free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Mega Pamit dari Korea, Pelatih Menangis: Pemain yang Benar-Benar Hebat

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Direktur tim Koh Hee-jin yang sedih berpisah dengan Mega tak kuasa menahan tangis lama-lama. (Fotografer: Naver Sport)

JATIMTIMES - Momen mengharukan kembali terjadi di dunia bola voli wanita Korea Selatan. Setelah sebelumnya publik tersentuh oleh perpisahan sang legenda Kim Yeon-koung, kini giliran Megawati Hangestri Pertiwi yang pamit dari panggung V-League Korea. Mega, yang dijuluki “Indonesian Express,” memilih untuk tidak memperpanjang kontraknya bersama tim Red Sparks dan kembali ke tanah air. 

Mega bertolak ke Indonesia melalui Bandara Internasional Incheon pada Kamis pagi (10/4/2025). Suasana di bandara pun terasa mengharukan. Para penggemar yang mengetahui kepulangannya datang memberi salam perpisahan. Direktur tim Koh Hee-jin dan Pelatih Kepala Lee Kang-joo pun turut hadir mendampingi Mega hingga ke ruang keberangkatan.

 

Momen Mega diwawancarai awak media sebelum meninggalkan Korea Selatan. (Foto: Naver Sport)


Momen Mega diwawancarai awak media sebelum meninggalkan Korea Selatan. (Foto: Naver Sport)

Mega menyampaikan rasa terima kasihnya kepada publik Korea. “Saya sangat bersyukur bisa bermain di Korea selama dua tahun. Saat pertama kali datang ke Korea, saya sempat khawatir apakah saya bisa melakukannya dengan baik, tetapi pada akhirnya, semuanya berakhir dengan baik, dan saya senang banyak orang yang mengenal saya,” ujar Mega, dikutip Naver Sport, Kamis (10/4/2025). 

Keputusan Mega untuk tidak melanjutkan kariernya di Korea bukan tanpa alasan. Ia ingin lebih banyak meluangkan waktu bersama ibunya di Indonesia. 

“Bagi saya, karier sebagai pemain penting, tetapi keluarga saya adalah yang utama. Saya bisa saja kembali ke Korea dan bermain sebagai pemain, tetapi karena ibu saya tinggal sendiri, saya pikir akan menjadi prioritas untuk segera pergi dan mengurusnya, jadi itulah mengapa saya membuat keputusan itu,” jelas Mega. 
 

Momen Mega melambaikan tangan kepada para penggemar yang datang ke bandara, Kamis (10/4/2025) pagi. (Foto: Naver Sport)

Momen Mega melambaikan tangan kepada para penggemar yang datang ke bandara, Kamis (10/4/2025) pagi. (Foto: Naver Sport)

Baca Juga : Rupiah Menguat Tipis, Pasar Cerna Penundaan Tarif Impor oleh Trump

Sebelumnya, air mata Mega sempat tumpah usai laga terakhir saat timnya kalah di Game 5 final melawan Pink Spider. Ia mengaku sedih bukan hanya karena hasil pertandingan, tapi juga karena kondisi fisiknya yang terus dipaksakan. 

“Saya menangis karena kecewa karena kalah di Game 5, dan sebetulnya badan saya juga sudah tidak enak badan sejak Game 1, jadi saya terharu karena badan saya masih kuat sampai Game 5, jadi saya rasa saya banyak meneteskan air mata,” katanya. 

Pelatih Ko Hee-jin yang mengantar Mega ke bandara, tak kuasa menahan tangis. Ia memeluk erat sang atlet asal Jember itu dan menyampaikan pujian. 
“Mega merupakan pemain dengan karakter terbaik, selalu mengutamakan tim, dan juga keterampilannya,” ucapnya. 

Pelatih Ko juga mengungkap bahwa kondisi lutut Mega sebenarnya sempat dikhawatirkan menjelang pertandingan final. “Jujur saja, saya kira Mega belum bisa bermain sebelum pertandingan ke-5,” ungkapnya. Tapi Mega tetap bersikeras ingin turun ke lapangan. 

“Saya sempat khawatir apakah saya harus mencadangkannya demi melindungi pemain, tetapi Mega berkata, ‘Tidak apa-apa’ dan dia akan bermain. Tidak mudah bagi pemain lokal untuk memiliki pola pikir seperti itu. Saya ingin mengatakan bahwa Mega adalah pemain yang benar-benar hebat.” jelasnya. 

Bagi Pelatih Ko, kebersamaan dengan Mega adalah kenangan yang tak tergantikan. “Selain menang, bermain voli bersama Mega akan menjadi kenangan yang tak terlupakan sepanjang hidup saya,” katanya. 

Ia bahkan berharap bisa kembali bekerja sama jika sistem liga berubah menjadi sistem agen bebas. “Jika liga berubah menjadi sistem agen bebas (FA), saya pasti ingin bekerja sama dengan Mega lagi selama saya menjadi pelatih.” tambahnya. 

Sang pelatih pun mendapatkan pesan menyentuh dari Mega sebelum berpisah. “Terima kasih karena selalu memperlakukanku seperti seorang ayah. Aku mencintaimu.” ungkap Mega. 

Mega bukan hanya meninggalkan kesan bagi tim, tapi juga untuk para penggemar. ‘Demam Mega’ yang sempat meledak di V-League tak hanya dirasakan fans Korea, tapi juga warga Indonesia yang tinggal di sana. Mereka juga melepas kepergian Mega dengan harapan kelak bisa melihat sang bintang kembali bermain di Negeri Ginseng. 

"Jika saya mendapat kesempatan lain untuk bermain di Korea, saya ingin mengenakan seragam Red Sparks dan bermain. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang mencintai saya selama dua tahun terakhir dan datang ke stadion untuk melihat saya. Jangan lupa untuk mendukung saya di mana pun saya bermain di masa mendatang. Terima kasih." ungkap Mega kepada para penggemarnya.