JATIMTIMES - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) mengukuhkan 26 Duta Muda Pertanian 2025. Mereka disebut Young Ambassador Agriculture (YAA).
Salah satunya yang berhasil terpilih adalah warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Namanya Dwi Lili Indayani.
Baca Juga : Ratusan Lansia di Kota Batu Wisuda S1 dan S2
Tak hanya menjadi 26 Duta Muda Pertanian 2025, Lili juga berhasil mendapatkan suara terbanyak sebagai ketua YAA 2025. “Yang mencalonkan ketua itu ada lima, termasuk saya enam. Dan 50 persen lebih memilih saya,” ungkap Lili, Minggu (4/5/2025).
Ketertarikan Lili mengikuti ajang ini bermula saat melihat iklan di media sosial. Dari situ, Lili tergerak untuk menjajal program ini. Tujuannya ingin menjadi bagian sebagai petani inspiratif di Indonesia, sehingga lebih banyak menarik generasi muda untuk bergerak di bidang pertanian.
Dengan predikat Duta Muda Pertanian, Lili berkomitmen memperluas jaringan dan pasar untuk mengenalkan potensi Kota Batu di bidang pertanian melalui produk tanaman hias. “Belajar dari petani muda di seluruh Indonesia, mungkin ada beberapa inspirasi yang bisa dibawa dan dikembangkan di Kota Batu,” ujar pemilik Creative Kokedama ini.
Sebelum terpilih, pendaftaran tahap demi tahap diikuti oleh Lili. Total jumlah pendaftar 615 peserta. Setelah tersaring lewat seleksi administrasi, menjadi 91 orang. Kemudian mengerucut sampai pada grand final menjadi 50 peserta.
“Dan yang dinobatkan hanya 26 se-Indonesia, mewakili 12 provinsi pendaftar, mewakili semua pulau besar di Indonesia,” imbuh ibu dua anak ini.
Pesaingnya dari Jawa Timur yang mendaftar ada ratusan, sampai yang lolos masuk grand final 50 besar ada 5, yakni Batu, Lumajang, Pasuruan, Banyuwangi, Blitar. Masing-masing daerah ini hanya satu peserta yang lolos.
“Hingga akhirnya hanya 1 yang mewakili Malang Raya dari Kota Batu. Dan yang di nobatkan dari 26 duta dari Jatim, ada 4 kecuali Pasuruan,” ungkap lulusan Universitas Della Calabria di Italia ini.
Untuk bisa lolos, ada banyak persyaratan yang sudah dilalui oleh Lili. Mulai dari syarat harus ada rekomendasi dari Dinas Pertanian setempat. Lalu ada tahapan seperti seleksi administrasi, potensi mencangkup interview dan verifikasi lapang hingga boothcamp yang harus dilakukan bagi yang terpilih 50 besar di Bogor pada akhir April lalu.
Kemudian ada juga tahap penjurian presentasi di depan 4 juri nasional. Presentasi yang dilakukan mengenai usaha dan beberapa isu mengenai dunia pertanian terkini. Dari 50 peserta itu, Lili menjadi salah satu dari 3 peserta yang mempresentasikan dalam bahasa Inggris. Ada poin plus jika mempresentasikan dalam bahasa Inggris.
“Saya mempresentasikan profil usaha di bidang tanaman hias dari Kota Batu dengan inovasi pertanian yang mendukung sektor perekonomian, perdagangan dan pariwisata dengan bahan dasar pertanian dengan skala ekspor dan berkelanjutan,” ujar perempuan 39 tahun ini.
“Serta peran serta perusahaan dengan inovasinya memberdayakan masyarakat baik Kota Batu dan sekitar Jawa Timur. Inovasi yang saya sajikan adalah Creative Kokedama, Creative Urban Garden, Creative Terrarium, Fragantia Florist, Mall Bunga Kota Batu, Greenrock CamperPArk and Cafe,” tambah Lili.
Baca Juga : Diikuti Belasan Ribu Peserta, Heritage Fun Walk Disambut Antusias Warga
Mereka yang lolos tentunya telah menjadi pertimbangan dewan juri, mulai dari harus mampu berkomunikasi dengan baik dan inspiratif, memiliki jiwa leadership, punya peran aktif dalam masyarakat dalam pemberdayaan petani dan masyarakat sekitar, inovatif, memiliki bisnis yang berkelanjutan, mendukung swasembada pangan Indonesia.
Lili ikut terpilih karena sudah memenuhi 3 kriteria yang harus dilakukan pada YAA 2025. Yakni menjalanlan ekspor, sudah menjalin kontrak sampai 3 tahun ke depan dan keberlanjutan ekspor sektor pertanian ke Jepang.
Lalu clustering, Lili sudah menerapkan inovasi dalam pemberdayaan masyarakat melalui P4S (Pusat Pelatihan Pertanian PerdesaanSwadaya) Floranesia Indonesia yang ada di Desa Sidomulyo, serta melalui Sidomulyo Floral Festival hingga melahirkan Kampung Sakura yang mampu bergerak secara independen untuk perkembangan pariwisata di sektor pertanian terutama tanaman hias. Juga bersama 60 napi Lapas Wanita, berkolaborasi dalam pembuatan kokedama.
Soal networking, Lili sudah berjejaring bersama Duta Petani Milenial, gapoktan, KWT, Forum P4S ,PAI, Gekrafs, IPBI, IALI, KAdin, BCH. “Harapannya bisa menularkan ke YAA lain di seluruh Indonesia sehingga YAA yang lain bisa menginspirasi masyarakat sekitar khususnya generasi muda di daerah masing-masing,” harap Lili.
Meski sudah lega melewati proses yang panjang dengan persaingan yang ketat, tugas Lilli di depan sudah menanti. Ke depan Lili harus mempromosikan dan mengajak kaum muda di wilayah program YESS untuk terlibat secara aktif di sektor pertanian.
Lalu mengajak generasi muda untuk mengubah persepsi anak muda atas sektor pertanian sehingga menjadi lebih baik. Memberikan motivasi bagi mereka untuk terjun ke sektor pertanian dan maju di usia muda.
“Setiap duta menginspirasi dari wilayah yang terdekat di daerah masing-masing. Dan bisa jadi juga akan dikirim ke daerah di luar daerah masing-masing untuk menginspirasi dan sharing untuk perkembangan dunia pertanian,” ujar Lili.
Tak cukup itu. Sebagai ketua yang terpilih, tentu beban tanggung jawabnya lebih luas. Yakni mengoordinasi perkembangan YAA25 di seluruh Indonesia, sesuai dengan arahan YAA25, yakni harus mampu ekspor-clustering-networking.
“Ekspor ini harus bisa menembus pasar ekspor. Clustering harus mampu bekerja sama dengan banyak pihak untuk pemberdayaan masyarakat. Dan networking berperan aktif dalam Koperasi Merah Putih untuk mendukung program swasembada pangan,” tutup Lili.