free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Olahraga

Sepak Bola Putra Kota Malang Merana, Serba Kekurangan di H-50 Porprov IX

Penulis : Hendra Saputra - Editor : Yunan Helmy

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Tim sepak bola putra Kota Malang. (foto: istimewa)

JATIMTIMES - Tim sepak bola putra Kota Malang yang terus menyiapkan diri pada Porprov IX Jatim 2025 dirundung dilema besar. Betapa tidak, peralatan yang telah diajukan sejak Januari 2025 lalu hingga saat ini belum tuntas. 

Manajer tim sepak bola putra Kota Malang Hengky Bayu Firmansyah memgatakan sejumlah peralatan olahraga untuk kebutuhan timnya hingga saat ini belum juga terlihat. Padahal, pembukaan Porprov IX Jatim sudah kurang 50 hari lagi. 

Baca Juga : Telusuri Venue Porprov, DPRD Kota Malang Ingin Ada Perbaikan di GOR Ken Arok

“Januari sudah ajukan untuk peralatan olahraga, khususnya sepak bola putra, tapi tidak tahu lagi,” kata Bayu, Jumat (9/5/2025). 

Bayu menjelaskan, tim sepak bola putra hanya menerima 20 sepatu sepak bola, 20 karet peregangan dan 8 bola. Namun, semua itu dianggap Bayu bukanlah sesuatu yang pantas sebagai tim tuan rumah. 

“Bayangkan saja, sebagai tuan rumah, jatah dibelikan sepatu cuma 20. Padahal pemain saya ada 24 orang. Sisanya bagaimana. Kemudian bola. Kebutuhan bola untuk latihan masak cuma 8,” ungkap Bayu. 

“Saya mengajukan cons dicoret, cool box, rompi latihan juga dicoret. Totalnya sekitar Rp 99 juta waktu itu pengajuannya. Tapi ketika saya konfirmasi, kata staf Disporapar, hanya itu yang ditandatangani,” imbuh Bayu. 

Selain itu, uang saku atlet yang telah disosialisasikan Disporapar Kota Malang kala itu disebutkan untuk 90 hari. Hingga saat ini, Bayu mengaku dihubungi pemainnya. 

“Yang ada cuma 40 hari, kurangnya kan 50 hari. Meski belum porprov, kami persiapan itu sudah sekitar satu tahun, sudah berapa hari itu?,” keluh Bayu. 

Bayu pun menilai bahwa saat ini Disporapar Kota Malang membiaskan segala sesuatunya. Yakni cabor tetap melakukan kegiatan meski tidak dilengkapi peralatan atau yang telah dijanjikan pada sosialisasi awal. 

“Sewa untuk latihan juga belum dicairkan sampai sekarang. Disosialisasikan itu Rp 250 ribu untuk satu kali latihan, tinggal dikalikan 90 hari. Nah ini persiapan sudah mau habis, porprov juga sudah mau main,” kata Bayu. 

Baca Juga : Gaungkan Porprov di Munas Apeksi, Wali Kota Malang Pamerkan Maskot SIMA di ICE 2025

Sebagai manajer, Bayu bertanggung jawab atas timnya. Ia yang sedari awal kurang begitu percaya dengan Disporapar Kota Malang mencari alternatif lain. 

“Kalau untuk jersey mungkin sudah aman ya. Tapi sebagai dinas yang telah membuat perencanaan, saya heran juga, sampai hari ini juga tidak ada pembahasan untuk jersey sepak bola,” tambah Bayu. 

Sebagai olahraga paling digemari masyarakat, Bayu pun pesimistis mampu meraih hasil maksimal. Berkaca dengan persiapan. Bayu menilai sangat tidak profesional sebagai tim tuan rumah. 

“Saya rasa kurang koordinasi, skemanya tertutup mulai sosialisasi. Koordinasi dengan cabor saya rasa rapat cuma formalitas, tidak ada konkretnya,” ungkap Bayu. 

Sebagai warga asli kelahiran Kota Malang, Bayu pun berharap kontingen Kota Malang dapat meraih hasil maksimal. “Semoga berjalan dengan baik. Cuma nanti kalau ada miss-nya, ya sebisa mungkin mereka tanggung jawab sebagai leading sector penyelenggaraan porprov,” tukas Bayu.