free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Hari Jadi ke-119 Kota Blitar, Mas Ibin Ajak ASN Tingkatkan Layanan Menuju Kota Masa Depan

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Dede Nana

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Wali Kota Blitar H. Syauqul Qohar Muhibbin menjadi inspektur upacara Peringatan Hari Jadi ke-119 Kota Blitar di halaman Kantor Wali Kota, Selasa (8/4/2025). Ia mengajak ASN meningkatkan kualitas layanan menuju Kota Blitar masa depan.

JATIMTIMES - Di bawah langit pagi yang cerah, halaman Kantor Wali Kota Blitar menjelma menjadi panggung penghormatan sejarah. Pada Selasa, 8 April 2025, Pemerintah Kota Blitar menggelar upacara peringatan Hari Jadi ke-119 dengan khidmat dan sarat makna simbolik. 

Barisan Aparatur Sipil Negara (ASN) tampak tertib mengenakan batik Puspa Dahana—wastra khas Kota Blitar yang merepresentasikan semangat lokalitas sekaligus identitas kultural kota proklamator ini.

Baca Juga : Bupati Situbondo Ingatkan Nakes Tidak Persulit Masyarakat Saat Berobat

Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin, yang akrab disapa Mas Ibin, tampil sebagai inspektur upacara. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya momentum hari jadi ini sebagai titik tolak pembangunan yang lebih progresif. Dengan tema “Kota Blitar Baru, Kota Blitar Maju, Menuju Kota Masa Depan”, peringatan tahun ini diharapkan menjadi tonggak transformasi pelayanan publik di Kota Blitar.

“Usia 119 bukan sekadar angka,” ujarnya dalam sambutan. “Tetapi cerminan dari perjalanan panjang perjuangan dan dedikasi. Kini saatnya kita menjadikan kualitas pelayanan sebagai fondasi utama untuk Blitar yang lebih maju,” lanjutnya.

Tak sekadar seremoni, Mas Ibin menyisipkan refleksi historis yang dalam. Ia mengingatkan bahwa jejak Kota Blitar dimulai dari kepemimpinan Adipati Aryo Blitar III (Joko Kandung) sekitar tahun 1723 yang berani mengangkat senjata melawan penjajah Belanda. Kemudian, pada 1 April 1906, pemerintah kolonial resmi membentuk Gemeente Blitar, menandai cikal bakal Blitar sebagai kota administratif. Tak lupa, peristiwa heroik Pemberontakan PETA di bawah komando Soeprijadi pada Februari 1945 disebut sebagai warisan keberanian yang tidak lekang oleh zaman.

Namun, peringatan hari jadi bukan hanya tentang masa lalu. Dalam nada optimistis, Mas Ibin mendorong seluruh ASN untuk menghidupkan kembali komitmen pelayanan prima. Ia menyinggung sederet program unggulan sebagai wujud konkret dari visi-misi pemerintahannya.

Di antaranya adalah Sarapan Bareng Wali Kota, yang membuka ruang partisipasi langsung warga; Sae Program, sebagai edukasi pranikah; serta layanan Mobil Nikah Gratis dan Ambulans Gratis yang kian memudahkan masyarakat. Ia juga menyoroti program Beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana sebagai strategi keluar dari jerat kemiskinan struktural.

“Pelayanan 24 jam, digitalisasi layanan, hingga Blitar Trade Center sebagai pusat ekonomi baru, adalah ikhtiar kami untuk mempersembahkan wajah baru Kota Blitar,” ujar Mas Ibin usai upacara kepada para awak media.

Ia menambahkan, pembangunan bukan hanya tentang beton dan aspal, tetapi bagaimana wajah pemerintahan hadir melalui pelayanan yang ramah, cepat, dan merata. Smart city, baginya, adalah tentang menjadikan teknologi sebagai mitra yang mengakselerasi pelayanan publik.

Upacara berlangsung lancar, ditutup dengan pembacaan doa dan penghormatan kepada jasa para pendahulu. Nuansa kekeluargaan terasa kuat, terlebih saat seluruh peserta upacara bersalaman dan bertukar ucapan selamat.

Baca Juga : Halal Bihalal MIN 1 Kota Malang: Momen Memperkuat Kebersamaan dan Peningkatan Kinerja

Masih di hari yang sama, Wali Kota Blitar bersama jajarannya menggelar silaturahmi ke kediaman dua mantan wali kota: H. Santoso dan H. Samanhudi Anwar. Langkah ini bukan sekadar simbol, tapi pesan kuat bahwa pembangunan adalah estafet panjang yang tak pernah putus.

Dengan semangat kolaboratif antara masa lalu, masa kini, dan masa depan, Kota Blitar tampaknya tengah bersiap menuliskan babak baru sejarahnya. Dan sebagaimana disebut Mas Ibin, kunci dari semua itu ada pada satu kata: pelayanan.

“Ketika ASN bekerja dengan hati, maka kota ini akan bergerak menuju masa depan yang kita cita-citakan bersama,” tandasnya.

Kota Blitar, dengan usia lebih dari satu abad, tak ingin berjalan di tempat. Ia ingin tumbuh. Ia ingin melompat. Dan di pundak para abdi negara, harapan itu digantungkan.