JATIMTIMES - Pengurus Cabang Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang buka suara terkait atlet binaraga yang mengonsumsi ayam mati kemarin atau tiren untuk memenuhi kebutuhan gizi dan perkembangan masa otot jelang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur (Jatim) tahun 2025.
Ketua Pengurus Cabang PBFI Kabupaten Malang Indra Khusnul menyampaikan, bahwa peristiwa itu memang benar adanya. Hal itu dikarenakan keterbatasan anggaran yang dimiliki dan pencairan anggaran dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang yang terlambat.
Baca Juga : 10 HP yang Paling Banyak Dibicarakan Awal Mei 2025, dari Xiaomi Turbo 4 Pro hingga iPhone 16 Pro Max
Persoalan ini pun turut dibahas dalam pertemuan terbatas dengan Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Kabupaten Malang di Ruang Rapat Anusapati Kantor Bupati Malang bersama para perwakilan cabang olahraga pada gelaran Porprov Jatim tahun 2025.
"Hasil pertemuannya agar dana segera dicairkan. Tapi sebenarnya dana dari Pemkab itu cuma mem-back up cuma 10 persen dari pengeluaran kita, sisanya kita sendiri. Kami cuma terima Rp 30 ribu per atlet untuk uang transport itu. Cuma itu saja, lainnya belum terima apa pun," kata Indra kepada JatimTIMES.com, Senin (5/5/2025).
Selama ini, Indra mengaku sudah mengeluarkan dana pribadi untuk menghidup PBFI Kabupaten Malang dan para atlet binaraga potensial dari Kabupaten Malang. Di mana terdapat dua tempat latihan yang digunakan oleh para atlet untuk berlatih yakni di Kecamatan Lawang dan Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Disinggung mengenai kebutuhan anggaran untuk setiap atlet, Indra mengatakan hal itu tergantung dari berat badan masing-masing atlet. Ia mencontohkan seperti atlet dengan minimal jelas 60 kilogram ke bawah itu kebutuhan protein hewaninya seperti daging ayam satu kilogram per hari.
"Itu belum termasuk, makanan tambahan seperti serat pangannya, karbohidratnya, multi vitaminnya belum, suplemennya belum, kalau untuk suplemen itu satu orang itu kurang lebih Rp 2 sampai Rp 3 juta per bulan. Sedangkan atlet saya posisinya pelajar dan mahasiswa, uang saku mereka berapa, Rp 10 ribu tidak cukup," jelas Indra.
Lebih lanjut, disinggung mengenai peristiwa atlet binaraga yang mengonsumsi ayam mati kemarin, hal itu benar adanya. Di mana dengan uang Rp 100 ribu, dirinya bisa mendapatkan tiga karung ayam mati kemarin atau tiren. Namun, dari tiga karung ayam tiren tersebut, hanya lima kilogram daging dada ayam yang masih layak dikonsumsi untuk pemenuhan gizi serta masa otot para atlet.
Baca Juga : Cuaca Jatim 5-11 Mei: Ada Potensi Hujan Petir dan Angin Kencang, Ini Daerah yang Harus Diwaspadai
"Sebenarnya secara kesehatan memang tidak dianjurkan, secara agama pun tidak dianjurkan juga. Tapi orang itu bebas berbicara, ibadah solusi di cabor kita, pendanaan pribadi pun ada limitnya, tidak selalu bisa support 100 persen. Harapannya, coba selami setiap cabor, apa kekurangannya apa yang dibutuhkan itu harus diperhatikan," tegas Indra.
Namun, Indra mengatakan, dalam ajang Porprov Jatim tahun 2025, pihaknya telah menyiapkan 12 atlet yang siap berjuang mengharumkan nama Kabupaten Malang. Di mana dengan kondisi serba terbatas ini, pihaknya mengaku menargetkan juara umum khusus untuk cabang olahraga (cabor) binaraga di Porprov Jatim tahun 2025.
"Di Porprov kalau bisa juara umum juara umum lagi kita, kalau bisa. Kita optimis, kalau bisa kita juara lagi ya kita juara lagi. Gimana caranya agar cabor bisa bertahan dan jadi juara umum," tandas Indra.