JATIMTIMES - Wilayah Kuta Selatan diguncang gempa bumi tektonik pada Sabtu (3/5/2025) sekitar pukul 10.19 WITA. Hasil analisa update dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa yang terjadi hari ini berkekuatan M 4,9.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang Mamuri menyebut, gempa turut dirasakan di Malang Selatan. "Dampak gempa bumi hanya turut dirasakan saja," ujarnya kepada JatimTIMES, saat dikonfirmasi Sabtu (3/5/2025).
Baca Juga : Ascent Care Salurkan Donasi Pendidikan Rp 42 Juta dari Program Berbuka Puasa
Mamuri menyebut, meski sampai dengan saat ini tidak ada laporan dampak kerusakan, namun BMKG Stasiun Geofisika Malang masih terus melakukan pemantauan. "Belum tentu terjadi gempa susulan, tapi masih kami monitor terus dari alat operasional kami," tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan rilis yang diterima JatimTIMES, berdasarkan hasil analisa update dari BMKG menunjukkan, episenter pada peristiwa gempa bumi tersebut berlokasi di laut pada jarak 132 kilometer (km) barat daya Jembrana, Bali pada kedalaman 43 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal," terang Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho, Sabtu (3/5/2025).
Gempa terjadi akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Eurasia. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault," terangnya.
Sementara itu, dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan yang dirasakan di wilayah Malang Selatan III MMI. Penjelasannya yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk melintas.
Sementara di Kuta dan Kuta Selatan II-III MMI, getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Baca Juga : Angin Kencang Rusak 3 Rumah di Singosari, Kerugian Capai Belasan Juta
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," tuturnya.
Hingga Sabtu (3/5/2025) pukul 10.40 WITA, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock. "Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa bumi tektonik menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," terangnya.
Cahyo mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. Masyarakat juga diminta agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan, sebelum anda kembali kedalam rumah," pungkasnya.