free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Kronologi Kericuhan Sopir Jip Bromo Gegara Antrean Panjang Scan Barcode

Penulis : Irsya Richa - Editor : Dede Nana

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Kericuhan sopir jip di kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Cemorolawang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur pada Minggu 4 Mei 2025. (Foto: Istimewa)

JATIMTIMES - Sejumlah sopir jip dan pelaku jasa wisata Bromo melakukan aksi demo gegara antrean panjang scan barcode tiket di kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Cemorolawang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur pada Minggu 4 Mei 2025. Kantor SPTN membeberkan kronologi terjadinya anteran panjang tersebut.

Dalam siaran persnya, pada Selasa (6/5/2025), menjelaskan secara detail awal mula kejadian tersebut terjadi. Kepala Balai Besar, Rudijanta Tjahja Nugraha mengatakan penjagaan pintu masuk pengunjung di Cemorolawang, Kabupaten Probolinggo pada 4 Mei 2025 dilakukan sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) yang ada pada Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TN BTS).

Baca Juga : Ketum DPP LDII Apresiasi Kebijakan Presiden Prabowo Layanan Haji Yang Aman dan Nyaman

“Kegiatan ini dimulai dari pukul 01.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Beberapa prosedur yang dilakukan antara lain memeriksa jumlah pengunjung, status kewarganegaraan dan QR-code booking online,” ucap Rudijanta.

Penjagaan pada hari tersebut dilakukan oleh 4 petugas piket ditambah 1 petugas tambahan dari kantor balai dan dibantu oleh 2 personel Provos dari Kodim 0820 Probolinggo. Hal ini sesuai dengan permintaan yang disampaikan BB TNBTS dari 1 - 4 Mei 2025, hal ini dilakukan untuk memastikan ketertiban pengunjung mengingat libur panjang yang biasanya jumlah pengunjung lebih banyak dari hari biasa.

Kemudian pelayanan pengunjung dari pukul 01.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB berjalan relatif lancar meskipun masih ditemukan beberapa pengunjung yang belum melakukan pembelian tiket secara online.

“Sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, ada lonjakan pengunjung dan kendaraan yang masuk sehingga petugas menambah alat pemeriksaan tiket, dan melakukan pemeriksaan dengan mendatangi masing - masing kendaraan untuk mempercepat proses pemeriksaan,” tambah Rudijanta.

Pada pukul 06.30 WIB terdapat 144 jip dari kelompok Zalfa tour, BR tour dan 1 kelompok yang tidak diketahui akan masuk ke pintu pemeriksaan. Dari jumlah tersebut, 92 jip belum melakukan pemesanan tiket secara online.

Sesuai dengan SOP pelayanan petugas pada loket yang ada, petugas meminta 92 kendaraan tersebut untuk melakukan pemesanan tiket di tempat. Kondisi ini yang menyebabkan mulai terjadinya kemacetan di pintu penjagaan tiket.

Pada saat yang sama, terdapat pengunjung dari dalam kawasan yang akan keluar dari kawasan melalui pintu yang sama. Hal ini menambah volume kepadatan kendaraan pada titik tersebut. Lalu beberapa tour leader, pengemudi jip, dan perwakilan dari agen mulai mendatangi petugas dan menyampaikan keluhan terhadap situasi tersebut. Aksi ini dilakukan dengan cara yang tidak pantas karena mereka mengerumuni, mendorong, dan melontarkan kata kasar kepada petugas.

“Dari rekaman video yang didapatkan, patut diduga ada oknum yang memperkeruh situasi. Petugas berupaya mengatasi kemacetan tersebut dengan meminta pihak manajemen PBPSWA Bromo Permai yang berlokasi disamping pintu penjagaan agar membuka semua pintu akses masuk halaman Bromo Permai untuk mengurai kemacetan,” terang Rudijanta.

Namun demikian penjaga yang ada tidak memperbolehkan, meskipun pihak manajemen sudah mempersilahkan penggunaan halaman Bromo Permai untuk pengalihan jalur kendaraan. Sebagai alternatif, petugas BB TN BTS (Kabidwil I) membuka jalur yang biasa digunakan sebagai jalur pelaku jasa wisata kuda yang terletak dibelakang Bromo Permai untuk mengalihkan kendaraan yang menumpuk di depan pintu penjagaan.

Baca Juga : Respons Santai Jokowi soal Isu Pemakzulan Gibran dari Wapres: Boleh-boleh Saja

“Pada saat yang sama, beberapa orang dari tour leader, pengemudi jip dan perwakilan agen masuk ke kantor SPTN Wilayah I untuk mencari Kabidwil I. Karena tidak menemukan yang bersangkutan, kemudian mereka melakukan perusakan inventaris kantor SPTN Wilayah I termasuk pengambilan kunci kendaraan roda 4 milik BB TN BTS,” jelas Rudijanta.

Hingga saat ini kunci kendaraan tersebut belum diketemukan termasuk surat kendaraan (STNK). Kejadian tersebut tidak semua bisa terekam oleh CCTV di kantor seksi, karena ada oknum yang mematikan aliran listrik serta mencabut kabel CCTV.

Kejadian ini mengindikasikan bahwa kondisi tersebut patut diduga dilakukan secara terencana. Adapun beberapa aset yang dirusak diantaranya, satu unit laptop inventaris SPTN Wilayah I hancur, satu meja kerja patah, kunci dan STNK mobil Pajero Sport milik BB TN BTS hilang diduga diambil massa serta ban mobil dikempeskan. Juga beberapa barang pecah belah hancur dan helm pribadi petugas dirusak.

Menurut Rudijanta, kejadian macetnya Cemorolawang yang berkembang menjadi kericuhan disebabkan karena banyaknya pengunjung yang belum membeli tiket masuk. Pembelian tiket biasanya dilakukan melalui tour operator atau operator jip. Diduga pihak tersebut tidak tertib dalam pembelian tiket meskipun sudah dilakukan sosialisasi dan menyepakati penyertaanQR-Code pada masing masing pengemudi jip.

“Sebagai catatan, pelayanan pengunjung selama masa libur Idul fitri yang tercatat mencapai 5.752 orang per hari berjalan dengan lancar, sedangkan pada saat kejadian jumlah pengunjung hanya berjumlah 4.026 orang,” terang Rudijanta.