JATIMTIMES - Alun-Alun Kota Blitar, Sabtu malam (26/4), berubah menjadi lautan manusia. Di bawah balutan tema “Kota Blitar Baru, Kota Blitar Maju, Menuju Kota Masa Depan”, ribuan warga tumplek blek, merayakan Pesta Rakyat dan Halal Bihalal Hari Jadi ke-119 Kota Blitar. Musik mengalun, seni budaya bergaung, dan harapan baru pun dideklarasikan.
Tak sekadar pesta, acara ini menjadi momentum peluncuran 11 program andalan dari Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin, yang akrab disapa Mas Ibin, untuk membangun Blitar ke depan. Ditemani bintang tamu nasional seperti Suliyana dan Sasya Arkhisna, serta penampilan marching band, paduan suara, hingga jaranan, pesta rakyat kali ini bukan hanya soal hiburan, tetapi juga soal arah baru pembangunan kota.
Baca Juga : Musancab Sanankulon, ISNU Blitar Tanamkan Spirit Kepemimpinan Berbasis Transformasi
Sejumlah tamu kehormatan tampak hadir, di antaranya Sekda Kota Blitar Priyo Suhartono, Ketua TP PKK Kota Blitar Kharisa Rizqi Umami Muhibbin, Bupati Blitar Rijanto, Forkopimda, para anggota DPRD, sejumlah kepala daerah, hingga mantan Wali Kota Blitar periode 2010–2020, M. Samanhudi Anwar. Hadir pula seniman, budayawan, serta para tokoh masyarakat yang menjadi saksi perayaan penuh semangat itu.
Dalam sambutannya, Mas Ibin menyampaikan rasa terima kasih atas antusiasme warga. Ia menegaskan bahwa Blitar akan terus menggelar event-event rakyat, bukan sekadar seremonial, melainkan demi kesejahteraan bersama. "Hari ini kami bagikan 10 ribu voucher untuk UMKM sekitar. Di acara berikutnya, kami akan gandakan menjadi 20 ribu voucher," ujarnya, yang disambut riuh tepuk tangan warga.
Puncak acara ditandai dengan penganugerahan penghargaan kepada tokoh-tokoh inspiratif Kota Blitar. Presiden pertama RI Ir. Soekarno, Wapres RI 2009–2014 Budiono, mantan Wali Kota Blitar Ir. Istiono Sunarto, dan Pemimpin Bank Jatim Cabang Blitar Five Sediosa Purnama Hidayat menerima penghargaan berupa lukisan dan kain batik eksklusif.
Momen emosional terasa saat Romi Soekarno, cucu Bung Karno sekaligus anggota DPR RI, menyampaikan sambutannya. Dengan suara bergetar, Romi menyebut Blitar sebagai "tanah darah" keluarga Soekarno. Ia berterima kasih kepada Pemerintah Kota Blitar atas penghargaan tersebut.
“Ini bukan sekadar apresiasi, tapi amanah dan tanggung jawab moral bagi kami untuk terus berkontribusi,” ujarnya. Ia mengingatkan pentingnya generasi muda, khususnya Gen Z, untuk tidak hanya mengenal Bung Karno dari nama jalan atau patung, tetapi memahami pemikiran dan perjuangannya.
“Gunakan teknologi AI, kunjungi museum digital, dengarkan podcast kebangsaan. Bung Karno itu bukan masa lalu, dia masa depan kita,” katanya lantang.
Di tengah gegap gempita, Mas Ibin mengumumkan peluncuran 11 program inovatif. Salah satunya, Kencan SAE, program perjodohan warga Blitar yang langsung disambut antusias. Dalam satu malam, tercatat 500 pendaftar.
Baca Juga : Dewan Minta Pemkot Malang Perketat Pengawasan Pengelolaan Limbah di Penyedia Layanan Kesehatan
"Bagi yang belum berjodoh, silakan ikut. Setelah menikah, pengantinnya akan diantar pakai mobil wali kota, Alphard ada dua standby," kelakarnya yang disambut tawa hadirin.
Tak berhenti di situ, ada pula program Bulan Madu Gratis hasil kerja sama dengan hotel-hotel di Blitar, serta layanan Sakit Dijemput, Sehat Diantar, pelayanan ambulans gratis bagi warga yang membutuhkan. Program lainnya meliputi Bimbingan Belajar Masuk Perguruan Tinggi bagi keluarga kurang mampu, Mobil Jenazah Gratis, Gerakan Minggu Sehat lewat Car Free Day, hingga pembentukan Blitar Trade Center untuk menggerakkan ekonomi lokal.
Mas Ibin menegaskan komitmen Blitar menjadi kota yang bersih dan cerdas melalui pengembangan konsep Smart City dan penataan kawasan wisata serta persampahan. "Kita ingin seluruh layanan Kota Blitar berbasis integrasi digital, termasuk e-government dan e-money," katanya.
Dalam nafas panjang pembangunan ini, Mas Ibin berkali-kali menekankan pentingnya tidak melupakan sejarah. “Kata Bung Karno: Jas Merah, jangan lupakan sejarah. Karena dari sejarahlah kita melangkah ke masa depan," tandasnya.
Pesta Rakyat berakhir meriah, tetapi spiritnya baru saja dimulai. Seperti kata Romi Soekarno di panggung: "Blitar bukan kota biasa. Ini tanah yang melahirkan semangat bangsa." Lewat program-program baru dan semangat kolaborasi, Kota Blitar kini bersiap menulis sejarah baru, lebih maju, lebih modern, dan lebih bermartabat.