JATIMTIMES - Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang terus melakukan pembahasan terkait penanganan dan antisipasi banjir pada tahun ini. Beberapa hal seperti pembangunan drainase hingga normalisasi juga masuk dalam pembahasan.
“Tahun ini ada beberapa lokasi untuk pembangunan drainase. Kalau normalisasi kita lakukan setiap hari. Kebetulan karena beberapa waktu lalu pak wali meninjau Suhat terkait rencana pembangunan saluran,” kata Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto.
Baca Juga : Jamin Keselamatan Wisatawan, Pengelola Pantai Malang Selatan Libatkan TNI-Polri Hingga Tim Medis dan SAR
Dandung menjelaskan, eksisting pada saluran di Jalan Soekarno-Hatta antara 60 hingga 80 sentimeter kondisi saat ini. Namun, Dandung mengaku eksisting tersebut tidak ada isinya.
“Jika dilihat kedalam, sedimentasinya sudah 50 persen lebih bahkan ada 80 dan ada yang tertutup di bak kontrol. Makanya dalam konsep pembangunan saluran Suhat nanti arahnya kita balik,” ungkap Dandung.
Dijelaskan Dandung, secara teknis saat ini aliran air mengarah ke utara dan melewati sungai kecil di Sudimoro. Kedepan, pihaknya akan membalik arah agar air langsung masuk ke Sungai Brantas yang notabenya lebih besar.
“Kemarin yang terdampak di Kemirahan, ada Sungai Kajar di sebelahnya kelurahan Purwodadi. Sungai Kajar itu terhubung dengan sungai yang ada di sebelahnya bozem Tunggulwulung,” ungkap Dandung.
Pada sebuah kesempatan, Dandung melihat Kota Malang belum diguyur hujan. Namun, air di Bozem Tunggulwulung terlihat sudah naik.
“Karena kiriman dari atas, ada sengkaling kanan, sengkaling kiri, di sana ada 5 saluran yang mengarah ke Malang semua. Antrian air gak bisa masuk akhirnya bozem penuh dan dia gak mampu menampung, meluap sampai kali kajar dan meluap sampai kemana-mana,” beber Dandung.
Baca Juga : Leni Indah Sari: Dari Impian Menjadi Fashion Designer di Tengah Tantangan
Secara teknis, jika dimensi drainase sebesar 2,5x2, 5 meter dan pemeliharaan bagus, maka aliran air akan lancar. Namun, ia berpesan kepada masyarakat agar tidak mendirikan bangunan diatas drainase.
“Nanti bisa mengatasi banjir di wilayah ini paling tidak 50 tahun,” ungkap Dandung.
“Suhat kemarin kita gak dengar karena sudah terselesaikan meskipun belum 100 persen tapi paling tidak 80-90 persen sudah. Sawojajar dimensinya cuma 1,5X1,5 artinya kalau di sini dimensinya lebih besar, lebih bisa mengatasi,” imbuhnya menambahkan.