JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dan Pemkab Aceh Tengah terus memperkuat sinergitas serta jalinan kerja sama di berbagai bidang, utamanya mengenai pengelolaan dan penuntasan permasalahan sampah agar dapat terselesaikan secara menyeluruh.
Sinergitas dan jalinan kerja sama yang terus diperkuat itu ditandai dengan hadirnya Bupati Aceh Tengah Haili Yoga beserta jajaran kepala perangkat daerah Pemkab Aceh Tengah di Peringgitan Pendapa Agung Kabupaten Malang. Rombongan Aceh Tengah disambut baik oleh Bupati Malang HM. Sanusi beserta jajaran kepala perangkat daerah Pemkab Malang.
Baca Juga : Bikin Pelanggan Nyaman, KAI Daop 9 Terapkan Ekosistem Transportasi Ramah Lingkungan
Bupati Sanusi menyampaikan terima kasih atas dipilihnya Kabupaten Malang sebagai lokasi kunjungan kerja dan studi tiru terkait penuntasan permasalahan di berbagai bidang, utamanya mengenai permasalahan sampah.
Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Malang itu mengatakan, bahwa Pemkab Malang terus berupaya melakukan berbagai perbaikan serta inovasi dalam pengelolaan sampah. Selain dapat memberikan manfaat untuk masyarakat Kabupaten Malang juga dapat digunakan sebagai percontohan oleh daerah-daerah lain di Indonesia.
"Seperti TPA Talangagung yang sudah diadopsi 150 kota/kabupaten, karena pengelolaan sampahnya tidak bau dan bisa menghasilkan gas metan yang dimanfaatkan warga 300 kepala keluarga di Desa Talangagung, sehingga sudah tidak pakai gas elpiji," ujar Sanusi di hadapan rombongan bupati Aceh Tengah beserta jajaran.
Selain itu, pihaknya mengaku baru saja di wilayah Kabupaten Malang, tepatnya di markas Divisi Infanteri 2 Kostrad yang berada di Kecamatan Singosari, diluncurkan sebuah alat pembakar sampah atau incenerator bernama Wisanggeni. Hasil pengolahan sampah melalui incenerator tersebut menghasilkan residu yang dapat dijadikan pupuk organik dan pupuk organik cair. Selain itu, abu dari hasil pembakaran dapat digunakan untuk campuran pembuatan paving blok yang membuat paving blok lebih kuat.
"Itu sebagai solusi agar sampah tidak sampai menumpuk. Tidak ada polusi udara karena asap pembakarannya direndam di air. Jadi, asapnya masuk di dalam kolam dan direndam, sehingga tidak ada polusi udaranya," beber Sanusi.
Untuk alat pembakar sampah atau incenerator tersebut saat ini sedang diuji coba di Markas Divisi Infanteri 2 Kostrad. Ketika hasil uji coba mengatakan layak, maka dirinya akan memesan alat incenerator Wisanggeni untuk ditempatkan di Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Randuagung Singosari. Setelah itu semua berhasil, Sanusi berencana akan melakukan pengembangan dan replikasi incenerator di masing-masing kecamatan di tahun 2026 dengan nilai masing-masing Rp 40 juta.
Sementara itu, Bupati Aceh Tengah Haili Yoga merespons positif berbagai terobosan Pemkab Malang dalam mengelola dan menuntaskan permasalahan sampah di Kabupaten Malang. Menurut Haili, Kabupaten Malang sangat bagus dalam mengelola sampah serta melakukan berbagai terobosan di sektor pertanian. Menurut dia, kondisi ini memiliki kesamaan dengan Aceh Tengah.
Baca Juga : BPJS Ketenagakerjaan Beber Pentingnya Manfaat JKK bagi Peserta dan Perusahaan
"Saya mendengar dari Pak Bupati Malang bahwa penghasilan per hektarenya hampir 50 ton untuk kentang. Jadi, setahun menghasilkan 100 ton. Kemudian, tata kelola pemerintahannya dari pendapatan dan SAKIP, serta menghadapi aset dengan BPK juga bagus. Di sini tercermin bahwa Pemkab Malang ini sudah bisa disebut pelayan, karena bupati dan jajaran sudah kolaborasi untuk melayani masyarakat. Itu sebuah prestasi, karena tidak semua Kabupaten dapat melaksanakan hal seperti itu," ujar Haili.
Selain itu, pihaknya mengaku akan mereplikasi beberapa hal teknis dalam pelaksanaan birokrasi di Pemkab Aceh Tengah dari berbagai terobosan yang telah dilakukan oleh Pemkab Malang. Khususnya mengenai pengelolaan sampah di Kabupaten Malang yang setiap harinya harus menangani sampah 1.200 ton lebih.
"Tata kelola sampah di masing-masing desa di Kabupaten Malang sudah ada pengelolaan sampah dan pengolahan sampah, mulai dari individu dalam pemilahan sampah sampai pengolahan sampah, sehingga desanya sudah ada pendapatan asli daerah desanya. Ini luar biasa, dari sampah sudah dapat PAD, sementara di kita masih membuang, belum pengelompokan dan pengolahan sampah. Ada satu dua desa yang sudah mulai tapi belum maksimal. Bahkan di Kabupaten Malang juga sudah kerja sama dengan PT Semen Indonesia," jelas Haili.
Lebih lanjut, Haili juga merespons positif terkait dengan pengelolaan pendapatan asli daerah, penanganan kemiskinan dan penurunan stunting yang sudah mencapai 6,2 persen di bawah angka nasional sebesar 13 persen. Sedangkan angka stunting di Aceh Tengah masih 20 persen. "Itu keren dan bagus sekali di masa jabatan Pak Bupati Sanusi," tandas Haili.