free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Kunjungan Wisata Turun, PHRI Minta Pemkot Batu Gencarkan Sport Tourism

Penulis : Prasetyo Lanang - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi. Kunjungan wisata di Kota Batu disebut menurun dalam beberapa bulan terakhir dibandingkan tahun sebelumnya.(Foto: Prasetyo Lanang/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Pelaku pariwisata merasakan dampak angka kunjungan wisata yang cukup lesu di Kota Batu dalam beberapa bulan terakhir. Hingga Juni 2025, angka kunjungan wisata mengalami penurunan hingga 30 persen jika dibanding tahun sebelumnya dengan rentang waktu yang sama.

Lesunya pariwisata terlihat dari catatan kunjungan sementara Dinas Pariwisata Kota Batu. Salah satu indikatornya periode libur panjang dalam rangka Hari Kenaikan Yesus Kristus dan Idul Adha 1446H/2025M yang berlangsung dari 29 Mei hingga 10 Juni 2025.  Ada 111.355 orang berkunjung ke Kota Batu. Jumlah tersebut mencakup Angka kunjungan itu tersebar di 90 titik usaha jasa akomodasi dan 45 daya tarik wisata (DTW).

Baca Juga : Dikunjungi Turis Asal Spanyol, Kadisparbud Sebut  Awal Kemajuan Wisata di Jember

Data tersebut masih belum mencakup kunjungan di sektor kuliner (restoran, kafe, rumah makan, dll) serta homestay/villa yang datanya tidak dilaporkan oleh paguyuban terkait. Meski begitu, selama libur Idul Adha hingga 10 Juni, terjadi penurunan drastis hingga mencapai 30 persen.

Hal tersebut dirasakan para pelaku wisata dan sektir pendukungnya. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kota Batu, Sujud Hariadi membenarkan tren penurunan wisata tersebut.

Kondisi itu diduga terjadi akibat melemahnya daya beli sebagai efek lanjutan dari perlambatan ekonomi. "Karena sudah mulai terasa (penurunan daya beli) sejak pandemi COVID-19 hingga terbaru kebijakan efisiensi anggaran," kata Sujud saat dikonfirmasi, belum lama ini.

Situasi ini memungkinkan masyarakat mengerem daya beli atau pengeluaran, terutama dari aspek kebutuhan leisure atau rekreasi. Tren penurunan ini sudah dirasakan pelaku wisata, jasa akomodasi dan juga restoran selama 2-3 tahun terakhir ini.

''Katakanlah ambil 4 bulan terakhir saja di 2025 dan 2024 itu jika dibandingkan turun 40 persen, ada yang 30 persen. Penurunan daya beli masyarakat terasa sekali,'' ucapnya.

Baca Juga : Napoli Matangkan Transfer Yunus Musah dari Milan, Billing Dipulangkan ke Bournemouth

Kendati demikian, dalam situasi itu pihaknya bersyukur tidak ada yang sampai melakukan kebijakan PHK besar-besaran. Kebanyakan, pelaku wisata lebih memilih skema pengurangan jam kerja daripada PHK. 

Oleh karena itu, pihaknya berharap Pemerintah Kota Batu juga turut peduli dengan situasi yang mendera para pelaku wisata di Kota Batu. Berbagai macam inovasi mutlak harus ditanggung bersama untuk kembali membangkitkan sektor pariwisata Kota Batu.

"Saya harap event-event seperti sport tourism, health tourism di Kota Batu lebih diintensifkan lagi. Dengan begitu perputaran ekonomi masih dapat terus jalan. Lalu juga sebaiknya kegiatan M.I.C.E itu juga sebaiknya bisa dipertimbangkan lagi untuk digelar,'' imbuh Sujud.