JATIMTIMES – Marvel kembali hadir dengan film terbarunya yang berjudul Thunderbolts*. Berbeda dengan film-film Marvel sebelumnya yang penuh aksi luar angkasa dan pertarungan, Thunderbolts* justru tampil sederhana, lucu, dan lebih menyentuh. Menurut banyak pengamat, ini adalah film terbaik Marvel dalam beberapa tahun terakhir.
Dilansir BBC News, Kamis (1/5/2025), kritikus film Nicholas Barber menyebut bahwa Thunderbolts* adalah hiburan yang menyenangkan dan membumi. "Ini film yang terlihat berantakan, lusuh, tapi sangat menyenangkan. Florence Pugh sangat karismatik dan jadi pusat cerita," tulisnya.
Baca Juga : Posisi Terbaik Menempatkan Kompor Menurut Feng Shui
Sejak Avengers: Endgame tayang di 2019, Marvel belum bisa lagi menciptakan film yang benar-benar meledak dan bikin heboh seperti dulu. Meski masih ada beberapa film yang sukses, banyak juga yang terasa membosankan.
Film-film Marvel yang sukses belakangan ini justru yang tampil beda. Contohnya seperti Deadpool & Wolverine dan Spider-Man: No Way Home. Begitu juga dengan Thunderbolts* yang punya gaya dan cerita sendiri.
“Film ini tetap bagian dari dunia Marvel, tapi dibuat dengan pendekatan yang sangat berbeda. Bahkan ceritanya menunjukkan bagaimana orang-orang merasa hampa setelah Iron Man, Thor, dan Captain America tidak ada lagi,” tulis Barber.
Thunderbolts* tidak bercerita tentang pahlawan super yang menyelamatkan dunia. Sebaliknya, film ini mengisahkan sekelompok mantan agen rahasia dan tentara yang pernah gagal dan sekarang dianggap berbahaya oleh pemerintah mereka sendiri.
Para karakter dalam film ini adalah:
• Yelena (Florence Pugh), pembunuh bayaran asal Rusia yang lelah dengan kekerasan.
• Red Guardian (David Harbour), ayah angkat Yelena yang dulu pahlawan, sekarang pemalas.
• Winter Soldier (Sebastian Stan), mantan rekan Captain America yang masih belum nyaman di zaman modern.
• John Walker (Wyatt Russell), orang yang gagal menggantikan Captain America.
• Bob (Lewis Pullman), percobaan gagal lain yang mirip Captain America.
• Ghost (Hannah John-Kamen), hasil eksperimen ilmiah yang tak jelas.
Para karakter di atas semua punya hubungan dengan tokoh licik Valentina Allegra de Fontaine (Julia Louis-Dreyfus), seorang wanita ambisius yang mengatur banyak operasi rahasia Marvel di balik layar.
Saat lawan politik de Fontaine mulai mengancam, ia berusaha menghapus semua jejak masa lalunya, termasuk membunuh orang-orang yang dulu bekerja untuknya. Akhirnya, Yelena dan kawan-kawannya yang tadinya saling bermusuhan, terpaksa bekerja sama untuk bertahan hidup.
Uniknya, mereka sendiri belum yakin ingin disebut “Thunderbolts”. Karena itu, ada tanda bintang (*) di judul film, yang menunjukkan bahwa nama itu masih sementara.
"Film ini dibuat dengan sangat rapi, jadi siapa pun bisa mengerti dan menikmatinya, bahkan kalau kamu bukan penggemar berat Marvel," kata Barber.
Meski banyak adegan lucu dan kocak, film ini juga menampilkan sisi emosional para tokohnya. Mereka semua punya masa lalu kelam yang masih membekas, dan perjalanan mereka untuk menebus kesalahan ditampilkan dengan sangat baik.
Baca Juga : Batu Asat: Keresahan Kolektif Pemuda di Kota Batu ketika Sumber Mata Air Menyusut Drastis
“Semua karakter harus menghadapi rasa malu dan trauma masa lalu mereka, dan tema itu terus muncul dari awal sampai pertarungan terakhir,” tulis Barber.
Pertarungan di akhir film memang agak terburu-buru, tapi tetap terasa unik dan penuh gaya. Barber bahkan membandingkannya dengan film-film psikologis seperti Being John Malkovich dan Eternal Sunshine of the Spotless Mind.
Performa Florence Pugh di film mendapat banyak pujian. Ia berhasil menyeimbangkan adegan komedi dan emosi, serta melakukan adegan aksi dengan sangat baik.
“Pugh tampil luar biasa, seharusnya dia bisa dapat penghargaan kalau ini bukan film superhero,” tulis Barber.
“Dia bisa menyampaikan lelucon dengan waktu yang pas, apalagi saat bertengkar dan bercanda dengan Red Guardian. Tapi dia juga bisa menunjukkan emosi yang dalam, semuanya sambil tetap mempertahankan aksen Rusia dan berakrobat saat bertarung.” tambahnya.
Ada beberapa kelemahan dalam film ini. Beberapa latar belakang karakter hanya bisa dipahami kalau penonton sudah menonton film atau serial sebelumnya seperti The Falcon and the Winter Soldier. Selain itu, banyak adegan aksi utama sudah ditampilkan dalam trailer.
Namun menurut Barber, semua kekurangan itu tidak terlalu mengganggu karena cerita film ini sangat fokus dan berjalan lancar dari awal sampai akhir.
Bukan hanya karena ini film mata-mata yang kasar dan penuh hati yakni tentang para anti-hero yang ceroboh. Tapi karena ada aktris sekharismatik Pugh yang juga menjadi sorotan dalam cerita.