JATIMTIMES - Gelaran pameran seni Kenduri Rupa di Graha Pancasila Balai Kota Among Tani Batu belum lama ini mendapat respon positif dari publik. Pameran yang menyuguhkan 165 karya seniman lokal lintas generasi dan aliran itu mampu menggaet lebih dari 6 ribu pengunjung.
Selain karya seniman berpengalaman, karya para siswa SMP dan SMA se-Kota Batu juga dilibatkan. Hal tersebut mencerminkan seni rupa di Kota Batu telah tumbuh dan mengakar lintas generasi. Upaya ini sekaligus membangun ekosistem kesenian yang adaptif, progresif dan inklusif.
Baca Juga : Tak Lunasi Bipih, 42 CJH Kota Batu Batal Berangkat, Diganti Kuota Cadangan dan Mutasi
Ketua Pelaksana Kenduri Rupa Djoeari Soebardja membenarkan hal tersebut. Jumlah kunjungan mencapai ribuan orang selama tujuh hari pameran dilaksanakan.
"Sekitar 6.025 lebih (catatan kunjungan) yang masuk sejak pertama dibuka sampai penutupan," ungkap Djoeari saat dihubungi JatimTIMES, Senin (28/4/2025).
Untuk diketahui, pameran Kenduri Rupa diadakan tanggal 21-27 April 2025. Pameran Kenduri Rupa digelar bersama Dinas Pariwisata Kota Batu. Sesuai temanya, kata ‘kenduri’ berarti mengungkapkan rasa syukur juga penanda kebersamaan, doa dan harapan dalam bahasa rupa.
Selama pameran berlangsung, pengunjung yang datang berasal dari beragam kalangan. Tua, muda, dari siswa sekolah hingga tokoh publik dan seniman senior hadir di Graha Pancasila.
Djoeari menyebut, respon dan apresiasi masyarakat sangat baik. Utamanya karena Kenduri Rupa berhasil mengumpulkan karya ratusan seniman lokal terkurasi. Meski masih banyak yang belum sempat dipamerkan di kesempatan yang sama.
"Respon pengunjung kok bisa ngumpulin pelukis sekian banyaknya. Selain itu masih ada yang belum masuk di pameran ini. Wisatawan dan tokoh juga sama, acara ini diharapkan bisa digelar tiap tahun," tambahnya.
Baca Juga : MPM Honda Hadirkan Honda Scoopy yang Unik dan Fashionable di Scoopy Retro Vibin
Ditanya mengenai adanya kolektor atau tokoh yang ingin membeli karya, Djoeari mengaku sempat ada. Namun, hal tersebut bukan menjadi misi utama Kenduri Rupa.
"Rata-rata teman-teman seniman seneng kita bisa mengadakan pameran dan ditutup dengan sarasehan oleh dua profesor dan satu doktor," kata dia.
Ia berharap, wadah-wadah kesenian terus tumbuh di Kota Batu agar karya-karya seniman terus hidup dan berkembang. Bahkan dia menginginkan adanya wadah yang menghimpun berupa sanggar di setiap desa.
"Ya, memang perlu. Tidak perlu besar wadahnya asalkan di tiap desa ada satu sanggar dan kita sebagai pendamping mereka," imbuhnya.