JATIMTIMES - Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Malang (UM) mengembangkan inovasi baru dalam pencegahan penyakit kardiovaskular. Melalui riset berbasis mikroenkapsulasi, tim peneliti mengombinasikan ekstrak mawar merah (Rosa damascena Mill.) dan probiotik untuk menurunkan kadar senyawa berbahaya dalam tubuh yang dikenal sebagai Advanced Glycation End Products (AGEs).
Riset ini digagas oleh Dr. dr. Rias Gesang Kinanti, M.Kes; dr. Rokhmatul A, M.Biomed; dr. Ardhiyanti PR, M.Biomed; dr. Karina, Sp.PK; serta Nindi Kusuma Dewi, S.Keb., Bd., M.Keb. Dimana fokus penelitian diarahkan pada upaya pencegahan kerusakan pembuluh darah akibat glikasi, salah satu faktor utama yang memicu berbagai penyakit jantung.

Proses penelitian ekstrak mawar merah (Rosa damascena Mill.) dan probiotik untuk mencegah penyakit jantung. (Foto: istimewa)
Baca Juga : PPKn Unisba Blitar Gagas Pembelajaran Reflektif Berbasis Deep Learning
Menurut Ketua tim Dr. dr. Rias Gesang Kinanti, M.Kes, glikasi terjadi saat gula berlebih dalam tubuh bereaksi dengan protein atau lemak, menghasilkan AGEs. Senyawa ini terbentuk secara alami, namun produksinya meningkat karena konsumsi makanan yang dipanaskan atau diawetkan.
"Kadar AGEs yang tinggi dapat memicu stres oksidatif, inflamasi, dan kerusakan pembuluh darah, hingga berujung pada hipertensi, serangan jantung, dan stroke," kata dr. Rias.
“Dengan mengembangkan mikroenkapsulasi ekstrak mawar dan probiotik, kami berharap dapat memitigasi dampak negatif glikasi pada tubuh, terutama dalam pencegahan penyakit kardiovaskular,” imbuhnya.
Dalam penelitian ini, kata dr. Rias, ekstrak mawar merah dikombinasikan dengan dua jenis probiotik, yaitu Lactobacillus casei dan Bifidobacterium longum. Untuk melindungi bahan aktif dari kerusakan akibat kondisi asam lambung, mikroenkapsulasi dibuat menggunakan bahan pembungkus berbasis kitosan.
"Teknologi mikroenkapsulasi ini dirancang agar senyawa aktif tetap utuh hingga mencapai saluran pencernaan. Dengan begitu, efektivitas senyawa dalam menurunkan AGEs dan melindungi pembuluh darah tetap terjaga," ungkap dr. Rias.
Baca Juga : Disnakertrans Jatim Siapkan Pekerja untuk Diserap Industri Perbaikan Mobil Korsel
Lantas efektivitas mikroenkapsulasi dievaluasi melalui uji coba in vivo pada tikus Wistar. "Tujuan uji coba ini untuk mengetahui sejauh mana formula dapat mengurangi kadar AGEs secara signifikan. Hasil pengujian awal diharapkan menjadi landasan kuat bagi pengembangan terapi pencegahan berbasis bahan alami," jelas dr. Rias.
Untuk diketahui, penyakit kardiovaskular sendiri masih menjadi penyebab utama kematian di berbagai negara. Oleh karena itu, alternatif pencegahan yang lebih aman dan terjangkau sangat dibutuhkan masyarakat.
Selain kontribusi terhadap kesehatan, dr. Rias juga berharap riset ini selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 3, yakni menjamin kehidupan sehat dan meningkatkan kesejahteraan. Di lingkungan kampus, penelitian ini juga turut mendukung proses pembelajaran di Program Studi Kedokteran UM, khususnya pada Blok Elektif Pengembangan Fitofarmaka serta Blok Masalah Kardiovaskular dan Respirasi.
Hasil penelitian ini menjadi bukti bahwa sains mampu memberikan solusi terhadap tantangan kesehatan modern. Pendekatan berbasis bahan alami sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk preventif penyakit jantung yang lebih ramah bagi masyarakat luas.