free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

LPKIB Unisma Ajak Kemenag Kota Malang Tangani Tantangan Riil UMKM Binaan

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Dede Nana

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
LPKIB Unisma bekerjasama dengan Kemenang Kota Malang Tingkatkan Pendidikan dan Inkubasi Bisnis Umat (ist)

JATIMTIMES – Di tengah dorongan membangun kemandirian ekonomi umat, Universitas Islam Malang (Unisma) melalui Lembaga Pengembangan Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis (LPKIB) memilih jalur konkret: menggandeng langsung para pembina UMKM akar rumput.

Melalui kerja sama yang baru ditandatangani dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang belum lama ini, LPKIB fokus masuk ke wilayah-wilayah riil persoalan usaha kecil, dari minimnya pemahaman risiko bisnis hingga lemahnya pola pendampingan koperasi.

Baca Juga : Kuatkan Gerakan Gemar Makan Ikan, Bupati Sanusi Panen Ikan Nila 7 Ton di Desa Sumberporong Lawang

Ketua LPKIB Unisma, Restu Millaningtyas, S.E., M.M., ACCAI, dan Kepala Kantor Kemenag Kota Malang, Achmad Shampton, S.H.I., M.A.G., sepakat bahwa pendekatan kolaboratif seperti ini tak bisa lagi sekadar seremoni atau berbasis pelatihan satu arah. Yang dibutuhkan pelaku usaha saat ini adalah pendampingan berkelanjutan, dengan materi yang bisa langsung dipraktikkan.

Salah satu contoh nyatanya terlihat dalam sesi materi Mitigasi Risiko yang disampaikan Restu di hadapan para anggota koperasi binaan Kemenag. Materi ini, yang sering kali hanya menjadi topik seminar formal, justru mencuri perhatian peserta.

Alih-alih bicara teori, Restu mengajak peserta membedah langsung berbagai risiko yang sering luput diantisipasi para pelaku usaha kecil, mulai dari kesalahan pencatatan keuangan, ketergantungan pada satu jenis pasar, hingga tantangan regenerasi dalam koperasi keluarga.

“Risiko itu bukan untuk dihindari, tapi harus dikenali sejak awal. Kalau UMKM tidak tahu di mana letak lubang jatuhnya, ya akan jatuh lagi dan lagi,” ujar Restu di sela diskusi interaktif yang berlangsung lebih seperti ruang konsultasi terbuka ketimbang seminar formal.

Respons peserta pun tak bisa dianggap sepele. Beberapa di antaranya mencatat serius, ada yang mengajukan kasus riil di lapangan, dan tak sedikit yang mengaku baru memahami pentingnya pemetaan risiko usaha setelah sesi ini berlangsung.

Bagi LPKIB Unisma, kerja sama ini bukan sekadar memperluas jangkauan program. Lebih dari itu, ini adalah pintu masuk untuk memahami lanskap riil UMKM binaan, dan mempertemukan dunia akademik dengan denyut usaha kecil yang kerap berjalan dalam keterbatasan.

Baca Juga : Permudah Klaim, BPJS Ketenagakerjaan Minta Peserta Maksimalkan JMO

Sementara bagi Kemenag Kota Malang, kerja sama ini menjadi celah untuk mengisi kekosongan dalam proses pemberdayaan ekonomi umat yang selama ini terlalu administratif. Kolaborasi lintas lembaga ini mencoba menjembatani kebutuhan praktis pelaku usaha dengan pendekatan pendampingan yang lebih membumi.

Tak ada jargon besar dalam kegiatan ini. Tapi dari diskusi-diskusi kecil, kesadaran peserta, dan rencana tindak lanjut yang mulai dibicarakan, kolaborasi ini tampaknya lebih dari cukup untuk memberi harapan baru bagi penguatan ekonomi berbasis komunitas di Kota Malang.