free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Beralih Pakai Sistem DTSEN, Pencairan Bansos di Kota Batu Terhambat

Penulis : Prasetyo Lanang - Editor : Dede Nana

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi penyerahan bansos di Kota Batu.(Foto: Dokumen Prokopim Setda Kota Batu)

JATIMTIMES - Kementerian Sosial (Kemensos) RI telah mengubah data penerima bantuan sosial (Bansos) menggunakan sistem baru. Yakni menggunakan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang baru diluncurkan pada 5 Februari lalu. Dampaknya, tahun ini angka penerima bansos tersebut belum bisa terprediksi.

Sebelumnya, penggelontoran berbagai program bansos di Kota Batu mengacu pada tiga data. Yakni Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dan Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek). Namun, kini ketiga data tersebut telah diakumulasikan dalam DTSEN.

Baca Juga : Warga Disabilitas di Kota Batu Butuh Kesetaraan Hak: Dari Fasilitas Publik hingga Pemberdayaan

Perubahan sistem itu telah diatur oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional. Tujuannya, untuk meminimalisir ketidaktepatan dalam penyaluran bansos sebelumnya.

"Setidaknya ada sembilan ribu data yang telah dikebut proses verifikasi. Tapi saat ini masih sekitar 4 ribu data yang diverifikasi," ujar Kepala bidang (Kabid) Bantuan Jaminan Sosial (Banjamsos) Dinas Sosial (Dinsos) Kota Batu Wiwit Anandana saat dikonfirmasi, belum lama ini.

Data terverifikasi dibutuhkan Dinsos Kota Batu untuk percepatan memastikan penerima bansos. Wiwit menyebut, jika ada beberapa faktor yang mengganjal proses verifikasi DTSEN. Salah satunya keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang ada.

Proses verifikasi hanya melibatkan 16 orang. Meski data yang dimasukkan mencapai ribuan. Dalam sehari, capaian per orang tak lebih dari 100 data. Faktor lain yang turut menghambat juga karena koneksi DTSEN yang kurang stabil di tengah seluruh wilayah di Indonesia tengah mengebut verifikasi data tersebut.

"Jika dikalkulasi, capaian verifikasi DTSEN hanya berkisar 44 persen saja. Kemungkinan terburuknya, yakni melanjutkan proses verifikasi pasca Lebaran mendatang," kata dia.

Dinsos Kota Batu hanya diberi waktu beberapa hari untuk mengebut penuntasan verifikasi data penerima bansos. Sebab, data penerima bansos tahun ini harus segera terpetakan.

Baca Juga : Hasil Operasi Ramadan dan Idulfitri, Satpol-PP Kota Batu Temukan Warung dan Karaoke Langgar SE Wali Kota

Wiwit mencontohkan pada penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Penerima bantuan tersebut sebelumnya hanya didasarkan pada DTKS saja. Namun, tahun ini dana penerima harus disinkronkan kembali dengan DTSEN.

Dikatakannya, pencairan BLT DBHCHT diupayakan diterima pada bulan Agustus atau September mendatang. Dengan besaran pencairan mencapai Rp 300 ribu per bulan. Sehingga, sekali pencairan masing-masing orang akan menerima sebesar Rp 1,8 juta.

"Ada kemungkinan perubahan jumlah penerima, karena disesuaikan dengan kriteria penerima dari sistem DTSEN," imbuhnya.