JATIMTIMES - Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang mencatat adanya peluang yang sangat bagus untuk berinvestasi di Kota Malang pada tahun 2025 ini. Hal tersebut tidak lepas dari capaian nilai investasi yang dicatatkan sepanjang tahun 2024.
Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang Arif Tri Sastyawan mengatakan, pada tahun 2024 lalu, total nilai investasi yang masuk di Kota Malang mencapai Rp 2,8 Triliun. Angka tersebut dua kali lipat dari nilai yang ditetapkan sebagai target yakni sebesar Rp 1,4 Triliun.
Baca Juga : Pemprov Jatim Gandeng Apindo, Siapkan Intervensi Hadapi Dampak Tarif Impor Trump
"Investasi Kota Malang di akhir Desember 2024 kemarin, tepatnya di triwulan ke empat, tembus di angka Rp 2,8 triliun. Harapan kami, dengan situasi saat ini, investasi di Kota Malang kalau bisa tetap naik dari tahun sebelumnya," jelas Arif.
Dirinya pun berharap agar kondusivitas yang ada di Kota Malang dapat terus terjaga. Termasuk kondusivitas pada iklim investasi. Untuk itulah menurutnya, untuk dapat menjaga kondusivitas iklim investasi di Kota Malang, pihaknya tak dapat berjalan sendiri.
"Insyaallah masih (punya banyak peluang investasi). Artinya, kan kami gak bisa sendirian, karena situasi misalnya keamanan itu juga berpengaruh. Kalau sering ada unjuk rasa, itu juga berpengaruh ternyata. Harapan kami, situasi di Kota Malang bisa terus kondusif, terjaga, sehingga investor di Kota Malang tidak lari, begitu juga yang akan masuk semakin banyak," terang Arif.
Dirinya tak ingin, trend positif yang sudah ada saat ini terganggu hingga membuat calon investor batal berinvestasi di Kota Malang. Dari catatannya, ada dua sektor yang masih menjadi primadona bagi iklim investasi di Kota Malang. Yakni sektor properti dan sektor kuliner.
"Mudah-mudahan di tahun ini juga sudah ada beberapa hotel dan apartemen yang saat ini sedang proses perizinan. Semoga cepat selesai agar segera proses pembangunan," tuturnya.
Baca Juga : Puguh DPRD Jatim Dorong Pengembangan Pertanian Vertikal, Wujud Apresiasi Panen Raya Padi Kota Malang
Arif mengatakan, dua properti tersebut ada di wilayah Blimbing dan Lowokwaru. Keduanya saat ini masih dalam proses dokumen perijinan. Di sisi lain, pihaknya juga masih menunggu kepastian target nilai investasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Artinya, target investasi kan dari pusat dulu, setelah itu provinsi, baru kabupaten/kota. Paling kenaikan target kami antara Rp 1,5 sampai Rp 1,6 triliun. Optimistis pasti, apalagi di sektor properti, perhotelan, kuliner," pungkas Arif.