free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

21 April Peringatan Hari Kartini Apakah Termasuk Hari Libur? Cek Jawabannya

Penulis : Mutmainah J - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi Hari Kartini. (Foto Wikipedia)

JATIMTIMES - Pada bulan April 2025 tahun ini ada beberapa momen penting yang tercatat di kalender. Satu di antaranya ialah memperingati Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April.

Peringatan Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April dilakukan guna untuk mengenang dan mengingat kembali jasa Kartini untuk Indonesia.Biasanya peringatan hari pahlawan atau bersejarah pemerintah akan menjadikan hari tersebut sebagai hari Libur Nasional.

Baca Juga : Kisah Fadly Alberto Hengga: dari Rumah Sederhana hingga Cetak Gol untuk Timnas U-17

Lantas, apakah di peringatan Hari Kartini 21 April 2025 termasuk tanggal libur? Simak informasinya berikut ini. 

21 April 2025 Bukan Tanggal Merah

Berdasarkan SKB 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025, tanggal 21 April 2025 bukan hari libur nasional. Sehingga, peringatan Hari Kartini 2025 tidak termasuk libur nasional.

Asal-usul Hari Kartini

Dilansir situs Kemdikbud Jawa Tengah, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964 pada tanggal 2 Mei 1964. Keputusan tersebut menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Selain itu, tanggal 21 April juga ditetapkan sebagai Hari Kartini. Pemilihan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini karena tanggal tersebut merupakan hari kelahiran Kartini, tepatnya pada 21 April 1879.

Profil Singkat Kartini

Mengutip dari situs Kemdikbud, Raden Ajeng Kartini (R.A. Kartini) lahir di Kota Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879. Ia adalah putri dari salah seorang bangsawan bernama Raden Mas (R.M.) Sosroningrat yang menikah dengan wanita desa, Mas Ajeng Ngasirah.

Pada tahun 1885, Kartini bersekolah di Europesche Lagere School (ELS) atau setara dengan Sekolah Dasar (SD). Anak pribumi Indonesia yang diizinkan mengikuti pendidikan di ELS, hanya yang orang tuanya merupakan pejabat tinggi pemerintah.

Namun, Kartini tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya karena ditentang oleh sang Ayah. Ia dipaksa untuk menjadi putri bangsawan dengan mengikuti adat istiadat yang berlaku. Kemudian, ia banyak menghabiskan waktu di rumahnya.

Kartini yang selalu di rumah atas keinginan Ayahnya, akhirnya mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan untuk dibacanya di taman rumah. Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda) yang waktu itu masih menjajah Indonesia.

Lalu, muncul keinginan Kartini untuk memajukan kehidupan wanita Indonesia. Ia mulai mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya.

Kartini menikah Raden Adipati Joyodiningrat. Kabar baiknya, sang suami mendukung keinginan Kartini untuk mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Baca Juga : Kunjungan Wisata Meningkat saat Libur Lebaran, Omzet PKL Alun-Alun Kota Batu Malah Seret

Namun, Kartini meninggal dunia tidak lama setelah melahirkan. Kartini wafat di usia 25 tahun pada 17 September 1904 dan dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Pada tahun 1912, Yayasan Kartini mendirikan Sekolah Wanita yang bernama "Sekolah Kartini". Sekolah tersebut tersebar di beberapa daerah, seperti:

• Semarang

• Surabaya

• Yogyakarta

• Malang

• Madiun

• Cirebon.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa Kartini, pemerintah menetapkan 21 April sebagai Hari Kartini. Tanggal 21 April bertepatan dengan harilahirKartini.