JATIMTIMES - Bagi sebagian masyarakat Jawa, primbon dan weton masih menjadi bagian penting dalam menjalani kehidupan. Selain digunakan untuk menentukan hari baik, weton juga dipercaya mampu menganalisis karakter, jodoh, rezeki, hingga arah karier seseorang berdasarkan hari lahirnya.
Hari ini, Rabu (21/5/2025), adalah Rabu Pon. Berdasarkan kalender Jawa, tanggal ini bertepatan dengan 23 Sela 1958 Ja, sedangkan dalam kalender Hijriah jatuh pada 23 Dzulqaidah 1446 H. Dalam perhitungan Jawa, Rabu Pon memiliki neptu 14, hasil penjumlahan angka hari Rabu (7) dan pasaran Pon (7).
Lantas, seperti apa karakter orang yang lahir di weton Rabu Pon? Bagaimana soal rezeki, percintaan, hingga kariernya? Berikut ulasan lengkapnya, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber.
Pemilik weton Rabu Pon dikenal sebagai pribadi yang simpatik, sopan, dan memiliki daya tarik. Dalam primbon jawa, karakter ini digambarkan sebagai "Lakuning Rembulan", artinya seperti rembulan yang mampu memberi keteduhan bagi orang-orang di sekitarnya.
Pemilik weton ini umumnya berhati-hati dalam bersikap, cerdas, dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial yang berbeda. Tak heran jika para Rabu Pon ini mudah disukai dan sering menjadi pusat perhatian.
Namun di balik sikap simpatiknya, weton ini juga menyimpan sisi negatif. Beberapa di antaranya adalah mudah tersinggung, suka pamer, dan senang dipuji. Mereka juga bisa menjadi pribadi yang keras kepala dan kurang disiplin jika tidak diarahkan dengan baik.
Secara umum, rezeki bagi pemilik weton Rabu Pon tergolong cukup baik. Dalam primbon, digambarkan bahwa mereka bagaikan perahu di tengah lautan, selalu bergerak mencari, pantang menyerah, dan tak mudah kehabisan sumber daya.
Lambang weton ini dalam Wuku Julungpujut adalah sapi gumarang sedang turun, yang berarti memiliki kedudukan terhormat. Namun tetap perlu waspada terhadap gangguan atau “aral” berupa teluh, terutama saat beraktivitas mengarah ke Barat Laut dalam 7 hari mendatang.
Berdasarkan karakter yang dimiliki, pemilik weton ini cocok menekuni bidang yang menuntut kemampuan komunikasi dan adaptasi. Mereka cepat belajar dan bisa bekerja di lingkungan yang dinamis.
Beberapa profesi yang dinilai cocok di antaranya pengusaha, seniman, guru atau dosen, pekerja pemasaran, dan jurnalis.
Kecerdasan sosial dan kemampuan para pemilik weton Rabun Pon dalam membangun relasi menjadi modal untuk sukses di bidang-bidang tersebut.
Baca Juga : Benarkah Hewan Kurban Akan Jadi Tunggangan di Akhirat Menuju Surga? Ini Kata UAS dan UAH
Dalam ilmu primbon, weton Rabu Pon memiliki Pangarasan "Lakuning Rembulan" dan Pancasuda "Bumi Kapetak". Artinya, para pemilik weton ini adalah pekerja keras, mampu menahan beban dan penderitaan dengan baik, namun sering kali kebaikan mereka tidak tampak di mata orang lain.
Weton Rabu Pon juga dikenal perfeksionis, menyukai kerapian dan kebersihan. Di sisi lain, ada kecenderungan menyimpan dendam, yang bisa menjadi batu sandungan dalam hubungan sosial.
Weton Rabu Pon ini berada dalam Wuku Julungpujut, dengan lambang dewa Bathara Guritna. Simbol ini menggambarkan pribadi yang gemar keramaian, punya tutur kata baik, dan berpeluang menduduki posisi penting.
Weton ini memiliki simbol alam berupa gunung berada di depan, yang artinya memiliki kemauan keras dan cenderung ingin memimpin. Meski tidak berlimpah secara materi, para pemilik weton selalu punya semangat untuk berkembang. Burung simbolnya adalah emprit jowan, menandakan pribadi sederhana tapi penuh semangat hidup.
Dalam hitungan primbon, weton ini cocok menjalin hubungan dengan pasangan yang memiliki neptu 10 atau 15. Kombinasi angka ini dipercaya menciptakan harmoni dan saling melengkapi secara spiritual maupun emosional. Beberapa weton yang dianggap cocok antara lain Kamis Pon, Selasa Pon, Minggu Legi, Rabu Kliwon, Jumat Pahing dan Jumat Wage.
Primbon juga mencatat bahwa hari Rabu Pon di wuku Julungpujut adalah hari yang berwatak rahayu. Artinya cocok untuk berbagai kegiatan positif, termasuk memulai usaha, pindah rumah, hingga menikah.
Namun, selama tujuh hari ke depan, pemilik weton ini disarankan untuk menghindari melakukan perjalanan atau urusan penting ke arah Barat Laut, karena dipercaya sedang ada gangguan energi dari arah tersebut.
