JATIMTIMES - Bupati Malang HM. Sanusi saat ini tengah mempertimbangkan program digitalisasi aset Desa Wisata Gubugklakah yang sedang dirancang dan dilakukan uji coba oleh Tim Hibah Berdikari Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya (UB) untuk diterapkan di seluruh desa di Kabupaten Malang.
Pasalnya, menurut Sanusi, seiring perkembangan zaman yang serba digital, perlu adanya terobosan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat atau wisatawan, baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri, untuk memahami berbagai informasi dari setiap destinasi wisata.
Baca Juga : 3.850 Calon ASN PPPK Pemkab Malang Tahap Pertama Segera Dilantik Hari Rabu
Selain itu, adanya program digitalisasi aset Desa Wisata Gubugklakah dengan pembiayaan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI tersebut merupakan sebuah inovasi yang dapat menjadi contoh bagi desa-desa wisata di Kabupaten Malang dalam mengemas konten setiap titik destinasi wisata yang ada di desa wisatanya masing-masing.
"Nanti kita lihat dulu hasil program dari Universitas Brawijaya. Kalau itu bagus, kita terapkan di semua desa," ungkap Sanusi kepada JatimTIMES.com belum lama ini.
Terlebih lagi, program digitalisasi aset Desa Wisata Gubugklakah ini nantinya memberikan kemudahan bagi pengelola destinasi wisata untuk memberikan informasi secara umum terkait destinasi wisata hanya dengan menggunakan barcode. Di mana ketika dilakukan scan barcode, akan muncul informasi dan video profil seputar destinasi wisata dengan gabungan animasi yang sangat menarik.
Sementara itu, Ketua Tim Hibah Berdikari Pengabdian Masyarakat Fakultas Vokasi UB Susenohaji sebelumnya menyampaikan, bahwa telah dilaksanakan tahapan uji coba pemasangan kertas khusus yang memuat barcode informasi masing-masing destinasi wisata di Rest Area Gubugklakah pada Sabtu (17/5/2025) lalu.
Hasilnya, perlu adanya beberapa perubahan warna pada kertas khusus yang menjadi penanda setiap titik destinasi wisata agar lebih terlihat. Di mana sebelumnya menggunakan latar belakang warna cokelat dan terakhir dilakukan revisi menjadi latar belakang warna kuning agar lebih terlihat.
Akademisi yang akrab disapa Aji ini menjelaskan, program digitalisasi aset Desa Wisata Gubugklakah ini menyajikan berbagai informasi secara digital hanya menggunakan barcode dalam satu kertas untuk 80 titik destinasi wisata. Di mana sebanyak 80 titik destinasi wisata yang yang dilakukan digitalisasi berupa aset di antaranya aset sumber daya alam; aset wisata dan edukasi; aset seni dan budaya; serta aset kuliner.
Baca Juga : Bupati Sanusi Ingin Kegiatan Keagamaan Bisa Menjadi Penggerak Transformasi Sosial di Kabupaten MalangĀ
"Kami mencoba memberikan alternatif hiburan lain bagi pengunjung agar mereka bisa mengetahui secara umum destinasi wisata yang dikunjungi melalui scan barcode. Tapi ini tidak akan mengganggu paket-paket wisata yang sudah dibuat oleh masyarakat dan lembaga desa wisata gubugklakah, jadi akan berjalan beriringan," jelas Aji.
Untuk pengembangan program digitalisasi aset Desa Wisata Gubugklakah, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Malang. Hal itu untuk semakin menguatkan program digitalisasi aset Desa Wisata Gubugklakah agar semakin masif diterapkan di seluruh desa wisata di Kabupaten Malang.
Sebelumnya, program digitalisasi aset desa wisata telah dikembangkan di Desa Wisata Sanankerto (Boonpring) di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Ke depan pihaknya menargetkan dapat menjadikan Desa Wisata Gubugklakah dan Desa Wisata Sanankerto (Boonpring) menjadi training center digitalisasi aset desa wisata yang lingkupnya nasional.
"Saya bermimpi ada training center di Desa Wisata Gubugklakah dan Desa Wisata Sanankerto (Boonpring). Jadi kalau desa wisata dari seluruh Indonesia mau belajar digitalisasi aset desa wisata, nantinya silahkan datang ke training center di Gubugklakah dan Sanankerto. Karena di dua tempat ini ke depan akan menjadi pionir program digitalisasi aset desa wisata," pungkas Aji.