free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Sejumlah Titik Terjadi Penurunan Debit, Perumdam Among Tirto Kota Batu Kaji Sumber Mata Air Baru

Penulis : Prasetyo Lanang - Editor : Dede Nana

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Perumdam Among Tirto Kota Batu.(Foto: Prasetyo Lanang/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Sejumlah titik sumber mata air yang jadi suplai Perumdam Among Tirto Kota Batu mengalami penurunan debit air. Hal ini menyebabkan perusahaan daerah penyalur air itu harus melakukan efisiensi. Perumdam juga menyasar satu sumber air baru.

Perumdam Among Tirto mendata, penurunan sumber mata air terbanyak di Sumber Darmi yang ada di Desa Oro-oro Ombo. Debit air Sumber Darmi yang semula mencapai 42 liter per detik mengalami penurunan sekitar 10 liter per detik. Artinya, kini debit air di sana menjadi 32 liter per detik.

Baca Juga : 5 Cara Membuat Ramuan Lidah Buaya untuk Maag yang Paling Efektif

Akibat penurunan itu, auplai air bersih ke pelanggan di Oro-oro Ombo terhambat. Untuk menambah kapasitas aliran ke warga, satu sumber air baru jadi target untuk dikelola. Yakni Sumber air Coban Pitu Pujon Kabupaten Malang.

Kasi Perencanaan dan Pengembangan Teknik Perumdam Among Tirto Kota Batu Wahyudin mengatakan, upaya menambah sumber mata air baru di sumber Coban Pitu di Pujon, Kabupaten Malang tengah dikaji.

"Karena debit air di sumber Coban Pitu cukup potensial. Rata-rata debit airnya mengalir mencapai 95 liter per detik," jelasnya saat dikonfirmasi, belum lama ini.

Sumber air itu dipilih karena belum pernah digunakan perusahaan air minum manapun. Sehingga, dirasa cukup untuk membantu suplai ke Kota Batu. Namun, suplainya tidak digunakan seluruhnya, pihak Perumdam Among Tirto Kota Batu bekerja sama dengan Kabupaten Malang.

"Nanti kerja sama, setidaknya 50 liter per detik untuk menyuplai ke daerah yang kekurangan. Yakni ke Desa Oro-Oro Ombo. Tujuannya, agar suplai air di 800-1.000 rumah tinggal bisa kembali normal," tutur Udin, sapaannya.

Udin menyebut, usulan itu masih dalam tahap komunikasi. Udin belum bisa memastikan jika tambahan sumber mata air akan terealisasi tahun ini juga. "Sembari kami tetap mengimbau masyarakat untuk tetap hemat dalam menggunakan air. Mengingat kondisi debit sumber mata air kian terus menurun," tambahnya.

Menurut Pjs Direktur Perumdam Among Tirto Ikhwan Hadi, menurunnya debit air berdampak pada suplai air bersih ke masyarakat. Sehingga, selain upaya menambah sumber suplai air, saat ini pihaknya tengah melakukan upaya efisiensi. Salah satunya dengan skema rekayasa air agar bisa lebih merata.

Baca Juga : Madura Sebelum Meledak: Sketsa Awal Pemberontakan Trunajaya  (1670–1672)

"Kami berlakukan tarif progresif untuk menghemat penggunaan air," ujarnya, terpisah.

Skema itu diberlakukan dengan mendata ulang pelanggan menurut klasifikasi penggunaan air. Mulai dari tarif rumah tangga hingga niaga. Sebelumnya kategori tarif ktu hanya ada empat kelas. Kini bertambah tiga kelas lagi menjadi tujuh krlas berbeda.

"Perbedaannya mengacu pada penggunaan air setiap rumah. Seperti konstruksi rumah bertingkat, fasilitas seperti kolam renang hingga besaran tarif listrik, itu yang mempengaruhi perbedaannya," terang dia.

Ia mencontohkan, rumah yang memakai air dengan kapasitas 10-20 meter kubik, tarifnya akan tetap. Namun, jika pemakaian air mencapai 30-40 kubik makan akan dikenakan tarif progresif. "Dengan skema itu diharapkan pemilik rumah mulai melakukan penghematan air agar tidak dikenakan tarif yang lebih besar," imbuhnya.