JATIMTIMES - Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Timur 1 (Surabaya–Sidoarjo) Reni Astuti menegaskan komitmennya untuk terus mengawal dan memperjuangkan kebebasan pers di Indonesia, seiring dengan peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia (World Press Freedom Day) 2025.
Peringatan tahun ini mengangkat tema global ‘Reporting in the Brave New World – The Impact of Artificial Intelligence on Press Freedom and the Media’ atau dalam Bahasa Indonesia, ‘Pelaporan di Dunia Baru yang Berani – Dampak Kecerdasan Buatan terhadap Kebebasan Pers dan Media’.
Baca Juga : Teknologi AI Terus Berkembang, Profesi Humas Dituntut Adaptif Tanpa Kehilangan Nilai
Tema ini mencerminkan perhatian dunia terhadap pengaruh masif teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), terhadap jurnalisme dan ekosistem media.
Dalam pernyataannya, Reni menyampaikan bahwa kemerdekaan pers adalah bagian esensial dari demokrasi dan menjadi elemen penting dalam menjaga transparansi, keadilan, serta partisipasi publik.
“Saya berkomitmen untuk terus memperjuangkan kebebasan pers yang bertanggung jawab. Pers harus tetap independen, kritis, dan dilindungi dari tekanan apa pun, baik dari kekuasaan maupun teknologi,” tegasnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, tidak boleh terjadi lagi tindakan represif dari oknum aparat kepada jurnalis yang sedang menjalankan tugasnya, sebagaimana yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.
“kita pastikan bersama, keamanan dan kebebasan para jurnalis dalam menjalankan tugasnya sehingga dapat menyajikan fakta dan data kepada publik,” tandas Reni.
Politisi PKS asal Surabaya ini juga menyoroti pentingnya pengaturan dan pengawasan yang bijak terhadap penggunaan AI dalam industri media. Menurut dia, teknologi harus menjadi alat bantu, bukan alat yang mengancam integritas jurnalisme.
Baca Juga : Magang ke Jepang di Tengah Skripsi, Mahasiswa STIE Malangkucecwara Buktikan Tak Ada Kata Terlambat
“Kecerdasan buatan bisa mempercepat kerja redaksi, tapi juga bisa disalahgunakan untuk menyebarkan disinformasi. Maka regulasi dan literasi teknologi sangat penting untuk melindungi ruang informasi publik,” ujarnya.
Reni juga mengingatkan bahwa kebebasan pers harus dibarengi dengan tanggung jawab etik dan profesionalisme dari para jurnalis. Ia mengapresiasi kerja-kerja jurnalistik yang tetap teguh di tengah berbagai tantangan, termasuk tekanan politik, ekonomi, hingga ancaman digital.
“Dari sisi jurnalis, kita juga berharap kebebasan pers yang ada dapat dijalankan dengan tanggung jawab dan nilai-nilai etis yang menjadi pedomana dalam bertugas. Jangan sampai ada oknum jurnalis yang keluar dari tanggung jawab dan nilai etis yang ada," ucap Reni.
Sebagai penutup, Reni mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus mendukung kemerdekaan pers sebagai pilar demokrasi. “Selamat Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025. Mari bersama jaga integritas informasi dan kebebasan berekspresi demi kemajuan bangsa,” pungkasnya.