JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menggiatkan upaya pencegahan tindak kriminalitas, terutama pencurian kendaraan bermotor (curanmor). Salah satu langkah yang tengah digencarkan adalah dengan mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan (siskamling) di tingkat rukun warga (RW).
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya M. Fikser,l mengatakan bahwa langkah ini merupakan bentuk respons terhadap maraknya kasus curanmor yang terjadi di beberapa wilayah Kota Pahlawan.
Baca Juga : Bupati Sanusi Berangkatkan 1.371 Jemaah Haji Kabupaten Malang
"Sudah banyak kampung yang mulai menerapkan siskamling karena kesadaran warga meningkat akibat kejadian yang berulang. Warga mulai terlibat aktif dalam menjaga lingkungannya," kata Fikser.
Namun, Fikser mengakui bahwa keterbatasan sumber daya menjadi tantangan. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya terus berupaya memperkuat akses komunikasi darurat melalui layanan Command Center 112 agar langsung terhubung dengan kepolisian melalui nomor 110.
"Hal ini kami lakukan agar saat ada kejadian, masyarakat bisa langsung menghubungi kami dan aparat dapat bergerak cepat ke lokasi," jelas dia.
Untuk memperkuat sistem keamanan warga, Fikser mengungkap Pemkot Surabaya juga tengah menyusun standar operasional prosedur (SOP) untuk pos kamling berbasis kolaborasi bersama pihak kepolisian dan TNI. Konsep ini mengadopsi pendekatan āKampung Tangguhā yang sempat sukses saat pandemi covid-19.
"Jadi, kita adopsi seperti dulu waktu covid-19. Ada Kampung Tangguh bisa menangani berbagai permasalahan di kampung," ungkapnya.
Fikser menegaskan bahwa Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah menginstruksikan agar penguatan Kampung Tangguh bisa digerakkan secara bertahap, dimulai dari 500 RW sebagai pilot project. "Total ada sekitar 1.300 RW di Surabaya. Target awalnya 500 RW terlebih dulu agar pengawasan dan evaluasi bisa maksimal," jelasnya.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pendekatan berbeda untuk wilayah yang sudah membentuk klaster keamanan mandiri. Wilayah semacam itu akan diarahkan untuk mengembangkan program Kampung Madani yang juga mencakup pengelolaan sampah dan solidaritas sosial.
āKami tidak hanya mendorong warga mengaktifkan Siskamling, tapi juga melakukan monitoring dan evaluasi berkelanjutan,ā tegas Fikser.
Baca Juga : Porprov IX Jawa Timur, Disporapar Kota Malang Target Raih 4 Sukses
Sementara itu, Camat Pabean Cantian Surabaya Muhammad Januar Rizal menyebutkan bahwa di wilayahnya beberapa kali terjadi kasus curanmor. Berdasarkan data, pada 2024 tercatat 34 kasus curanmor dan 18 kasus pada Januari-Mei 2025.
"Untuk mencegahnya, kami rutin berkoordinasi dengan tiga pilar, yaitu Kapolsek, Danramil, dan perangkat wilayah seperti RT/RW. Setiap malam warga di RW mulai aktif menjaga lingkungan," ujar Rizal.
Ia juga menekankan pentingnya program wajib lapor bagi tamu 1x24 jam serta pemasangan CCTV di titik-titik rawan. Monitor CCTV diletakkan di balai RW agar dapat dipantau warga. āCCTV bukan hanya alat dokumentasi pasca kejadian, tapi juga alat pencegahan dini. Gerak-gerik mencurigakan bisa langsung dipantau,ā katanya.
Mengenai pemasangan portal di pintu masuk kampung, Rizal mengatakan hal itu harus melalui musyawarah RT/RW karena harus memperhatikan aspek darurat seperti akses kendaraan pemadam kebakaran. āPrinsipnya untuk keamanan, tapi jangan sampai mengganggu mobilitas warga,ā ujarnya.
Menurut Rizal, kunci keberhasilan mencegah curanmor adalah komitmen bersama antara pemerintah dan warga. āYang paling penting adalah komitmen dari RT, RW, lurah, camat, dan tiga pilar keamanan untuk menjaga kampung masing-masing. Partisipasi aktif warga sangat penting,ā pungkasnya.