free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Serba Serbi

Peneliti Jepang dan NASA Prediksi Kiamat Terjadi di Tahun 1.000.002.021

Penulis : Binti Nikmate - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi bumi. (Foto: Marca)

JATIMTIMES - Kapan dunia akan berakhir? Pertanyaan itu mungkin pernah terlintas di benak semua orang. Kini, tim peneliti dari Tohoku University bekerja sama dengan NASA mengklaim telah menemukan jawabannya. Melalui perhitungan canggih dengan superkomputer dan model ilmiah mutakhir, para ahli menetapkan satu tanggal pasti kapan Bumi akan benar-benar tak layak huni. 

Dalam studi tersebut, para ilmuwan memodelkan evolusi Matahari dan dampaknya terhadap tata surya, termasuk Bumi. Seiring berlalunya waktu, Matahari diprediksi akan terus membesar, memancarkan energi panas yang semakin ekstrem hingga akhirnya membuat kehidupan di Bumi mustahil bertahan. 

"Suhu Bumi akan meningkat drastis akibat ekspansi Matahari. Perlahan, planet ini akan menjadi neraka panas yang tidak bisa mendukung kehidupan apa pun," ungkap para peneliti seperti dikutip dari Marca, Selasa (13/5/2025). 

Fenomena dampak Matahari ini sebenarnya sudah mulai terlihat. Pada Mei 2024 lalu, NASA mencatat beberapa flare (ledakan) Matahari dan lontaran massa korona yang cukup kuat hingga memicu badai geomagnetik terhebat dalam 20 tahun terakhir. Meski belum dalam skala kiamat, peristiwa ini dinilai sebagai peringatan dini. 

Lantas, kapan tepatnya Bumi akan benar-benar hancur? Berdasarkan simulasi para ahli, kehidupan di Bumi dipastikan tak akan lagi ada pada tahun 1.000.002.021. 

Angka tersebut memang terdengar sangat jauh di masa depan. Namun peneliti mengingatkan bahwa efek buruk dari aktivitas Matahari terus berjalan perlahan tanpa ampun. 

"Waktu berjalan sangat lambat, tetapi tak bisa dihindari. Meski tanggal itu terasa jauh, dampaknya sudah mulai dirasakan sekarang," lanjut laporan tersebut. 

Meski demikian, para peneliti menegaskan bahwa umat manusia masih punya kesempatan untuk memperpanjang usia Bumi atau bahkan mencari 'rumah' baru di planet lain. Perkembangan teknologi dianggap sebagai faktor krusial, baik untuk mitigasi dampak Matahari maupun eksplorasi luar angkasa. 

"Upaya-upaya kolonisasi planet lain serta inovasi teknologi perlindungan Bumi harus dipercepat agar tidak terlambat. Waktu masih ada, namun tantangannya sangat besar," tambah keterangan para ahli. 

Peringatan ini sekaligus menjadi ancaman dari luar angkasa sama seriusnya dengan isu-isu lingkungan yang dihadapi saat ini. Meski kiamat diprediksi terjadi miliaran tahun lagi, tindakan nyata harus dilakukan sejak sekarang. 

"Memahami bagaimana Matahari mempengaruhi Bumi adalah langkah awal. Dari sana, kita bisa merancang solusi jangka panjang untuk keberlangsungan umat manusia," tutup laporan tersebut.