JATIMTIMES - Nama Fadly Alberto Hengga tengah jadi sorotan usai turut mencetak gol saat Timnas Indonesia U-17 membungkam Yaman 4-1 di ajang Kualifikasi Piala Asia U-17 2025. Namun, di balik aksinya di lapangan hijau, tersimpan kisah yang tak kalah inspiratif.
Fadly, yang kini menjadi andalan lini depan Garuda Asia, bukan berasal dari keluarga berada. Remaja 16 tahun ini dulunya tumbuh besar di rumah berdinding papan berukuran 4x8 meter di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Rumah yang ditempatinya bersama sang ibu dan adik itu berdiri di atas lahan milik Perhutani dan bisa sewaktu-waktu dibongkar. Ruangan dalam rumah itu tak bersekat. Dapur, kamar tidur, dan ruang tamu jadi satu.
Sang ibu, Piana bekerja serabutan untuk menyambung hidup dan membayar sewa lahan. Ia mencuci pakaian tetangga hingga mengasuh anak-anak untuk bertahan hidup.
Usut punya usut, Fadly lahir di Timika, Papua Tengah pada 22 Juni 2008, dari pasangan John Clif Hengga, pria asal Timika, dan Piana, perempuan Jawa asal Bojonegoro. Saat usianya baru menginjak tiga tahun, orang tuanya berpisah. Fadly pun ikut sang ibu kembali ke Bojonegoro dan sejak saat itu dibesarkan di sana.
Meski memiliki darah Papua, Fadly besar dalam budaya Jawa. Ia hanya bisa berbahasa Indonesia dan Jawa, tak sedikit pun bisa berbahasa daerah Papua.
Minat Fadly pada sepak bola sudah muncul sejak duduk di bangku SD. Di kelas 3, ia diajak temannya ikut berlatih di SSB Sukorejo, Bojonegoro. Waktu itu, Fadly bahkan tak punya sepatu bola dan harus meminjam milik temannya demi bisa ikut latihan.
"Sejak kecil sepak bola itu sudah melekat di hati. Waktu kelas 3 SD saya diajak teman latihan di SSB Sukorejo," kenang Fadly.
Bakatnya terus diasah di SSB Sukorejo hingga SMP. Setelah lulus, Fadly melanjutkan langkahnya dengan masuk Akademi Sepak Bola Bhayangkara di Bojonegoro. Di sana, ia mengikuti ajang seleksi Elite Pro Academy (EPA) Bhayangkara FC U-16, yang menjadi jalan menuju panggilan Timnas U-16.
"Alhamdulillah, setelah sembilan bulan ikut pertandingan EPA, saya mendapat panggilan seleksi Timnas U-16," ujarnya.
Kini, Fadly tercatat sebagai siswa kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri Dander, Bojonegoro. Ia tinggal bersama ibu dan adik perempuannya, Iriana Beatrik Hengga.
Saat dipanggil ikut pelatnas Timnas U-16, Fadly memilih tak langsung memberi tahu ibunya. Baru setelah libur latihan bulan Ramadan lalu, ia pulang dan menyampaikan kabar itu. "Setelah libur latihan bulan puasa kemarin boleh pulang, baru sempat memberi tahu ibu," ujarnya.
Impian Fadly sederhana ingin membanggakan ibunya dan membangunkan rumah yang layak. Ia juga mengidolakan Neymar Jr dan berharap bisa mengikuti jejak bintang Brasil itu di dunia sepak bola profesional.
Kisah perjuangan Fadly pun menyentuh hati banyak orang. Pemkab Bojonegoro melalui Sekda Nurul Azizah memfasilitasi pembangunan rumah baru untuk Fadly di atas lahan yang sama, tepat di sebelah rumah lamanya. Rumah tersebut dibangun pada 2024 dengan ukuran 5x9 meter dan berdinding tembok.
Pihak Perhutani juga sudah memberi izin penggunaan lahan selama belum ada rencana pemanfaatan lain. "Lahan ini bisa digunakan untuk rumah Mas Fadly sepanjang belum ada rencana dari Perhutani," kata Nurul kala itu.
Tak hanya itu, seorang pengusaha asal Bojonegoro, Lusianto Handoko dari PT Realfood Winta Asia, juga turut memberikan hadiah berupa rumah kepada Fadly. Handoko mengaku tersentuh setelah mendengar kisah Fadly dari Budiono, bapak asuh sang pemain.
Langkah Fadly di Timnas mungkin baru dimulai, tapi semangat dan kerja kerasnya sudah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dari rumah sederhana, Fadly membuktikan bahwa mimpi bisa dicapai asal berani berjuang.
Kisah Fadly Alberto Hengga: dari Rumah Sederhana hingga Cetak Gol untuk Timnas U-17
Penulis : Binti Nikmatur - Editor : A Yahya
admin
1 min read
