JATIMTIMES - Langit pagi di halaman Kantor Wali Kota Blitar, Jumat (2/5/2025), tampak cerah. Tepat pukul 07.30 WIB, barisan peserta upacara berseragam Djadoel Puspadahana berdiri tegak. Suasana khidmat menyelimuti peringatan gabungan dua momentum penting: Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dan Hari Otonomi Daerah ke-29.
Tahun ini, peringatan tersebut terasa istimewa karena Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, memimpin langsung upacara sebagai inspektur.
Baca Juga : Ulva Roifatul Lailin: Dosen Unisba Blitar yang Menyatukan Pendidikan dan Pengabdian Sosial
Tak sekadar memimpin upacara, kehadiran Bima Arya di Kota Blitar menjadi momen reflektif. Ia tidak berbicara sebagai pejabat pusat semata, melainkan sebagai pemimpin yang membawa pesan moral, cita-cita luhur, dan semangat perubahan yang membumi. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya pendidikan yang menumbuhkan karakter, bukan semata-mata kecerdasan.
"Bangsa ini penuh dengan kisah pemimpin cerdas, tapi yang kita butuhkan hari ini adalah manusia berkarakter," ujarnya dalam sambutan. Ia mengutip filosofi Ki Hajar Dewantara: silih asah, silih asih, silih asuh, sembari mengajak para guru, orang tua, hingga pejabat publik untuk mendidik dengan cinta, kesabaran, dan keteladanan.
Menurut Bima, pendidikan sejati tak hanya mengasah logika, tetapi juga empati. Ia menggambarkan sosok pendidik ideal yang berada “di depan” untuk memberi contoh, “di tengah” untuk menemani, dan “di belakang” untuk mendorong dan menyemangati.
Blitar, dalam pandangannya, bukan sekadar kota dengan jejak fisik Bung Karno, melainkan rumah nilai-nilai yang diwariskan sang proklamator. Ia menyebut nama-nama besar dari kota ini, Bung Karno, Supriyadi, hingga Budiono, sebagai bukti bahwa Blitar adalah lumbung karakter.
“Blitar bukan hanya kota Bung Karno, tapi juga Supriyadi dan Budiono. Kota ini punya DNA pemimpin.Saya titip agar Blitar berada di garda terdepan dalam mencetak generasi seperti mereka,” katanya tegas.
Di hadapan Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin, yang akrab disapa Mas Ibin, Wamendagri menyampaikan harapannya agar seluruh ASN meneladani Ki Hajar Dewantara: menyatu antara ucapan dan tindakan, merangkul warga dalam keadaan apa pun, dan selalu mendukung upaya rakyat tanpa pamrih politik.
“Jangan ingat warga hanya ketika pilkada,” ujarnya sembari menatap barisan ASN.
Masih di lokasi yang sama, usai menyampaikan pesan tentang pendidikan, Bima Arya mengalihkan fokus pada makna otonomi daerah. Ia mengingatkan bahwa kewenangan yang dimiliki kepala daerah harus benar-benar digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
“Jangan sampai tanda tangan wali kota, camat, atau kepala dinas justru membuat hidup warga lebih sulit,” ujarnya. Kekuasaan, menurutnya, harus berpijak pada semangat pemberdayaan, bukan sekadar administratif.
Ia bahkan menyampaikan dukungannya secara terbuka terhadap visi pembangunan Kota Blitar. “Syarat kemajuan bukan hanya kumpulan orang hebat, tetapi barisan yang kuat dan silaturahmi yang erat,” ucapnya.
Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin, mengapresiasi secara langsung kehadiran Wamendagri di tengah momentum penting ini. Menurutnya, pesan-pesan Bima Arya sangat jelas dan membumi.
“Pendidikan tak sekadar mencerdaskan, tapi juga membentuk karakter. Itulah yang sedang kami wujudkan di Kota Blitar,” ujar Mas Ibin.
Baca Juga : Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Surabaya Resmi Diberangkatkan
Ia menjelaskan bahwa Blitar kini tengah menanamkan pendekatan pendidikan berbasis keluarga lewat program Kerabat SAE. Di dalamnya, orang tua diberikan pembekalan tentang cara mendidik anak secara tepat sejak dini.
Tak hanya itu, Mas Ibin menegaskan bahwa semua jenjang pendidikan di Kota Blitar telah digratiskan. Pemerintah kota juga membuka kursus gratis persiapan masuk perguruan tinggi, dengan target mengantarkan warga ke kampus-kampus terbaik nasional maupun internasional.
“Saya ingin anak-anak Blitar punya peluang seperti Bung Karno atau Budiono. Kuliah di tempat terbaik, lalu kembali membangun bangsa,” katanya.
Komitmen itu juga tampak dari langkah Mas Ibin dalam memperluas jangkauan beasiswa. Dari sebelumnya hanya 65 penerima, ia tengah menyusun anggaran agar jumlahnya meningkat. Bahkan, jejaring kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri tengah dibangun, lengkap dengan kursus bahasa asing untuk persiapan studi global.
“Kita targetkan bisa ke Eropa, Amerika, bahkan China. Pendidikan global dengan akar lokal,” imbuhnya.
Di bidang lain, Mas Ibin mengungkapkan bahwa Kota Blitar mendapat prioritas pembangunan Sekolah Rakyat dari pemerintah pusat. Jika tak ada aral melintang, pembangunan akan dimulai pada Juli tahun ini.
Semangat otonomi daerah di Blitar memang tak berhenti di retorika. Bagi Mas Ibin, otonomi adalah peluang besar untuk memusatkan perhatian pada rakyat. “Otonomi yang bermakna harus menciptakan kebijakan yang benar-benar menyejahterakan masyarakat,” tegasnya.
Ia menyebut bahwa seluruh peraturan daerah, pelayanan publik, dan langkah birokrasi diarahkan agar makin memudahkan urusan warga. Komitmen itu diperkuat dengan arahan langsung dari Bima Arya yang menekankan pelayanan publik berbasis kasih, bukan kuasa.
Pada akhirnya, peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Otonomi Daerah 2025 di Kota Blitar tak sekadar menjadi seremonial. Di bawah langit cerah pagi itu, tersimpan harapan besar: agar dari kota kecil dengan sejarah besar ini, lahir generasi muda yang bukan hanya cerdas, tetapi juga berkarakter, mencintai bangsanya, dan siap membawa Indonesia ke panggung dunia.
“Blitar bukan hanya tentang masa lalu,” kata Bima Arya. “Blitar adalah masa depan karakter bangsa.”