JATIMTIMES - Bayi akan menangis untuk berkomunikasi dan memberi tahu orang di sekitarnya bahwa ia sedang merasa lapar, haus, sakit, lelah, tidak nyaman, atau sekadar bosan.
Saat bayi menangis atau rewel, orang tua tentu akan berusaha untuk menenangkan dengan beragam cara. Salah satu cara yang umum dilakukan dan terbilang efektif adalah dengan menggendong bayi.
Baca Juga : 5 Cara Membuat Ramuan Lidah Buaya untuk Maag yang Paling Efektif
Namun, terlalu sering menggendong bayi dipercaya bisa membuatnya tidak mau dibaringkan di tempat tidur. Bayi pun menjadi manja dan hanya mau untuk selalu digendong. Perilaku bayi yang demikian sering disebut bayi bau tangan.
Bayi bau tangan merupakan istilah yang kerap digunakan untuk menggambarkan bayi yang terlihat manja. Sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahwa kondisi ini bisa terjadi akibat terlalu sering menggendong bayi. Namun, apakah anggapan ini benar adanya?
Menggendong Tidak Membuat Bayi Bau Tangan
Dokter Spesialis Anak, dr. Citra Amelinda, SpA, IBCLC, M.Kes, menyatakan tidak benar bahwa bayi yang sering digendong bisa menjadi 'bau tangan'. Justru bayi sangat membutuhkan dekapan ibunya agar ia merasakan kehangatan dan kenyamanan.
"Keterbatasan fisik membuat bayi butuh dekapan kasih sayang orang dekatnya untuk membuatnya merasa nyaman, tenang dan damai," kata dr. Citra dikutip dari kumparanMOM.
Alih-alih bikin bau tangan, kegiatan menggendong bayi bisa berdampak positif baik bagi si kecil maupun ibunya. Mengutip Marion Rose, adapun kegiatan menggendong ini memiliki banyak manfaat untuk anak dengan ibunya. Antara lain sebagai berikut:
Membangun Kedekatan
Menggendong bayi pada tahun pertama kehidupannya memang sangat penting karena itu akan membantu Anda dan si kecil membangun kedekatan dengan mudah. Kedekatan ini pun membawa banyak manfaat lain, misalnya perkembangan emosi anak menjadi lebih sehat, mampu menstimulasi otaknya yang sedang berkembang, dan mengurangi tangisannya.
Lebih Pintar
Bayi yang digendong ibunya cenderung mempunyai fleksibilitas emosional, fungsi sosial, dan perkembangan kognitif yang lebih baik dari pada yang tidak. Anak yang sering dipeluk ibunya sampai berusia 12 bulan, diketahui lebih percaya diri, mandiri, kompeten secara sosial, memiliki rasa ingin tahu tinggi, mandiri, dan memiliki rasa empati yang tinggi.
Mempunyai Emosi dan Fisik yang Sehat
Baca Juga : Obat Herbal Maag Kronis Paling Ampuh sebagai Solusi Alami untuk Kesehatan Pencernaan
Bayi baru lahir yang langsung digendong oleh ibunya, dipercaya memiliki perkembangan emosi yang lebih sehat daripada yang tidak. Selain itu, kegiatan menggendong ini juga membantu si kecil untuk mengembangkan kekuatan fisik, keseimbangan, koordinasi tubuh yang lebih baik, sampai berpengaruh terhadap kesehatan pencernaannya.
Ketika digendong, secara alamiah keterampilan motorik bayi berkembang saat ia menggunakan otot untuk menyesuaikan diri dengan gerakan orang yang menggendongnya. Misalnya bila posisi kaki bayi ketika digendong mengangkang, itu akan mendorong perkembangan pinggul yang sehat. Saat digendong, bayi pun menjadi lebih rileks.
Tidak Mudah Menangis
Bayi yang digendong setidaknya 2 jam sehari, bisa membuat tangisannya berkurang karena kebutuhan utama yakni sentuhan dan kasih sayang dari orang tuanya terpenuhi. Namun gendonglah ia secukupnya agar tidak overstimulasi. Sebab jika sudah begitu si kecil justru malah menjadi mudah menangis.
"Seiring dengan perkembangannya (terutama sudah saat anak mulai bisa jalan) justru jangan sering digendong. Biarkan ia eksplor lingkungan di sekitarnya," ujar dr. Citra.
Lebih Bahagia
Sementara untuk orang tua, menggendong bayi akan membuat Anda terhindar dari stres bahkan depresi. Karena lewat kegiatan ini, akan meningkatkan kadar hormon prolaktin keibuan Anda sehingga Anda merasa lebih bahagia. Nah mulai sekarang, jangan ragu lagi dengan istilah 'bau tangan'.