JATIMTIMES - Sejumlah desa yang tersebar di wilayah Tulungagung telah menerapkan Program Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) dalam rangka mendukung program Asta Cita yang menitikberatkan pada penguatan ketahanan pangan nasional.
Pelaksanaan program ini turut dipantau secara intensif oleh tim asistensi yang dipimpin langsung oleh kepala Bagian Sumber Daya Manusia (Kabag SDM) Polres Tulungagung, dengan menyasar empat kecamatan berbeda.
Baca Juga : Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I 2025 Melambat, Apa yang Akan Terjadi?
Berdasarkan keterangan yang diterima pada Kamis, 8 Mei 2025, kunjungan tersebut dilakukan ke sejumlah desa yang telah menjalankan program P2B. Antara lain Desa Pucanglaban di Kecamatan Pucanglaban, Desa Sambirobyong di Kecamatan Sumbergempol, Desa Karangsari di Kecamatan Rejotangan, serta Desa Kalidawir di Kecamatan Kalidawir.
Keempat lokasi ini menjadi titik perhatian karena menunjukkan potensi kuat dalam penerapan konsep pekarangan produktif berbasis gizi. Program Pekarangan Pangan Bergizi dalam praktiknya juga mendorong warga untuk mengubah pekarangan rumah mereka menjadi sumber pangan yang sehat dan bergizi.
Jenis tanaman yang dibudidayakan meliputi sayuran hijau, buah-buahan, hingga kegiatan peternakan skala kecil. Tidak hanya sebatas menanam, warga juga diajak memanfaatkan teknologi pertanian sederhana seperti sistem hidroponik guna mengoptimalkan hasil dari lahan terbatas.
Kapolres Tulungagung AKBP Muhammad Taat Resdi menyampaikan pesan melalui Kasihumas Ipda Nanang bahwa pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan merupakan solusi nyata untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pasar.
“Memanfaatkan sistem pertanian berkelanjutan seperti hidroponik, mengubah lahan kosong menjadi produktif, mengurangi pengeluaran untuk membeli bahan pangan, menciptakan peluang usaha kecil berbasis pertanian dan masih banyak manfaat lainnya,” terang Ipda Nanang pada Kamis (8/5/2025).
Menurut dia, pekarangan rumah bukan hanya sekadar ruang tambahan, tetapi bisa menjadi ladang harapan yang menghasilkan nilai lebih bagi keluarga.
“Harapan kita tidak hanya untuk pemanfaatan kebutuhan pangan sendiri. Apabila dari pekarangan rumah bisa menghasilkan lebih, hasil yang selebihnya dapat menambah sumber pendapatan melalui penjualan hasil panen,” tandasnya.
Baca Juga : Mahasiswa Tulungagung Gugat Kepemimpinan Daerah dan Penegakan Hukum
Program ini tak hanya memberi keuntungan secara ekonomi, tetapi juga menumbuhkan kesadaran ekologis serta rasa kepemilikan terhadap lingkungan. Warga tidak hanya menjaga asupan gizi keluarga, tetapi juga ikut menjaga kelestarian lingkungan dengan tanaman yang tumbuh di halaman rumah masing-masing.
Polres Tulungagung juga bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa dan pihak perhutani. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah memanfaatkan lahan milik Perhutani untuk sistem tumpang sari, yakni menanam berbagai jenis tanaman secara bersamaan di lahan hutan. Seluruh pihak tersebut siap mendorong optimalisasi lahan desa yang selama ini belum digarap, agar bisa disulap menjadi kebun produktif untuk warga.