JATIMTIMES – Jagat maya dihebohkan dengan kabar dugaan pemerkosaan yang melibatkan seorang dokter muda peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad). Pelaku disebut-sebut memperkosa seorang perempuan yang tengah menunggui ayahnya dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Jawa Barat.
Peristiwa ini disebut terjadi di lantai 7 Gedung MCHC RSHS, sebuah gedung baru layanan ibu dan anak yang kala itu masih kosong. Kejadian terjadi pada tengah malam, sekitar pertengahan Maret 2025.
Kasus ini terungkap ke publik setelah diunggah oleh akun Instagram @ppdsgramm. Dalam unggahan tersebut, dijelaskan kronologi dugaan pemerkosaan secara rinci.
“Assalamualaikum dok, izin saya mendapat informasi bahwa ada 2 Residen Anestesi PPDS FK..... melakukan pemerkosaan kepada penunggu pasien dengan menggunakan obat bius. (Terdapat bukti CCTV lengkap) Keluarga pasien menuntut secara hukum kepada 2 Residen,” tulis akun @ppdsgramm, dikutip Rabu (9/4/2025).
Dijelaskan lebih lanjut, awalnya korban tengah menunggu ayahnya yang sedang dirawat di ICU dan akan menjalani operasi sehingga membutuhkan donor darah. Salah satu residen yang kini jadi terduga pelaku menawarkan bantuan kepada korban untuk mempercepat proses pencocokan darah (crossmatch).
“Jadi ada pasien bapa-bapa dirawat di ICU, ditungguin sama anaknya (cewe). Pasiennya pre-op, perlu darah. Nah, sama si pelaku ditawarin ke anak pasien, crossmatch‑nya sama saya aja biar cepet prosesnya. Dibawa lah pasien ke GD MCHC lt. 7, wicis gedung baru. Lantai 7-nya masih kosong,” tulis akun tersebut.
Di lantai 7, korban diminta mengenakan pakaian pasien dan dipasangi infus. Dalam kondisi bingung dan diduga tak paham prosedur medis, sehingga korban menurut. Korban diberi suntikan diduga berisi midazolam, obat penenang kuat yang bisa membuat seseorang kehilangan kesadaran.
“Menurut w, pasiennya juga ga paham sih prosedur crossmatch kayak gimana makanya manut-manut wae. Trus dimasukin midazolam. Trus terjadi.” ujar akun tersebut.
Korban disebut baru sadar sekitar pukul 4-5 pagi, terlihat berjalan di lorong lantai 7 dalam keadaan sempoyongan. Ia juga mengeluhkan nyeri tak hanya di area infus, tapi juga di bagian kemaluan. Hal inilah yang membuat korban meminta visum ke dokter spesialis kandungan.
“Habis ‘crossmatch’ itu pasiennya tuh ngeluh, kok yang sakit bukan cuma tangan bekas akses IV, tapi di kemaluan juga sakit. Akhirnya, si korban minta visum ke SPOG. Ketauan lah ada bekas sperma.”tambah keterangannya.
Lebih lanjut, disebutkan bahwa di lokasi kejadian juga ditemukan cairan sperma yang tercecer di lantai. Keesokan harinya, area lantai 7 langsung dipasangi garis polisi. “Terus di MCHC7 itu juga setelah dicek, ada bekas sperma berceceran di lantai. Besokannya MCHC7 dipasang police line.” ungkap akun tersebut.
Pihak Universitas Padjadjaran dan RSHS angkat suara menanggapi kasus ini. Dekan Fakultas Kedokteran Unpad, Prof. Dr. Yudi Mulyana Hidayat, dr., SpOG(K) menegaskan komitmen pihaknya untuk mendukung proses hukum dan menjunjung keadilan.
“Unpad dan RSHS berkomitmen untuk mengawal kasus tersebut dengan tegas, adil, dan transparan. Serta memastikan tindakan yang diperlukan diambil untuk menegakkan keadilan, bagi korban dan keluarga serta menciptakan lingkungan yang aman bagi semua,” ujar Yudi, Rabu (9/4/2025).