JATIMTIMES - Setelah sepekan hilang diseret derasnya arus selokan di Desa Kalipucung, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, nasib MA, balita 1 tahun 10 bulan, akhirnya terungkap. Bocah malang itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di tepian Sungai Brantas, wilayah Tulungagung, Sabtu (24/5/2025) sore. Tubuh mungilnya tersangkut di antara semak dan sampah, sekitar 40 kilometer dari titik awal ia dilaporkan hilang.
Penemuan jasad MA sontak mengundang duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tapi juga tim pencari gabungan yang selama tujuh hari terakhir menyisir sungai dan saluran air demi menemukan jejaknya. Kasi Humas Polres Blitar, Iptu Samsul Anwar, membenarkan kabar penemuan tersebut. Ia menyebut jasad korban ditemukan mengapung di kawasan timur Jembatan Ngujang 1, masuk wilayah Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung.
Baca Juga : Sekda Baru dalam Proses: Regenerasi Birokrasi Kabupaten Blitar Dimulai
āKorban ditemukan tak bernyawa di tepian Sungai Brantas wilayah Tulungagung. Proses evakuasi dilakukan oleh tim SAR dan langsung dibawa ke RSUD dr Iskak Tulungagung untuk pemeriksaan lebih lanjut,ā terang Iptu Samsul saat dikonfirmasi, Minggu (25/5/2025).
Informasi penemuan jenazah bermula dari laporan seorang warga bernama Yasin, yang saat itu tengah mencari rumput di Dusun Ngipik, Desa Bangoan. Ia mencurigai adanya benda mengapung mirip tubuh manusia di sungai. Kecurigaannya itu lalu disampaikan ke Kepala Dusun setempat, Jaat Prasetyo. Mereka berdua kemudian memastikan benda tersebut memang jasad balita laki-laki.
āSetelah memastikan, kami langsung melaporkan ke Polsek Kedungwaru, lalu diteruskan ke Basarnas,ā ungkap Kapolsek Kedungwaru, AKP Sumaji.
Tim gabungan dari Unit Siaga SAR Malang, BPBD, Inafis, dan relawan segera bergerak. Koordinator Unit Siaga SAR Malang, Yoni Fariza, menyatakan jasad bocah tersebut ditemukan dalam keadaan tersangkut carang-carang di tepian sungai.
āKondisi korban masih bisa dikenali oleh pihak keluarga, meski sudah hampir seminggu hanyut,ā terang Yoni.
Hasil identifikasi oleh keluarga dan tim Inafis Satreskrim Polres Tulungagung memastikan bahwa jenazah tersebut adalah MA, balita asal Dusun Sumberbuntung, Desa Kalipucung, Kecamatan Sanankulon, Blitar. Setelah proses administrasi selesai, jenazah langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
Kematian tragis MA berawal dari kejadian pada Minggu (18/5/2025) sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu, bocah tersebut bermain air hujan bersama keponakannya di samping rumah. Di bawah pengawasan ibunya, mereka bermain di aliran air kecil yang keluar dari grojokan. Namun saat sang ibu lengah sebentar ke dapur, MA diduga berjalan ke arah selokan yang tengah dialiri arus deras, lalu terseret dan menghilang tanpa jejak.
Sejak saat itu, operasi pencarian digelar besar-besaran. Tim SAR gabungan menyisir setiap aliran air yang diduga menjadi jalur hanyutnya korban. Sayangnya, proses pencarian terkendala oleh banyaknya penghalang seperti ranting pohon, bambu, serta tingginya debit air Sungai Brantas.
Baca Juga : Polisi Selidiki Dugaan OTK Pelempar Batu Hingga Rusak Mobil di Pakis, Imbau Korban Segera Melapor
āKontur sungai yang dalam dan arus yang deras jadi kendala utama kami di lapangan. Tapi akhirnya korban ditemukan meski dalam kondisi tidak bernyawa,ā kata Yoni dengan nada sedih.
Dengan penemuan ini, operasi SAR resmi dihentikan pada hari ketujuh, sesuai batas maksimal pencarian. Tragedi ini sekaligus menjadi peringatan bagi para orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap anak-anak, terutama saat bermain di dekat sumber air.
Meski aparat belum menemukan unsur pidana dalam kasus ini, pihak kepolisian tetap mengimbau masyarakat agar lebih memperhatikan keamanan lingkungan, khususnya soal saluran air yang tidak berpagar atau tidak tertutup rapat.
āKeselamatan anak-anak adalah tanggung jawab bersama. Jangan anggap sepele saluran air, apalagi saat musim hujan,ā tutup Iptu Samsul.