free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Bimtek P4GN: Dosen Unisba Blitar Dorong Peran Public Speaking dalam Pencegahan Narkoba

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Dosen Ilmu Komunikasi Unisba Blitar, Anita Reta Kusumawijayanti, memberikan pelatihan teknik public speaking dalam Bimtek P4GN yang digelar BNNK Blitar di RM Telaga Indah, Kanigoro. (Foto: Unisba Blitar)

JATIMTIMES – Di tengah meningkatnya tantangan penyalahgunaan narkoba di tingkat lokal maupun nasional, upaya pencegahan memerlukan pendekatan yang tidak hanya keras, tetapi juga cerdas. Hal itulah yang menjadi sorotan utama dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang digelar Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Blitar, Selasa (6/5/2025) dan Kamis (8/5/2025) lalu.

Bertempat di Rumah Makan Telaga Indah, Kanigoro, acara itu menghadirkan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, Anita Reta Kusumawijayanti, sebagai pemateri. Kehadirannya bukan sekadar membawakan teori komunikasi, tetapi mengajak peserta untuk menjadikan public speaking sebagai senjata baru dalam gerakan antinarkoba.

Baca Juga : Dinsos Jatim Bedah Kamar 33 Lansia di 14 Kabupaten-Kota

Menurut Anita, komunikasi bukan perkara menyampaikan pesan semata, melainkan bagaimana pesan tersebut sanggup menggugah hati dan menggerakkan tindakan. Ia menekankan pentingnya komunikasi yang mengandung empati dan menyentuh sisi emosional masyarakat. “Dengan teknik public speaking yang tepat, kita dapat menjangkau lebih banyak orang dan menginspirasi mereka untuk berpartisipasi dalam gerakan P4GN,” ujarnya kepada peserta.

Dalam sesi pelatihan, Anita tidak hanya memaparkan teori komunikasi, tetapi juga membagikan kiat berbicara di depan publik dengan percaya diri. Latar belakangnya sebagai jurnalis dan praktisi komunikasi memberikan bobot praktis dalam pelatihan tersebut. Ia mencontohkan bagaimana seorang pegiat antinarkoba dapat mengemas pesan dengan narasi yang kuat, berdaya pengaruh, dan mudah diterima oleh beragam lapisan masyarakat.

Lebih dari sekadar berbicara, Anita mengajak peserta memahami pentingnya active listening—mendengarkan secara utuh, tanpa interupsi, dan dengan empati. Menurutnya, mendengar adalah bagian dari strategi komunikasi yang selama ini kurang disorot dalam kampanye sosial. 

“Melalui kemampuan mendengar, kita bisa merancang pendekatan yang lebih tepat, menyentuh hati, dan memberikan dampak nyata,” paparnya.

Penerapan komunikasi yang efektif dalam isu narkoba, kata Anita, sangat penting karena persoalan ini menyangkut lebih dari sekadar statistik. Ia menilai bahwa narasi tentang narkoba harus dimanusiakan agar publik memahami betapa seriusnya ancaman tersebut. 

“Berbicara tentang narkoba bukan hanya soal angka dan grafik. Ini tentang manusia, tentang kehidupan, dan masa depan yang dipertaruhkan,” ucapnya.

Ia menyoroti bahwa di balik setiap kasus penyalahgunaan narkoba, terdapat harapan yang runtuh dan keluarga yang terluka. Karena itu, menurutnya, edukasi publik tidak bisa hanya mengandalkan jargon dan kampanye visual. Dibutuhkan pendekatan naratif yang personal dan relevan, yang membuat publik tidak sekadar tahu, tetapi juga peduli dan bertindak.

Baca Juga : Pendaftaran Ujian Masuk PTKIN Diperpanjang, Kesempatan Emas bagi Calon Mahasiswa

Kegiatan Bimtek ini menjadi ruang kolaboratif bagi para pegiat P4GN untuk menyelaraskan strategi komunikasi mereka dengan tantangan nyata di lapangan. Anita berharap pelatihan semacam ini bisa menjadi awal dari gerakan komunikasi publik yang lebih kuat dan terstruktur dalam mendorong masyarakat bebas narkoba. 

“Kami ingin menciptakan kesadaran, bukan ketakutan. Memberi pemahaman, bukan sekadar peringatan,” tuturnya.

Pelibatan akademisi dalam isu sosial seperti ini sekaligus menunjukkan peran strategis dunia pendidikan dalam pembangunan. Tidak hanya mencetak lulusan, perguruan tinggi juga diharapkan menjadi bagian dari solusi sosial yang nyata. Kehadiran dosen di tengah masyarakat, seperti yang dilakukan Anita Reta, menjadi bentuk pengabdian yang relevan dan berdampak.

Sebagaimana yang dicita-citakan oleh gerakan P4GN, komunikasi yang baik bukan hanya alat, melainkan pondasi. Dan ketika pesan disampaikan dengan penuh empati, disuarakan dengan keyakinan, serta dibingkai dengan narasi yang kuat, maka kampanye antinarkoba tak lagi terdengar kaku—melainkan hidup dan membumi.