free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Strategi Sukses Budidaya Ikan Lele: Tips Gampang dari Dosen hingga Peternak Besar

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Nurlayla Ratri

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Potret ilustrasi budidaya lele. (Foto: Pasar Mikro)

JATIMTIMES - Budidaya ikan lele menjadi salah satu pilihan bisnis yang cukup menjanjikan di sektor perikanan air tawar. Selain perawatannya yang relatif mudah, permintaan pasar terhadap ikan berkumis ini juga terus meningkat, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun kuliner warung makan. Tak heran jika banyak pelaku usaha, mulai dari petani pemula hingga aparat kepolisian, terjun langsung ke dunia budidaya lele.

Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk mulai membudidayakan ikan lele, berikut ini JatimTIMES rangkum strategi sukses budidaya lele yang dihimpun dari berbagai sumber dan pengalaman langsung para peternak.

Panen Lele dalam 40 Hari

Baca Juga : Usung Inovasi Terkait Ketahanan Pangan, Tim Unisma Raih Juara di Kompetisi Nasional Innovillage 

Dilansir dari kanal YouTube Agropedia, berikut ini adalah sejumlah langkah penting untuk bisa panen lele dalam waktu 40 hari. Metode ini cocok untuk peternak pemula yang ingin cepat balik modal.

1. Gunakan Kolam Terpal Berkualitas
Langkah awal yang menentukan keberhasilan adalah pemilihan kolam. Penggunaan kolam terpal menjadi pilihan paling ekonomis dan fleksibel. Anda bisa memilih antara membuat kolam di atas tanah atau menggali dan melapisinya dengan terpal.

“Kolam terpal jauh lebih murah dibanding membangun kolam permanen. Selain itu, perawatannya juga lebih mudah,” demikian penjelasan di YouTube Agropedia.

2. Pilih Bibit Lele Unggulan
Pemilihan bibit sangat penting. Disarankan memilih bibit dengan ukuran 6-9 cm dan berat sekitar 50-60 gram. Bibit unggulan akan tumbuh lebih cepat dan minim risiko kematian.

3. Tebar Bibit dengan Kepadatan Ideal
Bibit lele sebaiknya ditebar dengan kepadatan 150-200 ekor per meter persegi agar pertumbuhan bisa merata. Setelah ditebar, biarkan ikan menyesuaikan diri dengan lingkungan kolam baru.

4. Rawat Kolam Secara Rutin
Kebersihan kolam menjadi faktor dalam menjaga kesehatan ikan. Rutinlah mengganti air kolam minimal seminggu sekali agar kualitas air tetap terjaga.

5. Berikan Pakan Berkualitas
Pemberian pakan tidak boleh sembarangan. Gunakan pakan berupa pelet atau cacing, disesuaikan dengan ukuran mulut ikan. Pemberian pakan yang tepat akan mempercepat pertumbuhan dan menjaga imunitas ikan.

6. Panen Setelah 40 Hari
Jika perawatan dilakukan dengan baik, ikan lele sudah bisa dipanen pada usia 40-50 hari. Umumnya bobot lele siap konsumsi berada pada kisaran 200–260 gram per ekor.

Kisah Uci, Peternak Lele Otodidak dari Sukabumi

Salah satu contoh sukses peternak lele datang dari Uci, warga Kota Sukabumi, yang kini mengelola 35 kolam pembesaran lele dan menghasilkan jutaan rupiah per siklus panen.

Dilansir dari Sukabumiupdate.com, Uci memulai usaha ini bersama istrinya, Yayah, secara otodidak. Bermodalkan Rp 3 juta, ia membangun tiga kolam terpal berukuran 3×7 meter. Dari hasil panen pertamanya, Uci kembali memutar modal untuk memperluas usahanya.

Kini, Uci memiliki 35 kolam, termasuk 15 kolam untuk pembiakan dan satu kolam khusus indukan. Dalam satu siklus pembibitan, Uci mampu menghasilkan hingga 6.000 ekor ikan lele. Dengan biaya sekitar Rp 1,5 juta per siklus, pendapatan dari pembibitan bisa mencapai Rp 6 juta.

“Biaya Rp 1,5 juta itu sudah termasuk proses mengawinkan 6 pasangan indukan sampai panen dalam dua bulan,” ungkap Uci.

Permintaan terhadap lele hasil ternak Uci datang dari berbagai kalangan, mulai dari pedagang hingga pelajar dan mahasiswa yang ingin belajar langsung ke lokasi ternaknya.

Polisi yang Panen Rp 19 Juta per Bulan dari Kolam Lele

Cerita sukses lain datang dari Probolinggo. Bripka Heidi, anggota Reskrim Polsek Mayangan, bersama sang istri Devi Sylvianica, membuktikan bahwa budidaya lele bisa menjadi sumber penghasilan tambahan yang sangat menjanjikan.

Dilansir dari iNews.id, usaha ini berawal dari sebuah kejadian saat Heidi sedang bertugas di Satlantas. Ia menilang pengendara yang membawa lele melawan arus, dan dari sanalah inspirasi bisnis datang.

Tahun 2009, dengan modal awal Rp 3 juta, Heidi mulai mencoba membuat satu kolam bioflok berkapasitas 5.000 ekor. Ia juga menciptakan cairan prebiotik dari bahan alami seperti daun pepaya untuk meningkatkan efisiensi pakan.

“Hanya dengan modal pakan yang diolah dengan cairan prebiotik, pertumbuhan lele jadi lebih cepat. Panen bisa dilakukan dalam 1 hingga 3 bulan saja,” jelasnya.

Kini, usaha tersebut telah berkembang pesat. Omzet bulanan mencapai Rp 19 juta. Selain itu, sang istri Devi juga sukses mengembangkan produk olahan seperti abon lele, pentol lele, dan kerupuk lele yang sudah dipasarkan ke Probolinggo, Lumajang, dan Pasuruan.

Budidaya Lele di Lahan Sempit Ala Akademisi

Dosen dari salah satu perguruan tinggi swasta, Muhsin Zuhad, membagikan kiat sukses budidaya lele yang ia tekuni di halaman rumah. Dengan sistem kolam terpal bioflok, budidaya ini terbukti mudah dan menguntungkan.

“Ikan lele itu gampang dipelihara, cepat panen, dan bisa dijalankan dari rumah. Asal tahu caranya, keuntungannya bisa berlipat,” ujar Muhsin.

Berikut tips budidaya lele di lahan sempit ala Muhsin Zuhad, dilansir dari Times Indonesia
1. Kolam Terpal Bioflok
Kolam bioflok menjadi pilihan Muhsin saat pertama kali memulai budidaya lele. Selain mudah dibuat, kolam jenis ini tidak memerlukan banyak ruang. Bahkan, ia memanfaatkan lahan kosong di halaman rumah untuk menempatkan kolam-kolam tersebut.

Baca Juga : Persewangi Banyuwangi Optimis Menangkan Dua Laga Sisa untuk Lolos Babak Selanjutnya

"Selain itu mudah dibersihkan membuat ikan lebih higienis. Saya memiliki enam kolam dengan ukuran 4 kolam 3 diameter dan 2 kolam berukuran 2 diameter," katanya.

Ia menjelaskan bahwa dengan kolam bioflok, pertumbuhan ikan jadi lebih optimal. “Tiga bulan bisa langsung panen,” tambahnya. Metode ini juga dinilai efisien untuk masyarakat perkotaan yang ingin beternak lele dari rumah.

2. Jadwal Pemberian Pakan Harus Teratur
Kesuksesan budidaya lele juga ditentukan dari cara memberi pakan. Menurut Muhsin, pemberian pakan tidak boleh sembarangan. Jika tidak dijadwalkan secara tepat, air kolam bisa cepat kotor dan ikan bisa mati.

"Minimal baik dua kali. Misalnya dalam sehari dilakukan dua kali, pagi dan sore, atau tiga kali, pagi, siang dan malam," ujarnya.

Pemberian pakan yang konsisten juga membantu pertumbuhan ikan agar merata dan mengurangi tingkat kematian.

3. Racikan Pakan Herbal Rahasia Ikan Cepat Besar
Tak hanya mengandalkan pakan pabrikan, Muhsin yang akrab disapa Izul, juga memiliki racikan khusus berbahan herbal. Ramuan ini dipercaya mampu mempercepat pertumbuhan ikan lele di atas rata-rata.

"Buat ramuan ini tiga bulan bisa langsung panen. Tumbuh besar di atas rata-rata," terangnya.

Adapun komposisinya cukup unik, yakni campuran daun pepaya (3 helai), bawang putih (3 siung), jahe (3 ruas), kunyit (2 ruas), temulawak (5 ruas), kencur (4 ruas), susu kental manis (2 sachet), satu butir telur, satu biji pisang, serta probiotik tepung 50 gram. Semua bahan dicampur dan diberikan secara berkala untuk mendukung pertumbuhan ikan.

4. Panen Tiga Bulan Sekali
Meskipun sempat terkendala saat pandemi, Izul tetap konsisten menjalankan usahanya. Ia mengaku saat awal pandemi, penjualan sempat turun karena banyak rumah makan dilarang menerima pelanggan makan di tempat.

Namun kini, pasarnya mulai stabil. Rata-rata pelanggan Izul adalah pemilik warung makan penyetan yang membeli langsung dari rumahnya. "Kalau ambil di tengkulak kan lebih mahal harganya. Makanya mereka ambil di saya lebih murah," katanya.

Dari usaha tersebut, Izul mampu meraup keuntungan jutaan rupiah dalam satu siklus panen selama 100 hari. “Kalau dihitung, sebelum pandemi saya bisa menjual 12 kilo per hari, dengan nominal Rp 240 ribu,” jelasnya.

Ia menyarankan agar menjual hasil panen langsung ke konsumen tanpa perantara.

5. Modal Kecil Untung Besar
Untuk memulai, Izul hanya mengeluarkan modal sekitar Rp 2,3 juta guna membeli 10 ribu ekor bibit lele. Dalam waktu sekitar tiga bulan atau 100 hari, ikan-ikan tersebut sudah bisa dipanen dan dijual.

Jika seluruh ikan terjual, ia bisa mengantongi keuntungan bersih hingga hampir dua kali lipat dari modal awal. "Kalau terjual semua harga keuntungan mencapai Rp 4,8 juta," ungkapnya.

Menurutnya, kunci keberhasilan terletak pada manajemen kolam, pemberian pakan yang konsisten, dan inovasi dalam pemeliharaan. Izul juga tidak pelit ilmu. Ia kerap membagikan tipsnya di media sosial agar lebih banyak orang tertarik membudidayakan lele.

6. Ramah Lingkungan dan Bisa Dilakukan Siapa Saja
Selain menguntungkan, budidaya lele dengan sistem kolam terpal bioflok juga dinilai lebih ramah lingkungan. Air kolam tidak perlu sering diganti dan sisa pakan tidak menyebabkan pencemaran bila dikelola dengan baik.

“Saya juga ingin menunjukkan bahwa budidaya lele itu bukan pekerjaan rendahan. Mahasiswa, guru, dosen, bahkan ibu rumah tangga pun bisa melakukannya,” terang Izul.

Bagi pemula, Izul menyarankan untuk memulai dari satu atau dua kolam terlebih dahulu, sambil belajar memahami karakter ikan dan kondisi air.

7. Peluang Usaha Rumahan yang Terbuka Lebar
Budidaya ikan lele kini menjadi peluang usaha rumahan yang cukup menjanjikan. Dengan modal yang relatif kecil, waktu panen yang cepat, serta permintaan pasar yang stabil, usaha ini cocok dijalankan di tengah keterbatasan ekonomi.

Bahkan menurut Izul, budidaya lele bisa menjadi alternatif usaha yang tidak terpengaruh musim atau kondisi cuaca. “Yang penting mau belajar dan konsisten. Hasilnya akan mengikuti,” pungkas Izul. 

Dari berbagai kisah sukses di atas, terdapat benang merah yang bisa dijadikan pelajaran bagi siapa saja yang ingin memulai usaha budidaya lele. Beberapa kuncinya adalah sebagai berikut:
- Konsistensi dan fokus, seperti yang dilakukan Uci yang memulai dari nol hingga kini memiliki puluhan kolam.
- Inovasi dalam pakan dan sistem kolam, sebagaimana dilakukan oleh Heidi dengan bioflok dan prebiotik.
- Efisiensi lahan dan pemberian pakan herbal, seperti strategi Izul dalam lahan terbatas.
- Yang tak kalah penting adalah menjaga kualitas air, memilih bibit unggul, dan disiplin dalam pemberian pakan. 

Demikian berbagai strategi usaha budidaya ikan lele yang bisa mendatangkan keuntungan besar dari berbagai ahli. Semoga informasi ini membantu dan menginspirasi kamu yang hendak bikin usaha ya.