JATIMTIMES - Upaya untuk menekan jumlah pengangguran terus dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Hal tersebut juga tertuang di dalam salah satu dari dasa bhakti Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin yakni Malang Idrek.
Hal tersebut nyatanya juga menjadi fokus bagi Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP). Dalam hal ini, serapan tenaga kerja juga bertumpu bagi para investor di Kota Malang.
Baca Juga : Wacanakan Pembentukan Dinas Pemdes, Pemkot Batu Siapkan Tenaga Tata Kelola Desa
"Sesuai dhasa baktinya Pak Wali, ada Ngalam Idrek, di situ meprioritaskan semua investor di Kota Malang merekrut tenaga kerja yang ber-KTP Kota Malang," ujar Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan.
Arif mengaku, hal tersebut menjadi salah satu fokus Disnaker-PMPTSP Kota Malang pada tahun 2025. Terlebih agar iklim investasi di Kota Malang, dapat memberikan dampak yang konkret pada iklim ketenagakerjaan dengan menurunnya angka pengangguran.
"Intinya, salah satu yang menjadi fokus tugas kami saat ini, yaitu terutama penurunan angka tingkat pengangguran terbuka (TPT)," jelas Arif.
Apalagi menurutnya, saat ini iklim investasi di Kota Malang juga masih sangat menjanjikan. Terlebih dalam bidang properti maupun bidang kuliner.
Dari catatan yang ia himpun, saat ini TPT di Kota Malang berada di angka 6,20 persen. Angka tersebut turun sekitar 0,6 persen dari tahun 2024 lalu sebesar 6,8 persen.
"Insha Allah turun, kalau data terakhir di BPS (Badan Pusat Statistika) itu malah tinggal 6,10 persen pada 18 Desember 2024," tutur Arif.
Baca Juga : Wali Kota Mas Ibin Lepas Kader Ansor Blitar: Pelopor Persatuan, Penjaga Pancasila
Untuk itu, dirinya pun optimis bahwa trend positif yang ada pada iklim investasi juga bakal berdampak positif pada iklim ketenagakerjaan di Kota Malang. Hal itu pun juga telah terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
"Kalau 6,80 itu sekitar 33 ribu, ya turun lah kalau sekarang," imbuh Arif.
Sebagai informasi, realisasi nilai investasi di Kota Malang pada tahun 2024 lalu berhasil mencapai Rp 2,8 Triliun. Angka tersebut dua kali lipat dari nilai investasi yang ditargetkan yakni sebesar Rp 1,4 Triliun.
"Optimislah kami targetnya tercapai. Biasanya dari Pemprov Jawa Timur itu kenaikan targetnya sekitar Rp 200 Miliar sampai Rp 300 Miliar. Jadi kemungkinan menjadi Rp 1,6 Triliun," pungkas Arif.