free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Kirab Pancasila dan Pawai Lentera Dilepas Wali Kota Mas Ibin, Tanda Cinta Warga Blitar pada Ideologi Bangsa

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Wali Kota Blitar Mas Ibin melepas Kirab Pancasila dan Pawai Lentera sebagai bagian dari Grebeg Pancasila 2025. (Foto: Bagian Umum Setda Kota Blitar)

JATIMTIMES - Kota Blitar kembali menjadi panggung utama semangat kebangsaan. Sabtu malam, 31 Mei 2025, dari halaman Istana Gebang (rumah masa kecil Bung Karno) gema semangat Pancasila menyeruak dalam derasnya hujan. Di tengah guyuran langit, ratusan warga tetap bertahan, memegang lentera, berjalan pelan dalam Kirab Pancasila dan Pawai Lentera

Malam itu, Kota Blitar tak hanya memperingati Hari Lahir Pancasila, tapi juga menegaskan komitmennya sebagai penjaga api ideologi bangsa.

Baca Juga : Daftar Film Indonesia Tayang Juni 2025: Mana yang Paling Kamu Tunggu?

Kirab Pancasila dan Pawai Lentera bukan sekadar prosesi simbolik. Ia menjadi penanda pembuka dari rangkaian Grebeg Pancasila, sebuah perayaan khas Kota Blitar dalam memperingati Hari Lahir Pancasila. Tahun ini, Pemkot Blitar kembali menggelar rangkaian tersebut dengan semangat pembangunan berbasis kebudayaan dan penguatan nilai-nilai ideologi bangsa.

Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin atau yang akrab disapa Mas Ibin, membuka acara dengan pidato penuh semangat di hadapan masyarakat. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi antusiasme warga yang tetap hadir meski hujan mengguyur. Ia menyebut, semangat warga malam itu seakan mengulang spirit pendiri bangsa dalam memperjuangkan dasar negara.

ā€œKalau Bung Karno tahu, beliau pasti bangga melihat warga Kota Blitar malam ini. Bukan hanya hadir secara fisik, tapi juga secara jiwa, dalam meneguhkan kembali cita-cita luhur bangsa ini,ā€ ujar Mas Ibin.

Ia juga menyinggung kembali peristiwa bersejarah saat Bung Karno menyampaikan gagasan Pancasila dalam sidang BPUPKI—sebuah warisan pemikiran besar yang kini dijaga dan diwariskan oleh generasi penerus. ā€œLima sila itu bukan sekadar dasar negara, tapi juga panduan hidup berbangsa yang harus kita amalkan,ā€ tambahnya.

Kirab Pancasila dimulai dengan penyerahan simbol-simbol ideologis seperti patung burung Garuda dan teks Pancasila. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar, Edy Wasono, menjelaskan bahwa Kirab Pancasila sejatinya merupakan pelestarian dari tradisi ā€œBedhol Pusakaā€ā€”ritual pemindahan benda-benda sakral yang menyimpan nilai-nilai luhur bangsa.

ā€œPawai Lentera ini bukan sekadar atraksi. Ia simbol penerangan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat,ā€ ujar Edy. Sekitar 80 kelompok peserta dari sekolah dan OPD turut berpartisipasi, masing-masing membawa lentera yang dihias dengan ornamen kebangsaan.

Grebeg Pancasila tahun ini mengusung tema ā€œMemperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Rayaā€. Sebuah tema yang, menurut Edy, relevan dengan semangat zaman—di mana bangsa ini tengah berjuang menjaga nilai kebangsaan dalam dinamika globalisasi. Ia mengatakan bahwa rangkaian acara Grebeg Pancasila akan terus diperkuat sebagai bagian dari agenda tahunan pariwisata berbasis sejarah dan ideologi.

"Kota Blitar memiliki warisan yang tak ternilai—bukan hanya makam Bung Karno, tetapi juga semangatnya. Melalui Grebeg Pancasila, kami ingin menunjukkan kepada Indonesia bahwa ideologi bisa hidup dalam tradisi dan perayaan rakyat," jelas Wali Kota Blitar, Mas Ibin.

Baca Juga : Pj Sekda Kabupaten Malang: Seluruh Perangkat Daerah Tidak Lakukan KKN

Pariwisata Kota Blitar pun mendapat panggungnya malam itu. Ribuan pasang mata turut memadati jalan-jalan utama, menjadikan kirab ini bukan hanya acara pemerintahan, tetapi juga daya tarik wisata budaya. UMKM lokal pun tak ketinggalan, memanfaatkan momentum untuk menjajakan produk kreatif mereka, dari makanan tradisional hingga kerajinan tangan bertema nasionalisme.

Rute kirab dirancang menyusuri jalan-jalan ikonik kota—dari Jl. Sultan Agung, Jl. Panglima Sudirman, Jl. A. Yani, hingga Jl. Merdeka. Sepanjang perjalanan, suara musik tradisional berpadu dengan sorak sorai penonton yang mengabadikan momen lewat kamera ponsel mereka.

Dinas Perhubungan Kota Blitar menutup sementara beberapa ruas jalan untuk menjamin kelancaran kirab. Petugas berjaga di berbagai titik, memastikan kegiatan berjalan tertib dan aman.

Kirab dan Pawai Lentera ini menandai pembuka dari lima rangkaian utama Grebeg Pancasila, yakni Renungan Pancasila, Upacara Harlah Pancasila, Kirab Gunungan Lima, dan Kenduri Pancasila. Masing-masing membawa pesan moral dan kebangsaan yang mengakar kuat di tanah kelahiran Proklamator.

Kota Blitar sekali lagi menunjukkan jati dirinya: bukan sekadar kota kecil di selatan Jawa Timur, melainkan penjaga nilai-nilai besar yang membentuk Indonesia. Dalam lentera-lentera yang menyala malam itu, terpantul wajah masa depan yang tetap setia pada dasar negara. Sebuah pemandangan yang membuat sejarah terasa hidup, dan masa depan tampak lebih terang.

Kirab Pancasila dan Pawai Lentera di Kota Blitar bukan hanya pesta simbolik. Ia menjadi bukti nyata bahwa ideologi negara tidak kehilangan tempatnya di hati rakyat. Di tengah tantangan zaman, Pemkot Blitar membuktikan bahwa Pancasila bisa dirayakan bukan hanya dalam teks, tetapi juga dalam aksi kolektif yang hidup, terang, dan hangat, seperti lentera-lentera yang malam itu menerangi jalan sejarah dari Istana Gebang menuju balai kota.