JATIMTIMES - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur terus memperkuat komitmennya dalam membangun sektor pertanian yang mandiri dan berkelanjutan. Hal ini diwujudkan melalui peluncuran Kredit Usaha Rakyat Khusus (KURsus) Klaster Petani Tebu Jawa Timur, sebuah program pembiayaan yang difokuskan bagi petani tebu, yang resmi diluncurkan oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa bersama Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi, di lahan tebu Prajekan, Bondowoso, Selasa (6/5/2025).
Khofifah menegaskan, KURsus merupakan langkah strategis untuk mendorong peningkatan kesejahteraan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan energi.
Baca Juga : Ini Terobosan Mbak Wali di Bidang Pendidikan Kota Kediri
“Jawa Timur adalah produsen gula terbesar di Indonesia. Dengan adanya KUR khusus ini, kita ingin para petani tebu naik kelas, tidak hanya menjadi buruh ladang, tetapi tumbuh sebagai pelaku usaha pangan yang tangguh,” ujar Khofifah.
Program ini menawarkan skema pinjaman dengan bunga tetap 6 persen, memungkinkan petani mengakses modal kerja untuk peremajaan kebun dan penggantian varietas tebu dengan bibit unggul. Tujuannya adalah meningkatkan rendemen gula dari rata-rata 7 persen menjadi 8–9 persen per ton tebu.
Dirancang secara khusus, KURsus menjawab kendala yang selama ini dialami petani tebu rakyat, terutama mereka yang kesulitan mendapatkan akses tambahan kredit karena sudah menyentuh batas KUR konvensional sebesar Rp 500 juta.
Dalam peluncuran tersebut, diserahkan pula bantuan berupa pompa air untuk irigasi dan kredit KUR khusus senilai Rp 35 juta hingga Rp 100 juta kepada sejumlah petani. Program ini dirancang melalui kerja sama antara Pemprov Jatim, Kementerian Koordinator Perekonomian, PT SGN, dan perbankan, termasuk Bank Jatim.
“KUR ini bukan hanya soal pendanaan, tapi bagian dari strategi besar menuju swasembada gula, kemandirian energi melalui bioetanol, dan ekonomi hijau,” jelas Khofifah.
Ia menyebut bahwa hilirisasi tebu dapat menghasilkan bioetanol yang mendukung transisi dari energi fosil ke energi terbarukan, serta mendorong tercapainya target net zero emission.
Baca Juga : Belanja Hemat, Pulang Bawa Sembako: Gebyar Promo Istimewa dari Graha Bangunan Blitar
Produksi tebu Jatim pada tahun 2024 tercatat mencapai 16,69 juta ton dari 238 ribu hektare lahan, menyumbang 50% dari total produksi nasional. Dari jumlah tersebut, dihasilkan sekitar 1,26 juta ton gula kristal putih dengan rendemen rata-rata 7,58%.
Khofifah pun mendorong agar seluruh lembaga keuangan terlibat aktif dalam mendukung program ini, memastikan distribusi KUR berjalan cepat dan tepat sasaran. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara petani, pelaku industri, dan pemerintah.
Dirut SGN, Mahmudi, menyampaikan bahwa program ini tidak hanya membantu penyelesaian masalah modal, tapi juga mendorong perbaikan struktur tanaman dan penerapan varietas unggul.
“Ini adalah solusi nyata bagi petani tebu, dan pilot project ini dimulai dari Bondowoso, Jawa Timur,” pungkasnya.