JATIMTIMES - Dalam rangka meningkatkan pemahaman perkembangan perekonomian nasional dan kinerja LJK wilayah Sekarkijang, OJK Jember menyelenggarakan kegiatan Evaluasi Kinerja BPR/BPRS Semester II 2024 dan Evaluasi Kinerja LKM/LKMS Triwulan 1 2025, Kamis (22/5/2025) di Aula Utama Raya Situbondo. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai sarana sharing dan diskusi dengan Dewan Komisaris dan Direksi sekaligus menyampaikan evaluasi kinerja BPR/S serta LKM/S.
Selain itu, melalui kegiatan tersebut diharapkan peserta dapat mengetahui perkembangan terkini kinerja LJK di wilayah Sekarkijang dan memiliki wawasan agar industri BPR/S serta LKM/S di wilayah Sekarkijang lebih berdaya saing dan semakin berkontribusi bagi perekonomian dan masyarakat.
Baca Juga : Program Banyuwangi Hijau Diluncurkan, Upaya Perluas Cakupan Layanan Pengelolaan Sampah
Hadir dalam kegiatan evaluasi kinerja BPR/BPRS Semester II 2024 dan evaluasi kinerja LKM/LKMS Triwulan 1 2025, 36 BPR/S di wilayah Kantor OJK Jember yang terdiri dari 72 Dewan Komisaris dan Direksi BPR/S, serta Ketua Perbarindo Jember dan Banyuwangi. Selain itu kegiatan tersebut juga diikuti oleh 7 LKM/S di wilayah Kantor OJK Jember yang terdiri dari 14 Komisaris dan Direksi LKM/S.
Dalam kesempatan itu Kepala OJK Jember, Mohammad Mufid, menyampaikan beberapa hal diantaranya perkembangan perekonomian nasional, dan perekonomian Sekarkijang, serta pentingnya memperkuat sinergi dan harmonisasi dengan stakeholder Sekarkijang untuk meningkatkan kinerja dan mengembangkan perekonomian daerah.
"Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa Kinerja BPR/BPRS di Sekarkijang per 31 Desember 2024 menunjukkan pertumbuhan positif dengan total aset Rp2,61 triliun (tumbuh 0,91%), Dana Pihak Ketiga Rp1,91 triliun (tumbuh 0,49%), dan kredit Rp1,86 triliun (tumbuh 2,33%), dengan penyaluran kredit BPR/BPRS kepada UMKM mencapai 81% dari total kredit (45% usaha mikro, 19% usaha kecil, 17% usaha menengah).Rasio LDR mencapai 97,19% (naik dari 95,44% pada Desember 2023), sementara NPL berada di level 12,77%," ujar Mufid panggilan akrab Kepala OJK Jember.
Tidak hanya itu, Mufid juga menjelaskan bahwa kinerja LKM konvensional berbadan hukum PT di wilayah kerja OJK Jember memiliki aset sebesar Rp44,95 miliar (turun 4,42% YoY), simpanan Rp15,83 miliar (tumbuh 2,57%), dan pinjaman Rp36,74 miliar (tumbuh 0,03%).
"Sedangkan LKMS berbadan hukum koperasi mencatat aset sebesar Rp12,84 miliar (tumbuh 0,72%) dan pinjaman Rp1,99 miliar (tumbuh 11,01%). LKMS di wilayah ini merupakan Bank Wakaf Mikro yang tidak melakukan penghimpunan dana," jelasnya.
Sementara itu, Inggit Mawarsih PS selaku salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut, memaparkan terkait tren pertumbuhan kinerja BPR/S dan LKM/S serta terkait sebaran penyaluran kredit di lima kabupaten wilayah Sekarkijang.
Baca Juga : Gelar RUPST, Bank Jatim Angkat Winardi Legowo Sebagai Calon Direktur Utama
"Kredit di lima kabupaten wilayah Sekarkijang ini masih didominasi oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran serta sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan, sejalan dengan potensi ekonomi wilayah yang berbasis pada perdagangan dan pertanian. Sejalan dengan hal tersebut kredit bermasalah tertinggi berada pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran," ungkap Inggid.
Selain itu, Inggit juga memaparkan jika OJK terus mendorong lembaga keuangan mikro untuk menerapkan manajemen risiko yang baik serta melakukan pengawasan dan pembinaan untuk meningkatkan tata kelola, efisiensi operasional, dan permodalan.
"Pada Kegiatan ini OJK Jember juga mengundang pemateri eksternal dari INALEAD untuk membawakan materi "Transformational Leadership" sebagai bentuk pendekatan kepemimpinan yang berfokus pada perubahan positif dan pengembangan individu dalam tim yang tidak hanya dapat memotivasi dan menginspirasi anggota tim, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan kolaborasi," paparnya.