free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Isu Matahari Kembar di Pemerintahan, Effendy Gazali: Buat Indonesia Setengah-Setengah

Penulis : Hendra Saputra - Editor : Yunan Helmy

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Effendy Gazali saat ditemui di Kota Malang. (foto: Hendra Saputra/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Isu adanya matahari kembar yang muncul antara Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih jadi perbincangan hangat publik. Bahkan, ada sesuatu hal yang diperdebatkan ketika Jokowi menerima tamu, yakni menteri, hingga diutus Presiden Prabowo  menghadiri pemakaman Paus Fransiskus ke Vatikan. 

Matahari kembar ini diidentikkan dengan yang memimpin Indonesia ada dua orang, yakni Prabowo Subianto sebagai presiden saat ini dan Joko Widodo yang notabene merupakan presiden ke-7. 

Baca Juga : Pakubuwana X dan Surakarta Istimewa: Mengantar Indonesia ke Gerbang Kemerdekaan

Pakar komunikasi politik Effendy Gazali mengatakan isu tersebut menjadi sesuatu yang baru dan mungkin baru pertama ada di Indonesia. Ia pun mengaku belum pernah menemui peristiwa seperti ini sebelumnya. 

“Di pemerintahan-pemerintahan yang sebelumnya, saya melihat bahwa presiden itu kalau selesai, ya biasanya tahun pertama kan lebih kembali ke keluarga, menikmati hidup bersama keluarga,” ujar Effendy, Senin (28/4/2025).

Disinggung tentang para menteri yang datang ke rumah Jokowi, Effendy mengaku hal ini bukan hal yang wajar. Tidak wajarnya itu berdasarkan keilmuan yang didapatkan Effendy. 

“Saya belum tahu ini fenomena apa, belum pernah menemukan yang begini,” ungkap Effendy. 

Sejauh ini dari pengamatannya, ada yang menyoal tentang matahari kembar dan ada juga yang menganggapnya wajar. Hal itu yang, menurut Effendy, membuat negara ini terbagi menjadi dua golongan.

“Ada yang melihat itu seperti matahari kembar, ada juga yang tidak. Jadi, ada yang melihat mereka (menteri) ke Solo dibandingkan dengan presiden sebelumnya. Terus ada yang melihat, mungkin hanya merindukan sosoknya,” jelas Effendy. 

Baca Juga : Intip 5 Perbedaan iPhone 16 Plus dan iPhone 15 Plus, Layak Upgrade?

“Ada yang menganggap adanya matahari kembar, seperti masih cawe-cawe, ada yang menganggap hanya sowan, sekadar tanya-tanya saja,” lanjutnya.

Dengen fenomena isu matahari kembar ini, Effendy menilai hal itu akan  membuat Indonesia menjadi setengah-setengah. Bahkan, ada yang membela atau menganggap wajar bahkan ada pula yang mempersoalkan. 

“Jadi setengah-setengah. Bangsa kita lagi setengah-setengah, 50-50. Tapi kalau dalam keilmuan ini hal baru, saya tidak tahu,” ungkap Effendy.