarkan beragam kreasi kuliner bertema streetfood Asia. Mulai dari makanan Korea hingga jajanan kaki lima khas Jepang dan Thailand.

ā€œPameran ini menjadi bukti bahwa siswa tak hanya belajar teori, tapi juga mampu menciptakan karya nyata yang bisa dinikmati publik,ā€ ujar salah satu guru penanggung jawab kegiatan.

Pameran desain produk siswa SMA Dempo. (Foto: istimewa)

Pameran desain produk siswa SMA Dempo. (Foto: istimewa)

Sesi kedua, yang dimulai pukul 17.00 dan berakhir pukul 20.00 WIB, menampilkan pertunjukan sendratasik, yaitu seni drama, tari, dan musik yang dipadukan dalam satu panggung pertunjukan. Tahun ini, cerita rakyat Lutung Kasarung menjadi pilihan tema, dibawakan dengan gaya artistik modern namun tetap menghormati unsur tradisi. Naskah dan aransemen awal disusun oleh para guru seni budaya, lalu dikembangkan dan dipentaskan dengan penuh semangat oleh siswa-siswi Dempo.

Pertunjukan ini juga menampilkan segmen khusus fashion show batik, di mana seluruh desain batik dan penampilan panggung dikerjakan oleh siswa sendiri, mulai dari sketsa, pola, hingga pewarnaan dan penjahitan. Kolaborasi ini menjadi bukti konkret integrasi antara seni visual, desain, dan performatif.

Para siswa SMA Dempo juga menawarkan stan makanan beragam kuliner Asia, salah satunya dimsum. (Foto: istimewa)

Para siswa SMA Dempo juga menawarkan stan makanan beragam kuliner Asia, salah satunya dimsum. (Foto: istimewa) 

Baca Juga : Tony Tony Chopper Resmi Hadir di Live-Action One Piece Season 2 Netflix

Mengangkat tagline ā€œIndahnya Jiwa tak Butuh Jelma,ā€ pertunjukan ini menyuarakan pesan penting bagi generasi muda bahwa keindahan sejati tidak terletak pada penampilan fisik, melainkan pada karakter dan isi hati seseorang. Pesan ini disampaikan secara kuat melalui dialog, gerakan tari, dan penggambaran konflik dalam cerita.

Kepala Sekolah SMA Katolik St. Albertus, Br. Antonius Sumardi, O.Carm., menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini mencerminkan pendekatan pendidikan yang holistik. ā€œKami ingin siswa tidak hanya unggul secara akademis, tapi juga mampu mengekspresikan nilai-nilai kemanusiaan dan budaya melalui karya mereka,ā€ ujarnya.

Acara ini dihadiri oleh orang tua siswa, alumni, hingga masyarakat umum. Banyak yang mengapresiasi bagaimana sekolah mampu menjembatani seni, budaya, dan kewirausahaan dalam satu wadah kegiatan yang edukatif dan menghibur. Bagi yang tidak dapat hadir langsung, pihak sekolah juga menyediakan tayangan live streaming, sehingga pertunjukan bisa diakses dari mana saja.

Untuk diketahui, Art Festival dan Pameran Kewirausahaan merupakan salah satu keunggulan hasil pembelajaran di SMA Dempo. Kegiatan ini bukan hanya selebrasi akhir tahun ajaran, tapi juga bertujuan sebagai panggung menyuarakan gagasan, identitas, dan semangat generasi muda. Lewat karya dan panggung, siswa Dempo membuktikan bahwa masa depan mereka bukan hanya ditentukan di ruang kelas, tapi juga di arena kreasi.