JATIMTIMES - Ladang Bunga Matahari di Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu ramai pengunjung. Bunga matahari yang bermekaran digemari penyuka swafoto dan menjadi wisata musiman dalam beberapa pekan terakhir. Apalagi saat musim libur, jumlah pengunjung bisa meningkat hingga ratusan orang per hari.
Pengelola Ladang Bunga Matahari di Desa Pandanrejo, Intaia Azizah, mengungkapkan jika dalam sehari bisa mencapai 100 orang. Jumlah kunjungan juga meningkat saat akhir pekan dan libur panjang.
Baca Juga : Mistik Jawa: Roh, Dewa, dan Islam yang Menyatu
"Sehari 100-an orang. Bahkan saat libur panjang Waisak kemarin sampai 200-300 orang," ungkapnya saat ditemui JatimTIMES, belum lama ini.
Perempuan yang disapa Intan itu menyampaikan, wisatwan juga datang dari luar daerah. Seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kebanyakan melirik wisata Bunga Matahari karena viral di media sosial.
Intan menyebut, ladang bunga yang dikelolanya merupakan usaha keluarga di samping adanya kafe. Ladang bunga matahari yang dipanen untuk bunga potong dan untuk wisata dibedakan.
Bunga matahari yang sudah cukup tinggi akan dibabat dan diganti bibit baru yang ditanam kembali. Sehingga wisata bunga matahari dialihkan ke ladang yang lain.
"Proses pembersihan biasanya akhir tahun. Butuh waktu empat bulan masa tanam. Dalam satu lahan setahun 3-4 kali, itupun jarang kami 2-3 maksimal," tambahnya.
Pihak pengelola bekerja sama dengan pemerintah desa untuk penyediaan lahan parkir saja di Rest Area. Sedangkan ladang bunga matahari tetap milik pribadi. Total luas dua lahan yang dimiliki sekitar 300 meter persegi dan 900 meter persegi.
Baca Juga : Sudah ada 143 Pekerja Kena PHK di Kota Batu Tahun Ini
Untuk kebutuhan wisata, pengunjung dikenakan tarif 20 ribu untuk karcis masuk. Pengunjung juga mendapatkan satu bunga matahari potong yang disiapkan untuk properti foto. Sejumlah fasilitas seperti kostum, topi, dan tikar piknik juga disewakan sengan hitungan jam.
"Kalau topi Rp 5.000 per topi, ada paket piknik tikar, botol minuman, buah, Rp 50 ribu, kalau baju per 30 menit 20 ribu," sebutnya.
Di samping pengelolaan wisata, pihaknya juga melakukan perawatan. Dibutuhkan perhatian lebih saat masa pancaroba seperti saat ini. Di mana curah hujan tinggi berpengaruh pada rusaknya bunga.
"Perawatan juga perlu pupuk. Kalau hujan batang bisa busuk, kadang bunga berbintik. Padahal sekali tanam diambil sekali berbunga, kalau musim biasanya ukurannya lebih tinggi," imbuh Intan.