JATIMTIMES - Kabar duka datang dari industri mode Indonesia. Desainer kenamaan Tanah Air, Hengki Kawilarang, meninggal dunia pada Jumat (20/6) dalam usia 47 tahun.
Kabar meninggalnya Hengki ini disampaikan langsung oleh pihak keluarga melalui unggahan Instagram pribadi Hengki @hengkikawilarang_id.

"Innalillahi wainna ilahi rojiun. Telah berpulang Hengki Candra Kusuma Kawilarang Bin Yohan Ahmad Fauzi Kawilarang," bunyi pernyataan keluarga.
Baca Juga : Kemacetan di Pujon Diduga Dampak Rekomendasi Izin Andalalin Tak Ditindaklanjuti Santerra
"Mohon maaf lahir dan batin. Mohon maaf sedalam dalamnya jika ada perkataan maupun perlakuan yang pernah menyakiti," lanjutnya.
Dalam unggahan itu, pihak keluarga menggunakan foto pintu ruang ICU sebagai latar belakang pengumuman kabar duka. Meski begitu, pihak keluarga tidak menjelaskan penyebab kematian sang desainer.
Profil Hengki Kawilarang
Hengki Kawilarang memulai karier di dunia mode sejak 2001 di Jakarta dan terus menorehkan prestasi hingga terakhir tampil di ajang New York Fashion Week 2024–2025.
Dia sukses mewakili Indonesia di kancah dunia. Ya, pada perhelatan New York Fashion Week (NYFW) Fall/Winter 2023, Hengki membanggakan Indonesia dengan koleksi bertema Kerajaan Sriwijaya.
Di pekan mode itu, dia menampilkan 20 busana berbahan songket dan jumputan sutra, dipadu dengan bordir emas bernuansa modern. Koleksi ini disebut sebagai jiwa Indonesia dalam balutan haute couture.
Baca Juga : Pramuka Tulungagung dan Polsek Kalangbret Gotong Royong Bedah Rumah Warga di Desa Bolorejo
Tak berhenti di situ, Hengki kembali mencuri perhatian dunia lewat koleksi Black & White bertema 'Jewelry' yang ditampilkan bersama keponakannya, Nabila Ayu dan Audrey Kawilarang. Dalam penampilannya itu, Hengki mulai memperkenalkan konsep desain yang lebih segar dan berjiwa muda, menandai peralihan estetika generasi.
Aksi Hengki Kawilarang di Tingkat Internasional
Hengki bukan hanya seorang desainer, tetapi juga duta budaya dan aktivis sosial. Pada tahun 2021, karyanya terpampang megah di Times Square, New York, dalam kampanye 'Amazing Borneo'. Ia juga memberdayakan anak-anak penyandang disabilitas untuk terlibat dalam proses produksi bordir dan pembayaran pada busananya, sebagai bentuk komitmen terhadap inklusivitas.
Tak hanya menonjolkan estetika, Hengki juga mengusung misi sosial dan diplomasi budaya lewat setiap rencananya. Ia percaya bahwa mode bisa menjadi media untuk menceritakan sejarah, identitas, dan kebanggaan nasional.
Hengki meninggalkan warisan gaya desain yang khas yaitu glamor etnik, cutting modern, bahan mewah, dan sentuhan lokalitas tinggi. Ia menjadi inspirasi banyak desainer muda kini mulai berani mengangkat kain tradisional ke dalam format global.