JATIMTIMES - Persiapan sarana dan prasarana (sarpras) Sekolah Rakyat (SR) di Kota Batu dikebut. Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) akan memulai rehabilitasi pada UPT Panti Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak (PPSPA) Bima Sakti pekan depan.
Sebagaimana diberitakan, UPT PPSPA ditetapkan menjadi lokasi Sekolah Rakyat di Kota Batu. Kepastian itu setelah lampu hijau dari kunjungan Pemprov Jatim beberapa waktu lalu.
Baca Juga : 7 Spot Instagramable di Malang untuk Liburan Long Weekend, Dijamin Estetik
Plt Kepala UPT PPSPA Bima Sakti Batu Yudho Kisworo mengatakan, sebenarnya seluruh fasilitas yang ada di dalam panti sudah siap mencapai 90 persen. "Untuk perbaikan gedung dilakukan untuk memenuhi standar sekolah rakyat sesuai arahan pemerintah pusat. Karena pasti ada standar tersendiri," katanya, Jumat (9/5/2025).
Yudho menyebut, hampir seluruh titik akan direnovasi, mulai dari ruang kelas, dapur, asrama hingga rumah dinas untuk guru. UPT PPSPA memiliki luas 9,7 hektar. Di dalamnya sudah memiliki berbagai fasilitas penunjang pembelajaran hingga asrama untuk siswa.
Sementara itu, kapasitas asrama dalam panti petirahan mencapai 300 orang. Dengan rincian per kamar mampu menampung 6-8 orang. Hanya saja, seluruh fasilitas itu memang tak aktif digunakan sepenuhnya. Sehingga, proses renovasi perlu dilakukan.
Setiap bulan program petirahan memiliki sekitar 50 siswa aktif. Mereka juga menggunakan seluruh fasilitas yang ada. Namun, jika Sekolah Rakyat angkatan pertama akan menampung 150 orang, maka perbaikan fasilitas akan dilakukan.
"Ada penambahan laboratorium komputer, perpustakaan, lab bahasa," katanya.
Baca Juga : Ratusan Pelanggan Perumdam Among Tirto Kota Batu Terdampak Penurunan Debit Sumber Mata Air
Fasilitas itu akan memanfaatkan beberapa ruangan yang tidak terpakai. Seperti aula pertemuan hingga ruang kosong yang sebelumnya belum dimanfaatkan. Ada pula pembangunan ruang kelas yang dibuat dua lantai.
Kondisi ruang kelas di petirahan sebelumnya hanya berasal dari bangku kayu. Sementara nantinya, akan diganti dengan bangku yang lebih representatif. Sehingga, siswa diharapkan bisa belajar dengan kondisi nyaman. "Termasuk rumah dinas kami sudah punya tujuh bangunan untuk tempat tinggal guru," tegasnya.
Ia menegaskan jika proses rehabilitasi ditarget tuntas sebelum bulan Juli mendatang. Target itu dinilai memungkinkan, lantaran hanya dilakukan beberapa pemolesan saja. "Nanti untuk panti petirahan anak kami tutup permanen jika sekolah rakyat sudah berjalan," tandasnya.