Tak Perlu Ganja, ini Obat Relaksasi yang Aman Dikonsumsi dan Dianjurkan Dokter
Reporter
Mutmainah J
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
15 - May - 2025, 09:09
JATIMTIMES - Pemain Amerika, Jarred Dwayne Shaw atau JDS masih menjadi sorotan publik setelah ia ditangkap kepolisian karena ia menerima permen ganja yang dipesannya melalui jalur gelap Thailand.
Setelah ditangkap pada Rabu (7/5/2025), diketahui motif JDS memakai permen yang mengandung ganja atau Delta 9 THC (tetrahydrocannabinol) dari Thailand untuk relaksasi.
Baca Juga : Jangan Dianggap Remeh, ini Keutamaan Berwudhu Sebelum Tidur
"Motif pelaku adalah lifestyle atau gaya hidup menjalani kehidupan sosial sehari-hari di Jakarta," kata Wakil Kepala Polres Bandara Soekarno Hatta Ajun Komisaris Besar Joko Sulistiono, dikutip dari Tempo.
“Menurut pelaku, dampaknya bisa merasakan fly. Pelaku mengonsumsi narkotika ini apabila sudah selesai olahraga karena butuh relaksasi untuk menjalani kehidupan sehari hari karena dia masih aktif sebagai atlet basket," lanjutnya.
Belajar dari kasus JDS ini, untuk merasakan relaksasi tidak harus mengonsumsi obat-obatan terlarang. Sobat JatimTIMES bisa mencoba mencari kegiatan baru seperti jalan-jalan, berkumpul dengan teman, membaca buku atau menonton film untuk menghilangkan kejenuhan.
Namun jika memang benar-benar butuh obat relaksasi, sobat JatimTIMES bisa menggunakan obat yang memang dianjurkan dokter untuk dipakai.
Daftar Obat Relaksasi yang Aman Dikonsumsi dan Disarankan Dokter
Dilansir dari laman Alodokter, berikut ini beberapa obat relaksasi yang aman dikonsumsi berdasarkan resep dokter:
1. Alprazolam
Obat penenang ini biasanya diresepkan untuk mengatasi gangguan panik, gangguan kecemasan, dan susah tidur. Cara kerja alprazolam adalah dengan meningkatkan aktivitas GABA (gamma aminobutyric acid) di sistem saraf pusat yang bisa memberi efek menenangkan dan mengurangi kecemasan.
Alprazolam umumnya digunakan dalam jangka pendek, karena bisa memberikan efek kecanduan. Ini karena alprazolam termasuk dalam jenis obat penenang benzodiazepine. Sebuah studi menunjukkan bahwa ada efek kecanduan pada 40% pasien yang menerima obat golongan ini selama 4–8 bulan.
Untuk mencegah adiksi dan sindrom putus obat, dokter biasanya tidak akan langsung meminta Anda menghentikan penggunaan alprazolam, melainkan menurunkan dosisnya secara perlahan, kemudian menghentikannya.
2. Diazepam
Diazepam juga tergolong obat penenang jenis benzodiazepine, sama seperti alprazolam...