free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Siasat Ketua Senat Kendalikan Pemilihan Pejabat Rektorat, Akreditasi Uwika Jadi Taruhan

Penulis : Muhammad Choirul Anwar - Editor : Nurlayla Ratri

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Suasana depan kampus Uwika Surabaya. (Foto: Choirul/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Pelantikan pejabat rektorat Universitas Widya Kartika (Uwika) Surabaya menyisakan polemik. Hal ini tak lepas dari proses pemilihan Rektor dan Wakil Rektor Uwika periode 2025-2029 yang tidak transparan. 

Sejumlah pihak khawatir hal tersebut akan berdampak pada akreditasi kampus. Informasi yang beredar, sejumlah kalangan dari internal Uwika sendiri menyesalkan tidak adanya transparansi terkait pemilihan pejabat rektorat. 

Baca Juga : Dukung Proses Suksesi Pilrek 2025-2029, 12 Calon Rektor UIN Malang Tandatangani Komitmen Bersama 

Disebutkan bahwa pemilihan Rektor dikendalikan oleh Robby Kurniawan Budhi untuk memenangkan Ong Peter Leonardo. Robby Kurniawan Budhi merupakan Ketua Senat yang turut mencalonkan diri sebagai Wakil Rektor Uwika periode 2025-2029. 

"Robby menolak untuk turun dari jabatan sebagai ketua senat meski dia ikut mencalonkan diri jadi wakil rektor," ungkap sumber tersebut. 

Robby akhirnya berhasil duduk sebagai Wakil Rektor 1 (Bidang Akademik). Ia dilantik bersama Ong Peter Leonardo yang terpilih sebagai Rektor dan Yulia Setyarini selaku Wakil Rektor 2 (Bidang Non-Akademik) untuk periode 2025-2029. 

Terpilihnya para pejabat rektorat tersebut tak lepas dari siasat Robby sebagai Ketua Senat Uwika. Robby disebut mengatur nama-nama yang masuk dalam daftar calon rektor. Yang menjadi persoalan, nama Ong Peter Leonardo dipaksakan lolos sebagai calon rektor meski disebut belum memenuhi ketentuan, dalam hal ini status pendidikannya.

"Robby list siapa saja yang sudah S3, nama Ong Peter ada di dalam list itu. Padahal dia belum S3," paparnya sambil mewanti-wanti agar namanya tidak ditulis di media.

Hal ini tentu saja bertentangan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pihak Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Indonesia (YPPI). Khususnya pada aturan yang tertuang dalam Surat Keputusan YPPI No: 076/Ops.2/YPPI-SK/XI/2024 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemilihan Rektor Universitas Widya Kartika. 

Surat Keputusan tersebut mempersyaratkan berpendidikan Doktor (S3) atau sedang menyelesaikan tahap akhir penulisan disertasi bagi bakal calon rektor. Syarat tersebut tidak terpenuhi oleh Ong Peter Leonardo. 

Selain itu, Robby juga melakukan manuver terhadap mahasiswa. Robby disebut mengontrol BEM agar tidak tahu-menahu tentang peraturan pemilihan rektor. Namun, pada akhirnya BEM paham situasi yang tengah terjadi, namun sudah terlambat karena pejabat rektorat periode 2025-2029 telah ditetapkan.

"SK penetapan rektor dan wakil rektor sudah keluar, baru BEM tahu dan BEM mempertanyakan semua hal itu. Tapi yayasan dan rektorat terkesan nutupi," paparnya.

Baca Juga : Figur Calon Rektor UIN Malang Diperkenalkan, Rektor Beber Kriteria Sosok Pemimpin yang Layak

BEM sendiri disebut takut melakukan aksi demonstrasi untuk memprotes ketetapan tersebut. Pasalnya, ada ancaman drop out bagi mahasiswa yang hendak turun aksi. Robby juga turut menggerakkan dosen-dosen agar menekan mahasiswa. Belakangan, Ong Peter Leonardo sendiri juga turut memanggil mahasiswa.

Sejumlah alumni dan sebagian kalangan internal Uwika sendiri khawatir, formasi baru pejabat rektorat Uwika akan mengorbankan akreditasi kampus. Terlebih, selama 8 tahun terakhir status akreditasi Uwika masih berkutat pada nilai C.

Ditambah lagi, kinerja Robby Kurniawan Budhi sempat menuai keluhan dari sejumlah prodi dan fakultas terkait akreditasi. Dalam hal ini, kapasitas Robby adalah sebagai Kepala Pusat Penjaminan Mutu (PPM). 

Keluhan tersebut salah satunya muncul dari Prodi Sastra Inggris pada Januari 2025 lalu. Saat itu, pihak Prodi mengajukan permohonan pendampingan untuk mengurus peningkatan akreditasi, namun tak kunjung ditanggapi.

Bahkan, persoalan tersebut sampai membuat Rektor Uwika sebelumnya, Filipus Priyo Suprobo, turun tangan untuk mendudukkan Robby selaku Kepala PPM dengan Dekan FSPB dan Kaprodi Sastra Inggris. Dengan track record tersebut, kekhawatiran terkait stagnasi akreditasi Uwika tidaklah berlebihan.

Wartawan media ini sudah berupaya untuk melakukan konfirmasi terhadap para pejabat baru rektorat Uwika namun tidak diberi kesempatan. Pihak kampus bahkan mengusir wartawan yang ingin meliput kegiatan pelantikan pejabat rektorat Uwika, Kamis (8/5/2025).

Humas Uwika Silia Maindelen Napitupulu juga irit bicara. "Mengenai status pendidikan Rektor kami sudah sesuai ketentuan. Dan kami tidak pernah mengancam DO mahasiswa selama demo dilakukan sesuai aturan. Klaim tanpa bukti tidak bisa kami tanggapi lebih lanjut," ujarnya.