JATIMTIMES - Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Blitar, Gus Iqdam, mengungkapkan apresiasinya terhadap Haji Sulaiman, sosok dermawan di Gondanglegi, Kabupaten Malang, yang menghidupkan bulan Ramadan dengan berbagi rezeki kepada jemaah Masjid Al Ilyas.
Dalam ceramahnya, Gus Iqdam menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh Haji Sulaiman adalah bagian dari dakwah yang patut dihormati dan didukung. Ia bahkan menyebut Abah Sulaiman sebagai orang yang istimewa karena niatnya murni untuk meramaikan ibadah di bulan suci.
Baca Juga : Penuhi Janji Kampanye, Wali Kota Batu Pastikan Insentif Takmir Naik Dua Kali Lipat
"Piye traweh ben rame, piye masjid ben rame? Loh, ngerti po ra, ada seseorang yang dermawan di Gondanglegi, biasanya dulu pernah ke sini, Haji Sulaiman," kata Gus Iqdam, dikutip Instagram @infomalangan, Sabtu (8/3/2025).
Menurutnya, tindakan Haji Sulaiman yang membagikan uang kepada jamaah Tarawih dan Subuh bukan sekadar memberikan hadiah, tetapi juga cara unik untuk mengajak lebih banyak orang meramaikan masjid dan meningkatkan ibadah.
"Beliau salah satu ikhtiarnya untuk menghidupkan ibadah atau malam pada bulan Ramadan ini dengan meramaikan tarawih di rumah Abah Sulaiman, itu luar biasa. Sayap Mas, orang dermawan itu." ujar pendiri Majelis Ta'lim Sabilu Taubah.
Gus Iqdam juga menanggapi sejumlah kritik yang menyebut bahwa program bagi-bagi uang tersebut hanya membuat jamaah datang karena uang, bukan karena ibadah.
"Tapi yo ngono kuwi lucu, enek perkoro apik kadang wong sing ora cocok iku menghujat. Iki teraweh opo golek duit? Bukan masalah tarawih opo golek duwit, tapi memang kapasitase masyarakat jek ngonokui." tandas Gus Iqdam.
Ia membandingkannya dengan kebiasaan banyak orang yang memilih masjid dengan takjil terbaik saat berbuka puasa.
"Wong awakmu kadang arep buko, arep jamaah magrib golek masjid sing enek takjile, ora enek takjile malah ra sido menggok. Yowes bene to." ujarnya.
Baca Juga : Menelusuri Jejak Keilmuan Sunan Kudus dalam Historiografi Islam
Menurut Gus Iqdam, tidak ada yang salah dengan metode dakwah yang dilakukan Haji Sulaiman, karena yang terpenting adalah bagaimana masjid menjadi semakin ramai dan ibadah semakin semarak.
"Malah harusnya, jika mau menjadi orang yang baik, dukunglah. Abah Sulaiman didoakan panjang umur. Tarawihnya rame ngalahi jemaah Sabilu Taubah, gak popo. Istimewa Abah Sulaiman." imbuhnya.
Bagi Gus Iqdam, dakwah tidak melulu soal ceramah, tetapi juga tindakan nyata seperti yang dilakukan Haji Sulaiman.
"Wong sing maido, sopo jajali? Itu pola dakwahnya Haji Sulaiman. Lek kayak aku dakwahe ngeneiki." ujarnya.
Ia menegaskan bahwa niat Haji Sulaiman murni untuk menghidupkan malam-malam Ramadan, bukan untuk mencari ketenaran atau keuntungan pribadi.
"Haji Sulaiman istimewa, beliau sehat panjang umur. Dan orangnya tidak cari apa-apa, emang ingin menghidupkan malam-malam di bulan Ramadan." katanya.
Tak lupa, Gus Iqdam mengingatkan keutamaan menghidupkan malam-malam Ramadan dengan ibadah, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis.
"Barangsiapa yang menghidupkan malam-malam pada bulan Ramadan ini dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, seluruh dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala." jelas Gus Iqdam.
Sebagai penutup, Gus Iqdam mengajak semua pihak untuk meneladani kebaikan Abah Sulaiman dan tidak mudah menghakimi metode dakwah yang berbeda.
"Makanya, jika kamu mampu (memiliki harta yang melimpah) seperti Haji Sulaiman itu, niku sae." pungkas Gus Iqdam.
Sebagaimana diberitakan, fenomena unik kembali terjadi di Masjid Al Ilyas, Gondanglegi, Kabupaten Malang. Ribuan jemaah yang melaksanakan salat Tarawih dan Subuh di masjid tersebut akan mendapatkan uang tunai.
Sebuah unggahan dari akun TikTok @mey.aduell mengungkapkan bahwa jamaah Tarawih menerima Rp20 ribu, sedangkan jamaah Subuh mendapatkan Rp10 ribu. âTarawih Rp20 ribu, subuhan Rp10 ribu, di mana lagi kalau bukan di Sultan Gondanglegi, Masjid Al Ilyas. Semoga rezekinya berlipat ganda Abah Sulaiman,â tulis akun tersebut.
Dalam video yang beredar, terlihat shaf ribuan jemaah memadati masjid hingga meluber ke jalanan. Banyak di antara mereka bukan hanya warga sekitar, tetapi juga datang dari berbagai daerah di Kabupaten Malang.